FIVETEEN

4.8K 330 100
                                    

"Ada apa dengannya, Xavie?"

Xander bertanya, tapi Xavier hiraukan terlebih dia malah melotot marah, mengepalkan tangannya disisi tubuh dengan rahang tegas yang mengeras, tapi pandangannnya masih termanggu kebalik jendela ruang inap. Hana disana, terbaring lemah. Wanita yang dia kenal pemberani itu kini terlihat serapuh kaca.

"Aku bertanya padamu, Xavie, ada apa dengannya?" tanya Xander lagi bernada rendah namun terkesan menuntut. Untuk kali ini Xavier benci Xander yang terlalu banyak bertanya ketimbang sifat diam dan dinginnya.

Diam sesaat ketika Xavier tidak ada tanda menjawabnya lagi, namun seolah tidak jera sebelum mendapatkan jawaban, Xander bersidekap dada, matanya lamat lamat dingin menatap kebalik jendela sana "Apa itu karenamu?"

Pertanyaan Xander kali ini sukses besar mengalihkan semua dunia Xavier-- yang dimaksud tentu saja Hana, Hana dunianya. Lelaki itu menoleh dengan mata memerah, siap menyerang kalau saja Xander kembali melanjutkan kalimatnya.

"Apa kau tidak pernah berpikir sekali saja Tuan Mathewson?" Xavier untuk pertama kalinya bersuara. Suaranya juga sama rendahnya. Dia dan Xander mengerti bahwa ini bukan saatnya mementingkan ego dengan saling baku memukul, sadar sendiri situasi ini, mereka berada dimana juga keberadaan Sonya dan Michael diujung kursi dibelakang mereka tentu tidak memungkinkan terjadinya keributan jangka panjang.

"Dia seperti itu karenamu, kan?" Xander menghiraukan ucapan Xavier. Sebenarnya dia tidak butuh pertanyaan karena dia lebih membutuhkan jawaban.

Xavier mengeram, meninju dinding disebelah jendela kecil itu. Seketika tangannya kebas, memar dan lalu berdarah.

"Xavier!" peringat Sonya. Tangis wanita itu semakin histeris terlebih keberadaan Michael yang diduga Michael sendiri dia disini tidak terlalu berguna. Padahal sejak tadi dia tidak berhenti mengelus punggung Sonya dan mengucapkan kata kata penghibur untuk menenangkannya. Benar bener keterlaluan!, perjuangannya sia sia karena si kembar brengsek itu!

"Tidakkah kalian berfikir dewasa?!. Sialan kalian berdua! Aku tidak akan melepaskan kalian kalau kalian buat keributan lagi" Michael berteriak sangat keras agar lelaki kembar itu mendengar. Masa bodo dengan rumah sakitnya, bahkan dia bisa membelinya sekarang juga "Mommy sudah ya, Hana baik baik saja, dia hanya pingsan, okay?" pinta Michael lembut terdengar sangat berbeda dari sebelumnya.

"Kenapa kau tidak pernah mau berfikir?" ujar Xavier sembari tersenyum sinis, menjauhkan tangannya hingga kembali lagi kesisi tubuh, darah segar mulai menodai lantai, lalu dia melanjutkan ucapannya tanpa mau menatap lawan bicaranya, "Kau menyalahkannku atas kesalahanmu sendiri?. Benar begitu Xand?, tapi apa kau pernah berfikir sedikit saja tentangku?. Apa aku dulu menyalahkanmu atas Maria?, apa aku menyalahkanmu atas lahirnya Alfino? Menghamili wanita yang tidak kucintai?" Xavier bertanya sembari mengigat masa masa itu. Dia tertekan karna perbuatannya sendiri, tapi sama sekali tidak menyesal atau menyalahkan Xander. Dulu dia begitu menyayangi kembarannya. Dia yang akan melindungi Xander. Xavier pernah berjanji sewaktu kecil karena dia paham hidup Xander akan berbeda dengannya, lebih menyedihkan dan diiringi penderitaan.

"Meskipun aku tau aku melakukannya murni karena menjauhkanmu dari jebakan, tapi apa kau mengerti perasaanku?, dan perjuanganku selama ini membelamu?" Suara Xavier hilang. Dia menutup mata sekilas sedangkan Xander memilih diam, menunggu Xavier melanjutkan dengan pandangan tak terbaca.

"Apa kau tau?, selama kau hidup di Amerika aku selalu meyakinkan Daddy untuk membawamu pulang ke Spanyol?. Kau juga tau kan aku selalu menemuimu dan takut kehilanganmu seolah kaulah penerang hidupku?. Aku tidak butuh lagi seorang ibu karena aku lebih membutuhkanmu. Aku tau selama ini kehidupanmu. Aku ingin melindungimu. Apapun caranya akan kulakukan, tapi apa?, kau sama sekali tidak meliriku, seolah aku tidak ada, kau selalu berbicara tentang kesendirian padahal aku selalu ada untukmu!" Dulu sekali sebelum Hana masuk kekehidupan Xander, Xavier selalu menganggunya, menemuinya secara diam diam atau tanpa kabar sudah tertidur dikamarnya menunggu Xander pulang dan barangkali masuk tanpa permisi kekantornya.

She is My WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang