SIX

6.6K 401 37
                                    

Xander tersenyum. Di atas dancefloor sana-- di depannya, Hana meliuk liukan tubuh mengikuti dentuman irama keras, dan sesekali tertawa, tawa yang kesekian kalinya tidak bisa membuat Xander tertidur nyeyak. Tetapi, saat wanita itu di tarik oleh seorang lelaki kemudian berciuman tatapan Xander berubah setajam elang. Lalu adegan intim lainnya terus berlangsung, Xander mengerjab. Bukan, itu bukan Hana apalagi lelaki yang menciumnya juga bukan Xavier.

Xander meraih lagi gelas berkakinya dari atas meja bar kemudian dalam sekali teguk white wine itu tandas.

Sialan!. Pikirannya terus terpenuhi wajah Hana, senyumnya, gerak tubuhnya, cara bicaranya. Semuanya hanya tentang Hana.

Tanpa di sadari, gengamannya di gelas wine itu semakin kencang.

Dan juga tentang... tamparan dari wanita itu.

Xander akui tamparan wanita itu memang tidak menyakitkan, tidak membuatnya terluka apalagi berdarah hanya saja hatinya yang telah berdarah. Hana begitu membencinya. Meskipun Hana tidak mengigat bagaimana Xander mengecewakannya dulu, tetapi perasaan dari wanita itu tidak bisa disembunyikan bahwa dia memang kecewa padanya, sangat.

Andai waktu bisa berputar kembali. Xander akan meminta wanita itu untuk berada di sisinya, seperti dulu.

Tetapi,

Trak.

Gelas berkaki itu hancur dalam gengaman Xander. Darah kental melumurinya-- menetes jatuh ke lantai, membuat semua orang disekitarnya bergidig ngeri.

Xander tersenyum miris.

Kekecewaan Hana seperti gelas itu. Sudah hancur, Tidak bisa diperbaiki.
Perlahan pecahan gelas itu berjatuhan ke lantai, Xander membiarkan, lalu dia tersenyum tipis dan mulai mengambil gelas berisi white wine yang lain.

Sesuatu yang sudah hancur memang tidak bisa di perbaiki, tetapi... ditukar dengan yang baru. Begitupun kekecewaan Hana, meskipun rasa kecewanya sudah mendalam, tidak bisa termaafkan, Xander akan memulainya dari awal, seperti mengambil gelas wine yang baru.

Dengan cara, membuat Hana kembali jatuh.

Dalam pikiran kalutnya, Xander kembali meneguk white wine yang ke 5 hingga tak bersisa, menyeka bibirnya lalu menyimpannya lagi di meja setelah itu dia bangkit, melangkah keluar, tidak mempedulikan para wanita yang memberikan tatapan memuja-- mengoda yang dibalas Xander dengan ekspresi dingin. Lagipula dia tidak akan-- dan tidak pernah meniduri siapapun kecuali... Kim Hana seorang.

Ketika tiba di luar dering ponsel Xander berbunyi, lelaki itu mengeryit begitu melihat layar ponsel meskipun tangannya sudah mengusap tombol hijau.

"HEH! MATHEWSON BRENGSEK! KAU DIMANA? CEPAT KEMARI! LAURA SUDAH MELAHIRKAN! DIA MENUNGGUMU! KALAU KAU TIDAK SEGERA KEMARI AKU AKA...."

"Damn it! kalian ada dimana?" Xander mengeram dan Seruan decakan Daniel terdengar begitu Xander memotong ucapannya. Daniel menghela napas

"Dimansion Benncet family tentu s...." Sambungan terputus secara sepihak oleh Xander sebelum Daniel meneruskan ucapannya.

Xander mengusap wajah kasar, kepalanya pening, tidak! bukan karena dia mabuk, tetapi pikiranya masih terasa rumit, masih terpikirkan tentang wanita itu, Kim Hana.

Dengan langkah tergesa Xander memasuki mobil setelah memasukan ponsel ke saku celana, kemudian menyalakannya tak kalah cepat.

Bahkan Laura yang sudah melahirkan saja dia baru tau!.

_____________________

"Nyonya... ini obat anda" Hana berjengit kaget, mengelus dadanya lalu menutup pintu kamar mandi dan kemudian dengan cepat berbalik.

She is My WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang