Malam hari itu, aku seakan menjadi sosok yang begitu istimewah di hidupmu.
-SEGENGGAM HARAPAN-
Pantulan cermin menampakan jelas seorang gadis dengan senyumannya yang merekah indah. Dengan balutan dress krem beserta aksen permata di sekitar pinggang, gadis itu merasa yang ada kini bukan dirinya. Ya, Tania berubah penampilan seolah tuan putri malam ini. Bukan tanpa alasan dia merubahnya, karena tepat di malam penuh bintang ini Tania akan menghadiri pesta omnya, yaitu Andre. Dan yang pasti di sana akan ada Angga, lelaki pujaan hatinya.
"Adek, ayo berangkat." Suara khas Fikar terdengar dibarengi oleh ketukan pintu. Tania menoleh sekilas seraya meraih tas kecilnya.
"Ayo, Bang!" Gadis itu menampakan senyumannya ketika pintu dibuka. Fikar yang melihat penampilan adiknya itu sempat terbengong sekejap lalu menetralisirkan rautnya.
"Cantik banget, oh iya kan mau ketemu Angga ya kan?" Ujar Fikar dengan nada menggoda.
"Ish! So tahu. Ayo ah berangkat!" Tania berjalan terlebih dahulu, kemudian di ikuti Fikar dengan penampilan sama formalnya. Lelaki itu memakai jas abu-abu.
Memang acara pesta yang di adakan Andre kali ini hanya sekedar merayakan keuntungan besar yang di dapatkan perusahaannya, jadi pasti banyak para pria berjas di sana.
Tak sampai menghabiskan waktu banyak, mobil yang dikendarai oleh Fikar telah terparkir di area rumah Andre. Terlihat di sana segala aksen pesta telah terangkai dengan rapih, dan para tamu penting pun telah berdatangan.
Tania melangkah ke tempat pesta bersama Fikar, mata gadis itu sendari tak bisa diam melirik ke sana ke mari mencari objek yang menjadi alasannya datang ke pesta ini. Namun, sepertinya sosok itu belum nampak.
Kedua kaka beradik itu menyapa Andre dan Hilya terlebih dahulu, sang tuan rumah pun kini terlihat sangat serasi dengan wajah yang berseri-seri.
"Haduh, ini Tania kah? Astaga cantik sekali kamu, kaya ibunya ya Pap?" Puji Hilya yang begitu pangling melihat penampilan keponakannya itu.
"Iya, mirip kaya Siska. Fikar pun kalau pake jas gini mirip kaya Rival." Andre membetulkan ucapan istirinya itu.
Pipi Tania masih bersemu merah karena pujian mereka, sedangkan Fikar memutar bola matanya dengan malas. Sudah biasa baginya di puji-puji seperti ini oleh Andre. "Udahkan muji Fikarnya? Fikar permisi nih mau nyari makanan laper," ungkap Fikar dengan santainya.
"Haha, kamu ini makanan mulu yang di cari. Yasudah sana gih." Hilya terkekeh ringan begitupun Tania dan Andre.
"Tania, kamu nikmati saja ya pestanya. Jangan sungkan kalau di sini, oke?" Kata Hilya yang langsung diangguki oleh gadis itu.
____•°•____
Bolat mata Tania sendari tadi tak bisa lepas memandangi orang-orang yang ada di pesta itu, tapi sendari tadi juga ia belum menemukan sosok yang menjadi alasan dirinya tampil lebih cantik malam ini.Gadis itu menghela nafas seraya mengalihkan tatapannya ke arah rumah berlantai dua yang tak jauh dari rumah omnya itu. Ada harapan Tania malam ini ketika Angga datang di pesta ini, yaitu ia ingin mengobrol banyak, dan bercanda ria walau hanya beberapa jam saja. Namun, apakah harapan itu akan pupus?
"Adek." Suara itu mengintrupsikan Tania menoleh, ia tersenyum kecil melihat kehadiran abangnya. "Kamu gak ke depan? Ada Angga tuh."
Sontak saja senyuman itu melebar sempurna, "ada ka Angga?" Tanya lagi Tania.
"Iya. Cepat gih samperin."
Tania mengangguk dan segera berlalu dari sana. Gadis itu sangat menantikan kehadiran Angga sehingga ketika tepat beberapa langkah lagi dirinya dengan lelaki itu, Tania merasa gugup dan bingung harus berbicara apa dengan Angga.
![](https://img.wattpad.com/cover/197741176-288-k801523.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Segenggam Harapan(END)
Ficção AdolescenteKetika kenyataan tak selara dengan harapan, cukup diam dan mengagumi menjadi langkah selanjutnya. Tidak ada kata menyerah untuk cinta yang tulus, karena dia menyimpan segenggam harapan yang begitu mempunyai arti. Takdir mungkin tidak akan berpihak...