Saat ini Adel menuju jalan pulang ke rumah keluarga Robbert.
Saat sampai, Adel langsung masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan badannya sambil memandang langit-langit kamarnya.
Kapan aku bahagia? Bisakah mereka membiarkan ku bahagia walau sebentar? Bahkan mereka tak pernah memberi ku kasih sayang, apa yang telah ku perbuat kepada mereka sampai-sampai aku di hina, di caci, bahkan di pukuli. Aku anaknya atau hanya boneka mereka. Seakan kehadiranku di anggap benalu olehnya. Saat aku berusaha keluar dari rumah ini, tempat yang menyesatkan bagiku. Yang di anggap orang lain adalah keberuntungan ku. Kenapa mereka selalu melarangku dengan berbagai ancaman. Aku tak bahagia berada di sisi mereka. Tapi kenapa mereka tak membiarkan ku bahagia dengan pergi dari sini. Bukankah mereka senang. Hidupku terlalu sesat, banyak rintangan yang harus ku hadapi. Aku juga punya hati, aku juga bisa menangis, aku juga merasakan sakit. Tapi apakah mereka memilikinya. Bahkan rasa iba kepadaku saja mereka tak punya. Banyak teka-teki yang harus aku pecahkan. Aku hanya bisa mengikuti alur ini. Namun hatiku terasa sesak jika berada dalam kehidupan mereka. Biarkan aku pergi dari sini. Aku akan semakin membenci takdirku jika aku sampai masuk ke dalam jurang yang lebih dalam lagi. Itulah yang selalu ada dalam pikiran seorang Adel. Ia memilih untuk menenangkan pikirannya dan berkhayal mendapatkan takdir yang indah didalam mimpi.
***
Pukul 18.00 WIB.
"Hoaaaammmmm," gumam Adel saat bangun tidur dan langsung pergi ke kamar mandi.
Adel memakai style ini karena akan pergi mengajar les privat di kompleks sebelah. Namun saat Adel akan turun, langkah nya di hentikan oleh tiga orang dengan menatap tajam ke arah Adel. Adel sudah biasa akan hal itu.
"Heh, mau ke mana lagi lo hah?" ucap Alex sambil menjambak rambut Adel.
"Akh-sss sakit bang," ucap Adel lirih sambil mencoba melepaskan tangan abangnya yang menjambak rambutnya.
"Kalo di tanya jawab," ucap ayah Adel-- Robby sambil menendang tulang kering Adel membuat sang empu meringis.
"S-sakit dad, ampun hiks... hiks..." ucap Adel yang sudah jatuh di lantai dengan keadaan rambut acak-acakan.
"Di bilangin, kalo di tanya jawab dasar JALANG!" bentak mommy Adel-- Desita sambil menyiramkan air panas ke badan Adel. Sampai akhirnya Adel merasa pandangannya buram dan pingsan.
***
Pukul 00:30
"Ss-hhhh ak-hhhh," Adel meringis sambil memegang kepalanya yang berdenyut. Tubuhnya terasa keram, luka yang belum sembuh sebelumnya kembali terbuka.
Adel yang merasa sudah tak sanggup tinggal di rumah ini akhirnya memutuskan kabur, tapi sebelum itu ia kembali ke kamarnya dan mengambil seluruh baju-bajunya dan uang tabungan hasil jualan novelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad fate[End]
Teen Fiction[Don't copy paste 📌] Bagaimana jika kau menjalani kehidupan yang sama sekali tak orang-orang inginkan? Bagaimana jika kau merasakan pukulan, cacian, dan hinaan dihari yang berturut-turut dan pelakunya adalah keluargamu sendiri. Ku yakin, kau akan m...