25. Cry

12.9K 953 54
                                    

Ini sudah hari kedua Jennie dirawat disini, para sahabatnya pun selalu menemani Jennie. Bahkan Lisa juga hampir setiap pagi menjenguk Jennie , seperti sekarang. Lisa sedang sibuk mengupas jeruk untuk Jennie , sedangkan Jisoo dan Rose sedang duduk santai di sofa dimana Rose sedang tidur dan paha Jisoo sebagai bantalannya. Tidak lupa juga Jisoo mengelus lembut kepala Rose.

BRAK!!

Suara bantingan pintu itu sangat jelas terdengar membuat mereka terkejut bukan main, Rose yg sedang tidur pun seketika terbangun.

"Daddy" Gumam Jennie

"Ohh anyeong paman Kim" Sapa Lisa sembari berdiri dari duduknya.

"Cks, aku kira kau sudah mati" Ucapnya, tanpa basa basi lagi Tuan Kim menghampiri Jennie.

Deg

Lisa, Jisoo dan Rose seakan diam mematung mendengarkan ucapan Paman Kim.

PLAK

Suara tamparan itu menggema di ruangan ini, bahkan Jennie tidak bisa menghindar. Ia tau ini akan terjadi, ia hanya bisa menahan tangisnya. Tamparan Ayahnya memang sungguh sakit, tapi ia sudah terbiasa dengan ini. Setidaknya , jangan biarkan para sahabatnya melihat ini. Apalagi Lisa , entah Jennie harus bereaksi apa setelah para sahabatnya melihat kejadian ini. Sungguh, Jennie sudah sangat lelah.

"KAU SELALU SAJA MENYUSAHKANKU JENNIE KIM! JIKA KAU INGIN MATI KAU BISA LONCAT DARI GEDUNG PENCAKAR LANGIT! JIKA BEGINI KAU MENYUSAHKANKU!" Teriak marah sang Ayah, Jennie hanya menundukkan kepalanya. Ia ingin menangis namun ia mati-matian menahannya , ia hanya tidak ingin sahabatnya mengasihininya. Apalagi Lisa melihat semua ini , itu membuatnya semakin buruk.

"INGAT JENNIE KIM, AKU TIDAK MAU MEMBAYAR SEMUA TAGIHAN RUMAH SAKIT INI. KAU CARI SENDIRI, AKU SUDAH MUAK! JALANI HIDUPMU SENDIRI" Lanjutnya lagi membuat Jennie semakin tertekan. Demi Tuhan, Jennie mati-matian menahan tangisnya yg siap meledak kapan saja. Tuan Kim pergi begitu saja tanpa sepatah katapun lagi, bahkan Lisa, Jisoo , dan Rose yg sedaritadi melihat kejadian itu hanya diam tanpa kata. Tuan Kim , seseorang yg begitu hangatnya mampu berbicara kasar seperti itu ? Sejak kapan ? Itu yg ada dipikiran mereka bertiga setelah melihat kejadian itu, ia yakin bahwa Jennie benar-benar menyembunyikan semuanya.

"Jennieya" Panggil Rose, Jennie pun mendongakkan kepalanya. Tidak ada airmata sama sekali tapi mereka tidak bodoh, Jennie sedang menahan semuanya. Bagaimana bisa ia tersenyum seperti itu disaat orangtua kandung sendiri berbicara sangat tidak pantas orangtua katakan.

"Gwenchana" Ucapnya, hampir seperti bisikkan.

"Jennieya"

"Bukankah kalian ada kelas hari ini Jisoo ? Rose ? Pergilah, kau bisa-"

"Ya!"

"Oh dan kau Lisa, kau tidak bekerja ? Apa Jungkook tidak mencarimu ? Ini sudah-"

"Ya! Jennie Kim!" Tanpa pikir lagi Lisa langsung memeluk Jennie sangat erat, Lisa tau Jennie hanya ingin semuanya pergi dan Jennie bisa menangis sendirian. Dan Lisa tidak membiarkan itu terjadi, demi Tuhan hati Lisa seakan di remas saat melihat Jennie ditampar oleh ayahnya sendiri. Sebenarnya apa yg terjadi ? Tuan Kim sangat hangat, apalagi ia begitu menyanyangi Jennie. Lisa ingat betul bagaimana khawatirnya Paman Kim saat Jennie jatuh pingsan dan harus dirawat, tapi kemana sosok itu ? Ini seperti bukan Tuan Kim yg mereka kenal.

"Menangislah, jika ingin menangis" Ucap Lisa

"Ya! A-aku baik-"

"Kau tidak baik-baik saja Janddeuk" Ucap Jisoo, suaranya bergetar bahkan kedua matanya berkaca-kaca.

Broken Heart ( JenLisa )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang