Belanja Bulanan

4.1K 586 62
                                    

"Piii... beli rotinya jangan banyak-banyak... nanti kadaluwarsa, gak kemakan," Suga memperingati sang Papi yang mengambil banyak roti tawar untuk dibeli.

"Gandum buat pagi, pandan buat bekel ke klinik, coklat buat ngemil sore, yang ini buat malem..." jelas Papi Kyunghoon panjang lebar "sekalian beli selainya, Gi."

Suga menghela nafasnya, pergi belanja untuk stok makanan bersama sang Papi pasti selalu seperti ini. Membeli banyak roti, cemilan, susu, buah, serta makanan kaleng seperti tuna, sarden dan beberapa bumbu racik.

Dari isi trolinya saja dapat dipastikan ini adalah bahan makanan yang penghuni rumahnya hanya ada seorang duda dan anak bujangnya.

"Piii... jangan beli ciki mulu astagaa..." larang Suga saat melihat sang Papi sudah memasukan banyak ciki ke dalam troli belanjaan mereka "kalo Mami sampe tau, bisa abis Papi dimarahin Mami."

Papi yang sedang memilih salah satu merk ciki dengan rasa berbeda, langsung menoleh kepada Suga, "Gak Papa, kali aja Mami datengin Papi. Papi kangen banget...."

Suga menghela nafasnya, selalu seperti ini jawaban yang Papinya berikan.

"Mami jadinya sedih," kata Suga "Mami pengin marahin Papi, tapi Mami gak bisa datengin Papi... kan kasian Maminya...."

Papi Kyunghoon langsung menoleh kepada anak semata wayangnya itu. Ini pertama kalinya Suga menjawab alasan yang sudah sering ia lontarkan.

Suasana diantara keduanya tiba-tiba saja menjadi hening, "Kasian Mami... disana pengim bisa bikinin kita camilan lagi... kasian Mami ngerasa bersalah karena Mami pergi, pola makan kita jadi sembarangan...."

💩

"Seokjin bulan depan mau lamaran?" tanya Papi Kyunghoon, kini keduanya sudah berada di sebuah restoran cepat saji untuk makan siang.

"Iya... makanya Nenek belum pulang ke Kampung... capek katanya bulak-balik mulu," jawab Suga disela-sela makannya.

"Kamu kapan?" Tanya Papi tiba-tiba "masa nanti yang lain udah gendong cucu, papi ngga...."

"Ya Papi gendong itu si Tata, Dino, sama Ari..." jawab Suga menyebutkan tiga cucu adopsi Papinya yang hanya bergerak jika batu-batrenya masih bagus.

Mata Papi langsung membulat saat mendengar Suga mengabsen semua cucu adopsinya, "Gi... nanti pulang ingetin Papi buat beli batu batre..." pinta Papi Kyunghoon "kasian Dino, suaranya sember...."

Suga hanya mengangguk saja, setiap pagi suara Dinosaurus mainan, Unta mainan, serta Harimau mainan itu selalu jadi pembuka hari saat mereka sedang sarapan. Belum lagi anjing mainan yang jadi adik Suga, setiap pagi hanya geleng-geleng kepalanya saja.

"Oh ya, Gi. Papi rencananya mau minta bikinin baju buat Tata, Dino sama Ari ke Jennie... Jingjing mau sekalian dibuatin ga?"

"Astaga..." gumam Suga, lama-lama ia merasa takut juga jika Papinya mengalami gangguan jiwa hanya karena keinginannya untuk memiliki cucu belum juga tercapai.

"Terus Papi rencananya mau bikinin Ari baju yang mengkilap, biar jadi Ari si Harimau anak malam...."

Suga menghela nafasnya, ia jadi merasa sangat bersalah kepada sang Papi. Tapi, masa iya ia nikahin anak orang hanya karena papinya pengin punya cucu.

Mana tahun depan nikah harus ikut pelatihan buat dapet sertifikasi lulus kawin dulu lagi.

💩

"Nek... atuh lah... udah kali, kenapa gak sekalian beli mallnya aja sih?" keluh Mingyu karena sudah pegal mengikuti nenek yang pergi berbelanja kesana kemari.

"Nenek belum beliin buat Jisung sama Rohee," alasan nenek "masa Nenek cuma beliim buat cucu-cucu aja, cicitnya ngga."

Mingyu menghela nafasnya, neneknya ini memang benar-benar titisan Ultarman. Bagaimana tidak, dari mall ini buka, hingga sekarang menjelang sore, nenek masih tetap kuat untuk berbelanja. Nenek hanya istirahat untuk makan siang dan sholat wajib saja.

Ingin rasanya Mingyu ngeluh, tapi mengingat bagaimana bar-barnya sang nenek jika sudah marah. Semua keluhan itu kembali Mingyu telan saja.

Nenek memang sedang menginap di rumah keluarga Jaejoong, sebelum minggu depan beralih ke apartemen Jin, atau rumah baru Jiwon, lalu ke keluarga Kyunghoon, dan terakhir menginap di keluarga Heechul saat mendekati acara pernikahan Bobby.

Jadwan bulan desember nati memang padat, nenek harus menghadiri acara lamaran Seokjin, lalu nikahan Bobby.  Makanya nenek tidak ada rencana pulang ke kampung, karena lelah bulak-balik.

"Agyu... nenek mau beli kursi pijet yang ini..." mata Mingyu langsung membulat saat melihat harga kursi pijat tersebut.

Tbc

COUSIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang