Setelah beberapa hari tidak menemukan petunjuk tentang kondisi Amanda, Angga sedikit merasa lelah untuk mencari tau. Hari ini sepulang sekolah ia langsung pulang kerumah tanpa niat untuk bepergian kemanapun.
Setiba dirumah Angga berjalan masuk tanpa memperdulikan keberadaan Ibu, Ayah dan juga kakeknya yang sedang duduk santai diruang tengah.
"Tumben kamu pulang cepat hari ini, gak seperti biasanya"celetuk Rohim-kakek Angga.
"Ya sesekali rindu juga pulang cepat kerumah, dan berharap bertemu dengan keluarga yang berbeda dan lebih hangat."
"Tapi kelihatannya mustahil, keluarga yang penuh kepalsuan dan hanya mengejar harta tak akan pernah harmonis"balas Angga dengan wajah kecewa.
"Kenapa kamu berfikir begitu, bukankah keluarga ini sempurna?"
"Kau hidup enak dan layak, orang tua yang lengkap. Apakah itu masih kurang?"Tutur Rohim yang terdengar logis.
"Anda fikir semudah itu mendefenisikan bahagia?"
"Buat apa hidup layak dan bergelimang harta kayak sekarang, tapi tidak ada kehangatan dalam keluarga!"
"Semuannya dingin kayak batu yang gak punya hati! Terkadang rasanya lebih baik hidup miskin tapi memiliki keluarga yang saling mencintai dari pada hidup kaya dengan orang-orang gila harta seperti kalian!!"saut Angga meluapkan emosinya.
"Apa yang kamu bicarakan Angga?! Apa kamu tidak bisa bicara dengan sopan" tegur Wahyu geram melihat sifat putra tunggalnya ini.
"Nak, tenangkan dirimu. Kamu salah paham yang kamu bilang semuanya gak benar. Kami semua menyayangi kamu-"
"Sayang? Jadi yang kayak gini kalian bilang sayang?"
"Gak pernah punya waktu buat gue, selalu sibuk dengan bisnis kalian dan selalu memanfaatkan gue saat perusahaan kalian terjebak dalam masalah. Dan bahkan pernah mencoba menukar gue dengan saham, apa itu yang kalian anggap kasih sayang!?"
"Jaga bicaramu Angga!" bentak Wahyu kesal.
"Gue ngomong kenyataannya kok, memang rumah ini tak punya kehangatan sebuah keluarga!"
"Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing. Semuanya gila harta!!" ucap Angga dengan suara yang meninggi.
"Sudah cukup! Hentikan pertengkaran kalian! Ini sungguh gak berguna!" saut Rohim bosan mendengar pertengkaran keduanya.
"Yaudah! Gue juga capek ribut terus kayak gini" jawab Angga sambil berjalan menuju kamarnya.
"Anak itu masih saja keras kepala! Capek ngadepin dia" upat Wahyu.
"Sudah Pa, jangan difikirkan nanti Papa sakit" ucap Rizka menenangkan Wahyu yang amarahnya sudah memuncak.
Angga tiba di kamarnya, meletakan tas yang ia kenakan lalu menghempaskan diri ke ranjang empun dan besar miliknya. Angga mengusap kasar wajahnya lalu meraih ponselnyaa dan membuka grup chat miliknya.
AhmadAnggara"Kumpul di tempat biasa sekarang!"
Al_RezaW "Kenapa Bro?"
AhmadAnggara"Bosen gue dirumah!"
Beny_satria"Tapi traktir ya? Belum makan nih gue -_-"
Al_RezaW"Yaelah Ben, makan mulu fikiran lo!"
Beny_satria"Munafik lo Al, lo juga ngarep ditraktir kan?"
AhmadAnggara"Gue yang traktir"
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOBIA(Comeback)-TAMAT
Подростковая литература"Percaya atau tidak gue PHOBIA cowok. Ya itu terdengar aneh memang tapi itulah yang gue alami, harus menjaga jarak dengan semua cowok termasuk abang gue dan harus menerima semua pandangan aneh dari semua orang disekitar gue. Tapi gak papa gue udah t...