Lisa apa itu benar ?" Tanya Jisoo tak percaya. Mereka kini sedang verada di basecamp sekolah tampat biasa mereka istirahat atau sekedar santai di waktu kosong jam pelajaran sekolah. Lisa hanya menganggukkan kepalanya lemah, tidak bisa ia pungkiri betapa menyakitkannya ini saat ia memberitahukan kepada para sahabatnya. Ya, Lisa memberitahukan semuanya jika ia akan pergi meninggalkan korea dan kembali ke negara asalnya setelah lulus nanti. Dan itu membuat para sahabatnya kaget sekaligus sedih, jelas mereka tidak menyangka akan berpisah dengan Lisa.
"Apa kau akan kembali lagi kesini Lisa ?" Tanya Rose yang kini mulai berkaca-kaca.
"Molla" Jawabnya lemah lalu menundukkan kepalanya.
"Lisaya, Ujian sekolah tinggal dua minggu lagi. Apa kau tidak bisa tinggal disini saja ? Kau bisa tinggal dirumahku jika kau tidak mau tinggal sendiri dirumah besarmu itu" Ucap Seulgi bersungguh-sungguh
"Tidak bisakah kau membujuk Daddymu agar kau tinggal disini saja Lisa ?" Timpal Irene yang kini meneteskan airmatanya. Lisa hanya menggelengkan kepalanya , membujuk Ayahnya sama saja seperti mengantarkan nyawa kepada harimau buas yang sedang kelaparan.
"Aku sudah berjanji padanya, aku tidak bisa mengingkari janjiku. Aku juga tidak mau berpisah dengan kalian, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi" Ujarnya bergetar, matanya berkaca-kaca mengingat tinggal beberapa minggu lagi dia disini.
"Lisaya" Sebuah panggilan mampu membuat Lisa menegok kearahnya, dan Lisa terkesiap saat melihat Jennie dengan airmata yg mengalir jelas di wajahnya.
"J , gwenc-"
"Katakan itu bohong Lisaya, kau pasti bercanda kan ?" Tanya Jennie sembari berjalan mendekat kearah Lisa.
"Lisa pasti bercanda guys, aku ya-"
"Itu benar J, dan aku tidak bercanda tentang itu" Ucapnya tegas, membuat Jennie mematung seketika. Sesaat, Jennie hanya melihat Lisa. Melihat kedalam matanya, mencari kebohongan disana namun ia hanya melihat kesedihan disorotan matanya membuat airmatanya semakin deras mengalir.
"Kau tega Lisa!!" Ucapnya melemah, kedua matanya masih setia menatap Lisa seakan ia tidak akan melihat kedua mata itu lagi esok hari.
"Kau jahat Lisa, kau jahat!" Lanjutnya lagi dibarengi dengan pukulan pukulan kecil di dada Lisa, Lisa hanya diam. Ia membiarkan gadis itu memukulnya.
"Kau... Kau bilang tidak akan pernah meninggalkanku, tapi apa sekarang ? Bahkan kau menyembunyikan ini dariku huh ?" Tangis Jennie meledak berbarengan dengan pukulan pada dada Lisa.
"J"
"Kau bilang kau akan slalu bersamaku, kau pembohong lalisa. Apa aku sudah tidak berarti lagi sekarang eoh ?!!" Ucapan Jennie barusan sontak membuat Lisa melebarkan kedua matanya, yang benar saja. Jennie begitu sangat penting dan berarti untuknya.
"J, kau sangat berarti untukku"
"Lalu kenapa kau tidak tinggal disini lisaya ?" Tanya Jennie, kedua matanya sudah sembab karna menangis terlalu lama.
"Aku sudah berjanji pada Daddyku J" Jawab Lisa prustasi , ketahuilah Lisa sedang berjuang untuk tidak menangis dihadapan Jennie.
"Aku bisa membujuk Daddymu untuk tinggal disini Lisaya" Ucapnya, ketakutan sangat jelas Jennie rasakan saat ini.
"Tidak J" Ucap Lisa, kini ia menundukkan kepalanya lagi tidak berani menatap Jennie.
"Jangan pergi Lisaya, jebbal" Mohonnya yang kini memeluk tubuh Lisa. Jika waktu dapat di berhentikan, Lisa meminta agar waktu berehenti detik ini juga, karna jujur saja Lisa juga tidak ingin pergi meninggalkan Jennie. Rasa cintanya semakin menguat saat ini, demi tuhan tidak bisakah semua berjalan seperti yang Lisa inginkan ? Apakah sesulit itu untuk Lisa merasakan bahagia ? Lisa sudah bahagia disini , bersama dengan para sahabatnya yang sudah seperti keluarga kedua baginya. Apalagi Jennie yang bisa membuat Lisa bahagia tidak terkira, meskipun tidak bisa memiliki tapi berada disampingnya saja sudah cukup baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Heart ( JenLisa )✅
Historia Corta"Bagian Terburuk dari jatuh cinta adalah ketika kita merelakan hati untuk jatuh pada seseorang sementara seseorang itu sedang jatuh cinta pada hati lainnya"