BBCG-39

4.1K 119 3
                                    

"Wey santai." Kata Nana dengan mendorong bahu Aurel pelan

"Ngga usah dorong-dorong Lo. Tangan lo banyak kuman." Kata Jesi selaku dayang-dayangnya

"Dih, dayang-dayang kok ikut aja sih." Kata Seila dengan ceplos

"Bacot. Gue nanya sekali lagi ARKA dimana! Atau temen Lo bakal gue bunuh disini!" Kata Aurel dengan sangat keras

Dari tadi Amel hanya diam, tak menggubris itu semua.

"Mau bunuh Amel? Saya keluarkan kamu dari sekolah saya." Kata Seorang wanita dengan pakaian sangat rapih. Ya benar, itu Tante Mayang. Pemilik sekolah, sekaligus pemilik saham terkaya di Jakarta.

"Tante Mayang," panggil Amel pelan

"Kamu. Panggil kepala sekolah disini." Kata Mayang dengan serius

"Aku, Oh oke." Nana dan Seila segera berlari kearah ruang kepsek.

"Maaf emang nya Lo siapa?" Kata Aurel dengan gaya sok

"Dia pemilik sekolah ini." Kata pak satpam yang sudah mulai datang bersama para guru. Kini suasana kantin semakin ramai dan padat.

Aurel diam.

"Ngehalu banget si Bu. Ini tuh punya papa saya."

"Papa kamu hanya penyalur donatur. Semua biaya sekolah Bu Mayang yang membayar." Kata Bu Ani dengan tenang

Aurel diam, bingung harus bagaimana.

"Maaf Bu, saya tidak tau."

"Keluarkan anak ini dari sini. Sudah terlalu nekat dan berani mengatakan yang tidak seharusnya dikatakan." Ucap Mayang dengan tenang

"Maafin saya Bu, saya janji nggak bakal mengulangi lagi. Maaf Bu, saya sudah kelas 12 sebentar lagi saya lulus."

"Hhuuuuuu" sorak-sorak itu kini semakin kencang.

"Takut kali." Ceplos salah satu siswa

"Sudah nak. Sudah." Lerai Pak Yudi

"Oh saya tidak peduli. Tanggung sendiri resiko nya." Kata Mayang lalu menghampiri Amel

"Kamu nggak papa Mel," tanya Mayang dengan lembut

"Ngga papa Tan,"

"Arka mana?"

"Ngebolos kali,"

"Oh ya udah, ikut Tante ke ruang guru yu."

"Iya Tan,"

***

"Silakan Bu diminum." Kata ibu pentri

"Terimakasih" Jawab Mayang dengan senyuman

"Maaf Bu, bagaimana dengan masalah tadi?"

"Anak tadi sudah keterlaluan. Sudah membuat malu. Tidak mempunyai etika. Saya tidak mau ada murid disekolah ini, yang tidak tau peraturan." Kata Mayang tenang

"Emm, apakah tidak di scorch saja Bu," Kata Pak kepsek

Mayang berfikir kembali.

"Scorch dia selama 8 hari." Kata Mayang dengan santai

"Tapi kasian Tan." Ucap Amel

"Diam dulu ya sayang" Kata Mayang

Amel tersenyum.

"Oke nanti saya buat suratnya. Bu."

"Ya sudah saya tinggal dulu. Terimakasih pak"

"Sama-sama Bu. Hati-hati"

Mayang tersenyum dan meninggalkan ruang kepsek.

"Tan, kasian Aurel dia udah kelas 12. Sayang kalo harus di scorch. Nanti dia ngga bisa ketinggalan pelajaran." Kata Amel dengan nada sedikit pelan

"Sayang, denger tante ya. Itu udah tanggung jawab dia. Toh kamu jangan terlalu baik dengan seseorang. Dia aja tidak baik sama kamu."

"Iya Tan"

Mayang tersenyum lebar.

Di depan UKS, Amel dan Mayang berpapasan dengan Arka.

"Lhoh Tante. Kapan disini?" Tanya Arka laku bersalaman

"Lhoh. Tante tanya kamu kemana aja. Bolos?"

Arka menggaruk-garuk kepalanya yang tidak sama sekali gatal.

"Ya udah. Oh iya, Tante pesan sama kamu supaya jaga Amel dari maklampir ya."

"Maklampir?" Tanya Arka dan Amel secara bersamaan

"Iya yang tadi ribut."

"Ribut? Kapan ada ribut?" Tanya balik Arka

"Yah. Kamu, ketinggalan jaman. Panjang ceritanya. Minta ceritain Amel aja. Tante ada keperluan, buru-buru."

"Oh oke Tan"

Mayang mencium kening Arka dan Amel lalu meninggalkan mereka berdua.

"Ada masalah apa Mel?" Tanya Arka

***

Bersambung...

BAD BOY VS COLD GIRL[Sedang Di Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang