Bisakah kupercepat waktu? Aku semakin tidak sabar untuk mengakui dirimu adalah milikku.
-SEGENGGAM HARAPAN-Di pergantian jam pelajaran kedua, seorang gadis dibuat kelimpunan. Semua karena jas labnya tidak terbawa, ini sudah keberapa kalinya gadis itu melakukan kesalahan semenjak awal mula bersekolah di sini. Keningnya berkeringat karena saking takutnya, terlebih guru biologinya tak segan-segan menghukum bagi siapa yang tidak memakai jas lab dan tidak mau mendegar alasan apapun. Habislah ia!
Cindy yang melihat tingkah gadis di depannya membuat ia melontarkan pertanyaan, "kau kenapa, Tania?" Gadis bernama Tania itu pun menoleh, seraya menggigit bibir bahwanya.
"Jas labku ketinggalan di panti," ungkapnya.
"Astaga, ada-ada aja. Cobalah kau pinjam di kelas 12 IPA, aku dengar mereka ada pelajaran biologi tadi."
"Nggak, ah. Takut aku kalo ke kelas senior." Nyali Tania langsung menciut ketika membayangkan jika dia bertemu para senior.
"Kau ini, orang sama-sama makan nasi takut. Yasudah, kalo gitu siap-siap dapat hukuman."
Tania terdiam, sababatnya itu benar buat apa takut? Toh dia hanya ingin meminjam jas lab saja.
"Oke deh, aku akan pinjam." Keputusan Tania langsung diancungi jempol oleh Cindy. Gadis itu berlari kelantai atas, tepat di sana berjejer kelas para senior. Ini semua di lakukan demi menghindari hukuman.Tepat di depan pintu kelas yang tadi di sebutkan Cindy, Tania bisa mendengar kebisingan yang sangat menganggu telingannya. Mungkin karena tidak ada guru yang mengajar. Gadis itu lantas berdiri di daun pintu, "permisi, Kak!" Sapa Tania lantang. Namun, tidak ada satu pun yang menyadari kehadirannya itu. Semua tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing, Tania harus ekstra sabar.
"Permisi, Kak!" Sapa Tania lagi, dan tidak ada jawaban. Gadis itu menghela nafas, lalu memundurkan langkahnya untuk kembali saja.
Akan tetapi ....
Brug
Kepalanya membentur dada bidang seseorang, sontak Tania mendongkakan wajahnya. "Kak Angga!" Mata gadis itu mengerjap beberapa kali, jantungnya seperti biasa bekerja lebih cepat.
"Ada apa kemari?" Tanyanya.
"Euhmm, itu mau minjam jas lab punyaku ketinggalan."
"Oh, tunggu ya ...." Angga berlalu ke dalam kelas yang berisik tadi, Tania mematung. Ternyata kelas ini merupakan kelas lelaki itu? Wajarlah jika Tania kaget, karena semenjak pertemuannya di kegitan MOS gadis itu tidak tahu lebih banyak tentang Angga.
Hanya menunggu beberapa detik saja lelaki itu keluar seraya menyodorkan jas labnya. Tania hampir dibuat tak berkutik karenanya.
"Kamu butuh jas lab kan? Ko malah diam?" Oh, tidak Tania melamun kembali di depan Angga. Setelah tersadar gadis itu tersenyum seraya meraih jas lab ditangan Angga, "makasih, ya Kak. Nanti aku kembalikan lagi.""Iya, santai itu mah. Yang penting kamu tidak terkena hukuman guru biologi kan?" Angga terkekeh begitupun Tania dengan gaya kikuknya.
"Yasaudah aku pergi dulu, sebelum kelas di mulai. Sekali lagi terimakasih." Tania lantas pergi tanpa mendengar sahutan Angga, ia tak kuasa bila trus dekat dengan lelaki itu. Apalagi jantungnya yang tidak bisa diajak kompromi.
____•°•____
Rapat OSIS telah dilaksanakan beberapa menit yang lalu, suasana sekolah pun sudah sangat sepi terlebih setangah jam yang lalu bel pulang membubarkan para murid. Kini tinggal lelaki bertubuh semapai itulah yang masih di gedung sekolah, ia masih di ribetkan oleh tugas makalah untuk acara event akhir bulan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Segenggam Harapan(END)
Novela JuvenilKetika kenyataan tak selara dengan harapan, cukup diam dan mengagumi menjadi langkah selanjutnya. Tidak ada kata menyerah untuk cinta yang tulus, karena dia menyimpan segenggam harapan yang begitu mempunyai arti. Takdir mungkin tidak akan berpihak...