Hari ini Angga datang ke kafe yang terletak di depan klinik psikolog waktu itu. Ia benar-benar penasaran pada Amanda, beberapa minggu yang lalu Angga juga kemari namun Amanda tidak datang sehingga dia tidak mendapatkan petunjuk apapun. Hari ini ia sengaja datang siang untuk memastikannya, ia akan mencari taunya sekarang.
Angga duduk dan segera memesan secangkir Cappuchino dan hidangan pembuka. Ia duduk sambil memperhatikan klinik didepannya, memastikan ia tidak lengah sedikitpun. Agar ia tau apa tujuan gadis itu kesini.
“Pokoknya kali ini gue harus cari tau! “
“Dan harus tau alasan dia datang kesini” batin Angga sambil menyeruput Cappochino hangat miliknya.
***
Di tempat berbeda, Amanda berdiri menunggu Taxi di persimpangan jalan dekat rumahnya. Hampir tak ada waktu lagi untuk menunggu angkutan umum, belum lagi angkot yang kadang mengantar penumpangnya dulu dan memutar yanga akan menghabiskan banyak waktu. Amanda menghentikan sebuah Taxi dan masuk kedalamnya, setelah pintu tertutup rapat Taxi itu pun bergerak menuju alamat yang Amanda sebutkan sebelumnya.
“Semoga Dokter Habiba ada hari ini” batin Amanda sambil terus melihat jam tangannya, berharap ia tidak terlambat kali ini.
15 menit berlalu akhirnya Taxi yang Amanda tumpangi berhenti tepat didepan klinik psikolog yang ia tuju. Amanda membayar ongkos Taxi kemudian turun dari sana. Disisi lain Angga yang menyadari ada seseorang yang datang mulai memperhatikan dengan seksama, matanya kini tertuju pada seorang gadis yang terlihat baru saja turun dari sebuah Taxi.
Angga menyipitkan matanya, memcoba melihat dengan teliti siapa yang datang. Dari tempatnya Angga tidak dapat melihat dengan jelas, namun ia yakin itu adalah Amanda. Orang yang ia tunggu sedari tadi.
“Akhirnya lo datang” gumam Angga.
“Tunggu. Gue harus tunggu disini sampai dia keluar lagi, baru tanyai dia”
“Gue harus cari waktu yang tepat” fikir Angga sambil kembali menyeruput Cappuchino miliknya.
Amanda melangkah masuk kedalam klinik dan segera menuju ruang pemeriksaan, disana dokter Habibah sudah duduk tenang ditempatnya sambil menunggu pasien yang akan ia tangani. Amanda duduk didepan dokter habibah dengan perasaan canggung.
“Hy, kamu datang hari ini” ujar Dokter Habibah sambil menulis beberapa hal dalam jurnalnya.
“Iya Dokter,saya mau terapi aja terus mau tau gimana phobia saya” balas Amanda.
“Oke baik lah kalau begitu, mari kita mulai terapinya” saut Dokter Habibah mengiyakan.
Setelah itu, terapi mulai dilakukan. Amanda mengikuti semua instruksi dari dokter Habibah, melakukan terapi ini untuk kesekian kalinya.
Setelah beberapa lama akhirnya terapi yang Amanda lakukan selesai. Ia tempali duduk ditempat semula dan mengobrol sedikit sebelum ia pergi. Amanda tanpa ragu memulai pertanyaanya namun disisi lain ia memang harus menanyakan hal ini.
“Eh Dok, bagaimana hasilnya? Bagaimana dengan Phobia saya?” tanya Amanda.
Dokter Habibah tampak mengecek catatanya, lalu kembali menatap Amanda.
“Amanda, apakah kamu sudah mengikuti saran dari saya kemarin?” tanya dokter Habibah.
“Iya dokter, saya sudah mulai melakukannya-“
“Apa yang kamu rasakan sekarang?” potong dokter.
“Sekarang? eh sekarang saya sudah sedikit terbiasa dengan kehadiran cowok, walaupun terkadang harus menahan kecemasan dan ketakukan saya-“
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOBIA(Comeback)-TAMAT
Teen Fiction"Percaya atau tidak gue PHOBIA cowok. Ya itu terdengar aneh memang tapi itulah yang gue alami, harus menjaga jarak dengan semua cowok termasuk abang gue dan harus menerima semua pandangan aneh dari semua orang disekitar gue. Tapi gak papa gue udah t...