Tantangan itu memberi hatiku penerang akan kehadiranmu yang sejak lama kunanti.
-SEGENGGAM HARAPAN-Hari ketiga masa orientasi sekolah, yang artinya itu hari terakhir penderitaan semua peserta didik baru termasuk Tania.
Gadis itu sepanjang perjalanan ke sekolah, terus berujar dalam hati agar nanti tidak ada lagi kesialan ataupun hal yang membuat dirinya malu lagi. Semoga saja.
Karena suasana langit sedang teduh, akhirnya kegiatan terakhir ini akan dilakukan di lapangan kembali. Seperti biasa para peserta didik baru diharuskan duduk secara perbarisan, dan mendengarkan tugas selanjutnya yang harus dilakukan.
Kali ini mungkin lebih sulit dari tugas hari-hari yang lalu, mereka diharuskan mendapatkan tanda tangan dari para OSIS, bukan hanya itu tapi setiap satu tanda tangan mereka akan diberikan tantangan dari si pemilik tanda tangan.
Tania dibuat gelagapan ketika mendapat tantangan dari Angga, lelaki itu menyuruh Tania memberikan gombalan kepadanya. Coba bayangkan itu, Tania tidak ahli sekali membuat kata-kata romantis. Sepertinya Angga sengaja memberikan tantangan itu.
"Ayo mana gombalannya? Tengok ke belakang banyak yang lain ngantri loh." Tania membalikan badan, dan benar saja antrian begitu panjang.
Gadis itu pun berbalik kesemula dan menelan salivahnya, kali ini Tania akan mendapatkan kesialan lainnya.
"Kakak tahu kenapa pelangi jarang muncul di langitnya?""Kenapa?" Angga menatap lekat Tania, yang membuat gadis itu bersemu merah tanpa dia sadari.
"Karena pelangi telah menetap di senyuman Kakak, yang membuat siapa saja jatuh hati bila melihatnya."
Setelah mengucapkan hal itu, keduanya saling diam. Tania masih syok atas apa yang ia lakukan tadi, sedangkan Angga sibuk mengendalikan gemuruh hatinya.
"Kak, tanda tangannya?" Tegur Tania yang membuat Angga tersadar. Lelaki itu lantas mencoretkan tanda tangannya di kertas yang diberikan Tania.
"Terimakasih, dan maaf." Gadis itu lantas berlari kecil ke arah senior lainnya. Tania mengatur nafasnya yang sendari tadi tertahan pada saat mengucapkan gombalan recehnya.
Tania rasa ia tak sanggup bertemu lagi dengan Angga, ia terlanjur malu di depan lelaki itu.
Berbeda dengan Angga, setelah dilontarkan kata-kata manis dari bibir Tania tadi membuat dirinya kurang fokus. Apakah lelaki itu terlalu bawa perasaan? Haha mungkin.
Namun, percayalah gombalan gadis polos tadi sangat berpengaruh sangat cepat bagi detak jantung Angga kali ini.
____•°•____
Kali ini di jam istirahat Tania mendatangi kantin, dengan harapan semua peserta didik yang di situ tidak ada yang mengingat kejadian kemarin.
Mie ayam serta es teh manis telah ada di tangan, namun gadis itu belum menemukan bangku kantin yang kosong. Apa ia harus makan di kursi dekat lapangan? Dan mengulang kejadian yang membuatnya malu lagi?
"Hey kau, sini gabung!" Merasa ada yang teriak, Tania menoleh ke sumber suara. Ternyata itu wanita tomboy yang kemarin mencerca habis-habisan para OSIS. Sepertinya dia memanggil Tania, pasalnya hanya dirinya yang belum mendapatkan tempat duduk untuk makan.
Lantas Tania menghampiri wanita tomboy yang tidak tahu siapa namanya, beserta satu temannya yang terlihat berpenampilan modis.
"Kamu manggil aku?" Tanya Tania."Iya, duduk saja. Oh ya, aku Cindy dan ini Lily. Nama kau siapa?" Tutur wanita tomboy yang ternyata bernama Cindy itu dengan cepat serata ada logat Medan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Segenggam Harapan(END)
Roman pour AdolescentsKetika kenyataan tak selara dengan harapan, cukup diam dan mengagumi menjadi langkah selanjutnya. Tidak ada kata menyerah untuk cinta yang tulus, karena dia menyimpan segenggam harapan yang begitu mempunyai arti. Takdir mungkin tidak akan berpihak...