FOURTEEN

4.7K 323 78
                                    

"Mommy! Samuel....?" Gabriel merengek dipelukan Xavier, bocah itu mengucek matanya lucu. Hana geleng geleng kepala sembari tertawa kecil begitupun Xavier yang sama sama berjalan berdampingan dengannya.

"Kita akan sarapan bersama Samuel" jawab Xavier lalu mengecup puncak kepala Gabriel. Gabriel tersenyum lebar. Bersorak ceria melupakan rasa kantuknya.

Hana ikut tersenyum sekaligus memaklumi putranya. Demi Tuhan Gabriel semakin tidak ingin berpisah dengan Samuel. Gabriel pernah mengatakan bahwa dia menganggap Samuel adalah adiknya. Bocah itu memang keras kepala. Harus mendapatkan apa yang dia mau. Saat Hana memperhatikan Gabriel tatapannya beralih ke Xavier. Xavier. Tidak ada yang bisa menandingi siapapun disini mengenai lelaki itu. Terlalu baik, lembut, perhatian dan rela menjadikan dunianya hanya untuk Hana, sedari dulu selalu seperti itu. Lalu mana mungkin dia menghianatinya?, atau meragukan semuanya yang Xavier bilang?. Tidak akan, Hana tidak akan jadi bodoh apalagi omong kosong Laura juga wanita aneh bernama Maria dini hari lalu.

"Kenapa kau memperhatikanku seperti itu, Mommy?" Xavier terkekeh geli saat tahu Hana diam diam memperhatikanya. Wajah Hana berubah merah, tapi tidak mengalihkan tatapannya di Xavier.

Xavier masih terkekeh geli, sebelah tangannya menunjuk bibirnya sendiri, sementara kedua alisnya menukik mengoda. Seolah itu belum membuat hanya semakin bingung kalimat tanpa suara yang menyerukan "Kau ingin dicium Mommy?" seketika membuat merah padam diwajah Hana semakin berkembang pesat.

"Xav!" pekik Hana tidak habis pikir. Bagaimana bila nanti Gabriel menyadarinya?, Xavier tidak tau malu. Xavier tertawa keras sebelum akhirnya mencubit ujung hidung mancung Hana.

"Sejak dulu sampai sekarang kau tidak terlihat seperti wanita yang memiliki dua putra" nada jahil Xavier lagi lagi keluar. Hana mendengus dan Xavier tertawa terpingkal pingkal.

Tawa Xavier dan wajah merengut Hana membawa mereka sampai di meja makan. Senyuman hangat Laura dengan Samuel dipangkuannya menghentikan langkah Hana. Dia tidak masalah dengan Laura hanya saja keberadaan Maria disana sedikit membuatnya tercekik belum lagi Alfino yang tampak bahagia saat Maria sesekali menyuapinya.

"Sam?!" teriak Gabriel. Tubuhnya memberontak, mencoba melepaskan diri dari gendongan Xavier, "Samuel Dad?!" teriak lagi Gabriel dengan semangat. Tetapi dari gerak tubuh bergeming Xavier, lelaki itu tidak berniat menurunkannya. Bocah itu beralih dari memberontak dengan memberikan puppy eyes untuk Xavier. Xavier terkekeh. Walaupun baru saja dia meyembunyikan rasa terkejutnya ketika melihat Maria. Well, wanita itu memang bisa berada dimana saja tapi sialnya seharusnya tidak disini. Menampakan diri dihadapan Hana?.

"Kau tidak perlu memberikan tatapan itu Gab" sembari terkekeh, Xavier kembali melangkah kearah meja dengan tangannya yang bebas dari Gabriel mengenggam jemari Hana. Sementara Hana tidak hentinya mengobarkan mata penuh kesal ke Maria. Masa bodo!, dari awal dia memang tidak menyukai wanita itu dan sikapnya terlepas dari statusnya yang mengaku ibu Alfino sementara semua orng tau Hana sendiri ibunya. Wanita tidak tau malu!.

"Mommy aku merindukanmu" menyadari suara Gabriel, Alfino memeluk Hana begitu wanita itu disampingnya.

Hana mengelus puncak rambut Alfino, mengecupnya kemudian. Sembari tersenyum lebar Hana menangkup wajah Alfino. "Mommy juga sayang. Kenapa kau tidak mengabari Mommy akan mengusul hem?"

Alfino tertawa "Kalian pergi terlalu lama, Mommy Maria yang mengajakku karna aku ingin menyusul" ucapan polos Alfino berhasil membuat bola mata Hana berpindah menatap Maria yang tersenyum congkak kehadapannya. Apa apaan in?. Mommy?. Bahkan Alfino memanggilnya Mommy lagi seperti sebelumnya?. Sial! ada apa sebenarnya disini?.

She is My WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang