65. CURHAT

809 47 37
                                    

CURHAT

***

"Pertanyaan ku cuma dua, dia siapa dan ada apa kamu sama dia."

Arka diam.
"Besok malam, aku ada janji sama bi Runi."

"Bohong!" Amel masih aja tak percaya.

"Serius, kamu bisa tanya bi Runi langsung." Ucap Arka.

Amel tersenyum lebar, menatap seseorang didepannya yang tengah serius.
"Jangan buat kepercayaan aku, kamu ganti sama kecewa." Kata Amel.

Arka diam. Sebenarnya dia tersentak dengan apa yang barusan dikatakan Amel, Arka berusaha tersenyum didepan Amel.

"Iya Mel."

"Oh ogheyy"

Arka melotot.
"Korban tik tok"

"Ish, biarin si." Amel menekuk mukanya.

"Iya iya"
"Harta tahta Amelia❤️"

Amel membelalakkan matanya.
"Kamu juga!"

"Cie pipinya kayak kepiting rebus" goda Arka dengan mencolek pipi Amel.

"Apaan si, enggak." Amel benar-benar malu.

"Ya udah, pulang dulu ya."

Amel tersenyum seraya mengangguk kecil.
"Iya. Bawa motornya jangan ngebut-ngebut, nanti malaikat ngejar-ngejar kamu lagi." Ujar Amel dengan tatapan serius.

"Iya sayang iya" jawabnya penuh kelembutan.

"Oh ogheyy"

Arka terkekeh pelan.
"Assalamu'alaikum temen."

Amel diam, apa dia tadi tidak salah dengar? 'teman'?
"Ha temen?" Amel mengulangi perkataan Arka.

"Jawab salam dulu." Arka sudah lebih dulu mengetahui mimik wajah Amel yang berubah seketika.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Amel dengan nada malas.

"Temen hidup, sayang." Ucap Arka nada lembut dan juga senyum yang menghiasi wajahnya.

Amel bulshing dia benar-benar malu.
"Astaga! Gakuat anjir!"

"See you! Jangan lupa kabarin kalau udah sampai, ya" kata Amel, suaranya kencang sekali.

Amel melambaikan tangannya, kearah motor Arka yang sudah mulai melaju.

***

"Arka!"

Perempuan itu, ada apa dia disini? Mengganggu sekali rupanya. Ya tentu, Iren orangnya. Gadis yang dulu pernah ia kagumi.

Banyak perubahan pada diri Iren, tidak seperti dulu yang sama persis dengan jamet, bibir menor dan soflen yang dipakainya dulu sangat menyolok. Gadis itu berubah total, lebih tertata dan juga simple.

"Arka, kasih gue kesempatan buat deket sama lo lagi" pinta Iren memohon.

Dia tengah berdiri disamping Arka dan berusaha membuat Arka tertarik pada dirinya lagi.

"Minyak wangi lo bau banget si, jauh-jauh sana!" Bentak Arka dengan nada dinginnya.

"Arka gue mohon, kasih gue kesempatan. Gue bakal berubah demi lo ka. Sumpah, gue nyari lo kemana-mana gak ketemu dan sekarang? Kita ketemu lagi Arka." Titah Iren dengan nada yang super duper dibuat lenjeh.

Arka melirik sinis gadis itu, apa mau dia? Kesempatan? Untuk apa? Dirinya bahkan lupa bahwa pernah mengagumi gadis jamet yang sekarang ada dihadapannya.

"Arka. Lo harus suka sama gue lagi! Karena gue suka sama lo!" Paksa Iren begitu saja.

Arka terkekeh pelan, lalu melirik gadis itu sekilas. Dia menarik nafasnya panjang-panjang.

"Suka tinggal suka. Tapi maaf, gue udah punya bidadari yang hatinya gak sebejat lo dulu." Arka menghentikan ucapannya.

"Suka membully." Lanjut Arka dengan nada sinis dan dingin.

Iren diam, dia memikirkan apa yang selanjutnya akan dia perbuat.

"Gue bakal bikin lo suka sama gue lagi! Paham itu!" Kata Iren dengan nada menekan.

Iren pun meninggalkan Arka yang tengah berdiri disana, Arka sepertinya masa bodo dengan ucapannya barusan.

"Siapa cewe itu! Berani-beraninya lo rebut dia dari gue!"

***

Suasana rumah sepi sekali, tidak ada mama dan papa. Mereka berdua tengah pergi ke puncak untuk acara keluarga, namun Amel dan Keno tidak ikut.

"Mel!" Panggilan itu berasal dari Keno.

"Mel"

"Amell"

"AMELLL!" Sangking kesalnya, Keno berteriak sekencang mungkin.

Amel mendongakkan kepalanya, dia membiarkan abangnya berteriak-teriak tidak jelas memanggil namanya.

"Lo tuh budek ya! Gue manggil dari tadi, lo gak nyaut-nyaut." Omel Keno dengan nada sinis.

Amel meliriknya sekilas, lalu duduk disamping abangnya itu. Wangi parfum Keno menyengat sekali di Indra penciuman Amel.

"Lo wangi banget, mau kemana?" Tanya Amel, dia menjauhkan dirinya dari abangnya. Parfum tersebut sangat amat menyengat.

"Gue mau cerita" kata Keno singkat.

"Ya udah buru."

Keno pun memulai ceritanya yang sangat amat malas didengar oleh Amel.

"Gue kenal orang dari salah satu aplikasi Mel, dia cantik, gue penasaran sama dia. Dia perhatian, asik lah orangnya. Tapi..."

Ucapan itu berhenti sejenak.
"Dia nanya ke gua, 'lo punya rasa yang sama gak sama gue?' gue harus jawab apa Mel? Gua penasaran sama dia, tapi gue juga gak mau nyakitin hati dia." Kata Keno pelan, raut wajahnya kini mulai dingin.

Amel diam, sepertinya dia pernah mendengar cerita seperti itu dari teman sekolahnya dulu.

"Baru kenal kok langsung suka" sahut Amel pelan.

"Ya lo bilang sama dia, kita baru kenal kenapa harus punya rasa satu sama lain. Toh, lo berdua itu virtual, manusia yang dipertemukan secara tidak langsung. Dia gak salah si ngomong gitu ke lo, cuma salah orang aja " Bibir Amel mengembang sedikit, dia menepuk pundak abangnya itu

"Jangan ghosting-in dia ya, lo gak bakal tau rasanya nge-ikhlasin seseorang yang belum pernah dia miliki."

Amel tersenyum penuh kearah Keno.
"Dan seharusnya atau lebih tepatnya dia tanya pertanyaan kayak gitu ke orang yang nyata, orang yang ada wujudnya. Bukan malah ke orang yang cuma ada dilayar handphone."

Amel benar, tidak seharusnya manusia berhubungan virtual. Karena komunikasi yang paling spesial adalah pertemuan.

"Tapi apa salahnya, gue kan cuma penasaran sama dia kenapa juga dia harus punya rasa sama gue?" Tanya Keno, rupanya dia masih belum tau apa-apa tentang hubungan virtual.

"Karena, rasa penasaran lo itu buat dia mikir, kalo lo juga suka sama dia."

Amel tertawa kecil.
"Temen gue, dighosting-in cowo pesantren tiap malem nangis mulu tuh. Lo jangan buat cewe nangis ya, dosa."

Keno melirik adiknya itu, sebenarnya ia ingin membalikkan ucapannya tadi namun malas jika harus berdebat.

"Eh tapi?"

"Apa lagi bang?"

"Gak jadi deh"

***

- ghosting(menghilang secara tiba-tiba)

Semoga kalian tidak merasakan apa yang dirasakan cewe itu ya! Semangat!

Oiya, insya Allah aku bakal rajin-rajin up lagi! Koment yang banyak ya!

B e r s am b u n g

BAD BOY VS COLD GIRL[Sedang Di Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang