Min Sugar

3.7K 554 26
                                    

"Maaf... gara-gara aku, tiket pesawatnya jadi hangus gak kepake..." gumam Wendy merasa tidak enak kepada Suga.

"Aku minta ganti rugi," tolak Suga "harusnya sekarang kita ada Hongkong."

Wendy merengut sebal, mulut kekasihnya itu terlalu jujur. "Iya... nanti aku transfer ke ATM kamu."

Suga yang tadinya fokus pada ponsel langsung terkekeh saat mendengar perkataan Wendy, "Yang bilang aku minta ganti rugi pake uang siapa?" tanya Suga. "Aku cuma bilang minta ganti rugi."

"Yaa... maksud kamu gati rugi tiket pesawat, akomodasi dan yang lain-lain, kan?" tanya Wendy "nanti kalo aku dapet gaji. Aku ganti."

"Gaji kamu kan, aku yang bayar. Ya itumah uang aku aja balik ke aku..."

"Terserah!" sewot Wendy kesal, memalingkan wajahnya menatap pada jendela rumah sakit yang sengaja Suga buka.

"Udah tidur, mana ada pasien rumah sakit jam segini belum tidur..." titah Suga sembari beranjak dari kursi.

"Mau liat petasan dulu..." gumam Wendy yang masih belum memalingkan wajahnya pada jendela rumah sakit.

Malam ini Suga memang meminta izin kepada kedua orangtua Wendy untuk menjaga Wendy di rumah sakit.

Seharusnya Wendy dan Suga berada di Hongkong saat malam pergantian tahun. Suga sudah memesan semuanya. Tiket pesawat, dua kamar hotel serta paket tour wisata selama mereka berada di Hongkong. Suga juga sudah menyiapkan sebuah makan malam di malam tahun baru. Suga suatu memiliki sebuah rencana.

"Kalo aku gak jatoh dari tangga. Mungkin sekarang kita lagi liat kembang api..." gumam Wendy, bibirnya merengut sebal, tetapi tatapan matanya terlihat sendu. Membuat Suga yang sudah berdiri memilih untuk kembali duduk dan menggenggam tangan Wendy.

"Makanya lain kali hati-hati," kata Suga mengingatkan. "Studio kamu aku pindahin aja deh ke lantai satu."

Suga itu terlampau jujur, jika Wendy salah Suga akan berkata salah. Tak peduli jika kekasihnya itu akan merasa tidak enak.

"Sekarang kamu tahu kan, terlalu terburu-buru itu gak baik..." Suga kembali berbicara, tangan kanannya masih menggenggam tangan Wendy yang tidak patah. "Kita gak jadi liburan, uang hangus begitu saja. Tapi yang lebih menyakitkan, kamu jadi terluka."

💩

Mata Suga melirik sebentar kepada jam dinding. Pukul 12 kurang 10 menit.

Letak rumah sakit yang dekat dengan alun-alun, membut Suga dan Wendy dapat melihat beberapa petasan yang sudah menyala sedari tadi.

Suga menghela nafasnya. Tangan kirinya yang bebas, mengambil sebuah kotak di saku sweaternya. Menggenggam erat kotak merah ditangan kirinya dengan kencang.

Sekencang degupan jantungnya.

Suasana ruangan VIP yang temaram dan hanya disinari oleh lampu tidur membuat kesan romantis karena riuh petasan terlihat indah dari jendela lantai 5 itu. Wendy masih menatap ke arah jendela, menanti kembang api, dan jangan lupakan tangan kanan Suga yang menggenggam tangannya.

Mata suga melirik lagi ke jam dinding, sebentar lagi waktunya pergantian tahun.

"Bae..." panggil Suga pelan. Tetapi, karenakan di ruangan tersebut hanya ada mereka berdua, Wendy masih dapat mendengarnya dengan jelas.

"Hm..." jawab Wendy tanpa menoleh kepada Suga.

"Aku boleh tanya sesuatu sama kamu?"

"Apa?"

"Dilamar di bawah langit penuh firework apa masih jadi satu hal yang paling romantis di hidup kamu?" Wendy langsung menoleh saat mendengar pertanyaan Suga.

"Aku udah booking tempat di restoran terbuka buat malam ini... melihat langit bertabur cahaya dari firework bersama kamu... mmm mungkin juga memenuhi satu hal yang menurut kamu adalah hal yang paling romantis itu," jelas Suga panjang lebar, lelaki dingin itu sedang berusaha mengatur degup jantungnya yang tidak karuan.

Wendy langsung membulatkan matanya, saat sebuah kotak beludru berwarna merah Suga ulurkan ke depannya.

"Aku bukan laki-laki yang romantis, yang selalu berkata manis. Aku bahkan jauh lebih sering berkata pedas yang menyakitkan..." Suga bergumam, kepalanya menunduk tak berani menatap mata Wendy.

Mata bulat Wendy kini semakin menyendu, berbarengan dengan senyuman yang terbit di bibirnya.

Min Yoongi yang anti akan hal-hal berbau romantis, kini sedang berusaha menjadi manis.

"2020 nanti..." kata Suga sembari menegakkan kepalanya, mata tajamnya menatap mata Wendy "... ayok kita daftar ke KUA." Suga membuka kotak beludru merah tersebut. Dimana sebuah kalung dengan liontin berbentuk notasi musik berada.

Wendy terkekeh saat mendengar perkataan Suga. "Ayok kita daftar setelah aku keluar dari rumah sakit..." jawab Wendy disela kekehannya. Tetapi air matanya sudah mengalir dari kedua matanya.

Suga segera berdiri dari posisi duduknya, mengusap kedua belah pipi Wendy menghapus air mata, lalu memakaikan kalung tersebut kepada Wendy. Dan setelah itu, Suga langsung memeluk tubuh Wendy dengan hati-hati, takut melukai cedera di tubuh Wendy.

"Terimakasih..." bisik Suga tepat di depan wajah Wendy, dan Mencium kening Wendy.

Sedangkan Wendy hanya bisa terdiam saja. Ingin membalas pelukan Suga, tetapi tangannya sedang di gips. Sedangkan tangan yang satunya sudang menggenggam erat sweater Suga.

"Resolusi di tahun 2020. Ayok kita bikin orang-orang teriak SAH saat aku ngucapin ijab kabul..." kata Suga dengan dahinya yang menempel pada pada dahi Wendy, dan anggukan kepala oleh Wendy adalah jawaban dari segalanya.

Min Yoongi, si manusia dengan tingkat kemageran di atas rata-rata, dengan mulut pedas setiap kali berbicara. Tak banyak orang yang mampu bertahan dengan karakternya itu, apalagi wanita.

Dan hanya Wendy, yang bisa bertahan dengan Suga. Dengan karakternya yang dingin. Karena bagi Wendy Suga memiliki sisi manis yang memang belum nampak.

Itulah sebabnya nama studio ia adalah Suga. Belum manis menjadi gula, karena kurang huruf R.

TBC

🥳SELAMAT TAHUN BARU🥳

COUSIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang