< tiga >

33 8 0
                                    

Sudah lewat satu bulan meja di kelas itu dipenuhi sticky note yang ternempel dengan berbagai kata kata serta foto.

"Anak anak minggu depan kalian akan ujian tengah semester satu. Tapi sayang sekali satu teman kita tidak bisa ikut ujian bersama untuk saat ini," kata Bu Eunbi sebagai wali kelas 11-1 itu. "Semoga ia segera pulih dan kembali bersama kita di kelas ini"

Lalu serentak semua murid menoleh memandangi meja di bagian tengah mereka, kecuali mereka ber-lima yang sama sekali tidak menoleh kan kepalanya.






🎯🎯







Wanita paruh baya itu tetap setia menunggu sambil menggengam tangan anaknya yang tak berdaya diruang VIP disebuah rumahsakit ternama, sebelumnya ditindak diruang ICU karna begitu parah nya. Dengan alat-alat medis yang terpasang seperti alat yg membantu nya bernafas dan beberapa dipasang di badan nya serta kepala nya yang dibalut beberapa lapis perban.

Sudah lelah ia mengeluarkan banyak airmata karna kejadian yang menimpa anaknya ini. Entah siapa yang sengaja melakukan nya pada anak satu satunya ini, sampai polisi ikut turun tangan menyelesaikan masalah yang terjadi disekolah itu.

Meski terus dihujani rasa takut karna dokter mengatakan “kemungkinan kecil untuk pasein kembali sadar setelah ia mengalami itu, kecuali dapat mukjizat dari Tuhan yang maha kuasa”. Tapi keluarga kecil ini tetap berusaha menghadapi apapun yang terjadi kedepan nya.

Dan salahsatu detektif yang menangani kasus tersebut merasakan ada kejanggalan setelah mengintropeksi murid dikelas 11-1 dan yang paling menyita banyak kecurigaan adalah











Lee Eunsang.





🎯🎯








"Anak Ibu yang ganteengg kamu pasti kuat kan, hm? Demi Ibu" monolog sang Ibu didepan anaknya sambil mengelus pipi nya. "Minkyu.. Kesayangan Ibu"

Lalu ia menangis lagi melihat anak semata wayang nya harus berada disini.

"Say— kenapa kamu nangis lagi? Kita kan udah berjanji untuk gak nangis lagi" ucap sang Papa, Ibu menggeleng.

"Cuma sedih aja, hatiku sakit rasanya liat Minkyu disini"









"Tapi mas, kemarin Minkyu mengeluarkan airmata" ujar Ibu

"Terus? Kamu lapor dokter?"

"Kata dokter itu respon alami yang biasa aja, tapi itu udah bagus untuk perkembangan dia sadar" 








🎯🎯








"Gimana kalo Minkyu sadar? Gimana kalo dia ngaku semua—"

"Lo gak boleh ngomong gitu! Ini bukan salah kita, kita gatau siapa yang bikin dia begitu"

"Gak mungkin, kita ada bareng bareng saat itu!"

"DIEM LO SEMUA. Minkyu gak akan pernah sadar,"

"Paling engga sampe semester 2 nanti, biar nanti gue—"

"Stop mikirin diri lo sendiri! Lo bukan apa apa tanpa Minkyu sebenernya"

"Maksud lo apa??!"

"GUE BILANG DIEM YA DIEM. Kalian malah ribut kayak orang bego tau gak?! Bertingkah biasa aja"

Disaat mereka sedang ricuh, ada satu orang yang sama sekali tidak tertarik membahas Minkyu. Sepertinya dia paling merasa terpukul, bukan acuh.







🎯🎯






Minkyu!
Cepet balik sekolah lagi ya!

Minkyu.. Kita semua berdoa yang terbaik buat lo!

Yang kuatt Minkyu!


Kita semua sayang sama lo!

Gaada lagi yang bisa ajarin mtk gue lagi:(( cepet sembuh ganteng❤

Cepet bangunn! Nanti kita makan bareng lagiii

Kalo lo sembuh gua janji bakal traktir lo apa aja Kyu!!

Kangeenn paraah sama omelan lu kalo gua telat:''(

Jangan lama lama di rumahsakit ya Kyu

Minkyu we love you!

Maaf Kyu, maafin gue.






















Kira kira begitu isi sticky note yang memenuhi meja Kim Minkyu.

In The Moment -Minju, MinkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang