Jam masih menunjukan pukul 06.00, tapi Amanda sudah rapi dengan seragam sekolah yang sudah terpasang rapi di tubuhnya. Amanda memandang pantulannya disebuah cermin di kamarnya sambil tersenyum, namun ia kembali menurunkan senyumannya sambil mengatur ulang tata rambutnya.
“Gini aja kali ya?’ monolog Amanda.
“Hm kayaknya gak deh, em.. kalau kayak gini?” gumam Amanda kembali mengubah tata rambutnya.
“Gak! Ini bukan gue banget! Di giniin aja deh” Amanda kembali mengubah tata rambutnya
“Arrgh! Kok jadi ribet gini! Udah ah! Kayak biasa aja deh” ucap Amanda pasrah.
Setelah selesai, Amanda menyandang tasnya. Melangkah menuju ruang makan rumahnya, setelah tiba disana Amanda langsung duduk disana. Dari kejauhan Aldi berlari mendekati Amanda dan bersiul iseng.“Wah tumben cantik banget hari ini? Gak kayak biasanya, kucel” ledek Aldi.
“Baru sadar Bang? Lo harusnya bersyukur punya adek cantik kayak gue”
“Cantik? Preet! Kalau dibandingin ama Bi Ijah tetangga sebelah masih cantikkan dia kali” timpal Aldi lagi.“Punya abang kok nyebelin banget sih! Boleh tuker tambah abang gak sih” keluh Amanda.
“Wah! Parah lo, harusnya lo bersyukur punya abang kayak gue bukannya minta tuker.”
“Kalian ini pagi-pagi udah ribut aja, ada apa?” saut Dewi sambil membawa sebuah nampan di tangannya.
“Ini nih Bun, Abang pagi-pagi udah ngajak ribut aja”
“Eh kok gue? Lo duluan kali Man”
“Mana bisa gitu kan lo yang duluan!”
“Lo!”
“Lo!”
“Pokoknya lo!”
“Arrgh lo, lo! Lo!”
Dewi menggeleng tak percaya, kedua anaknya sudah bertengkar disaat sepagi ini. Disaat bersamaan pintu rumah ini terdengar di ketuk, Dewi bergegas membuka pintu dan mengizinkan tamunya untuk masuk.
Di ruang makan, Amanda dan Aldi masih bertengkar. Tak lama mereka mendengar pintu tertutup.
“Siapa Bun?” tanya Amanda tanpa menoleh kearah Dewi.
“Ini, temen kamu” balas Dewi sambil berjalan mendekati meja makan.
“Temen aku siapa-“ ucapan Amanda terpotong saat ia menoleh kearah Dewi dan menatap sosok di sebelah Bundanya.
Amanda membeku di tempatnya, ia sangat terkejut melihat Angga yang berdiri di hadapannya.
“Ah ternyata lo! Pasti mau jemput Amanda kan?” ucap Aldi.
Angga hanya tersenyum sambil mengaruk tengkuknya.
“Silahkan duduk nak, siapa namamu? Tante lupa”tanya Dewi.
“Angga tante”jawab Angga yang telah duduk di depan Amanda.
“Yuk sarapan dulu, tante baru aja masak” tawar Dewi lagi.
“Eh gak usah tante, saya Cuma mau jemput Amanda”
“Ayolah bro, sekalian aja. Masih pagi juga, gak bakal telat Cuma karena sarapan dirumah gue” bujuk Aldi.
“Iya, sesekali sarapan bareng dirumah tante. Mau ya?” tawar Dewi untuk yang kesekian kalinya.
“Eh yaudah tante”balas Angga seadanya.
Selama makan, Angga terus menatap lekat Amanda. Sedangkan Amanda terus menunduk tak berani menatap cowok yang ada dihadapannya.
“Kalian temen sekelas ya?”tanya Dewi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOBIA(Comeback)-TAMAT
Jugendliteratur"Percaya atau tidak gue PHOBIA cowok. Ya itu terdengar aneh memang tapi itulah yang gue alami, harus menjaga jarak dengan semua cowok termasuk abang gue dan harus menerima semua pandangan aneh dari semua orang disekitar gue. Tapi gak papa gue udah t...