Teka-teki

5.3K 247 3
                                    

Adel merutuki dirinya sendiri, ia bingung akan menjawab apa. Takut ibunya khawatir terhadapnya. "Adel, kamu ngapain di sini? Dari tadi mommy tanya kok diem?" tanya mommy dengan nada khawatir.

"Terus kamu pake kursi roda, kamu sakit apa?" lanjutnya dengan lirih.

"A-adel," Adel belum menyelesaikan bicaranya karena tiba-tiba kepalanya pusing.

"Akhhhhh s-sakit mom." ucap Adel sembari memegangi kepalanya. Adel langsung kehilangan kesadarannya.

***

Saat ini Adel berada di ruangannya kembali, dengan selang infus dan selang lainnya. Sedangkan mommy nya menangis di luar ruangan menunggu dokter kembali. Mommynya juga sudah mengabari suami dan anak-anaknya untuk datang ke Rumah sakit. Setelah beberapa lama menunggu, keluarganya pun datang dan bingung terhadap mommy dan istrinya.

"Mom, Alif kenapa?" tanya Rafa, kakak pertama Adel.

"Bukan Alif nak. Tapi adikmu." ucap mommy lirih. Mereka masih bingung, setau mereka adiknya hanya Alif.

"Alif maksud mom? Bukannya Alif udah sembuh?" tanya Arkan, kakak kedua Adel.

"A-adel hiks... hiks..." ucap mommy dengan isakannya.

Seakan tak percaya, mereka langsung menuju ke dekat jendela di mana Adel di rawat. Dava, Arkan dan daddy-nya a.k.a Ridwan terkejut. Namun mereka masih belum yakin apakah itu Adel atau bukan. Karena setau mereka Adel sudah tiada.

"Itu beneran Adel mom?" tanya Arkan lirih.

"Dia Adel, adik kamu hiks... hiks..." ucap mommy.

"Kenapa mommy bisa tau itu Adel?jangan percaya dulu sama orang." ucap daddy.

Mommy a.k.a Yuna langsung menceritakan pertemuannya dengan Adel saat di taman tadi. Mereka terkejut seakan tak percaya. Adik yang dulunya Dava dan Arkan nantikan, hilang. Dan kembali lagi dengan keadaan yang tak memungkinkan. Daddy yang pernah masuk rumah sakit jiwa karena kehilangan putri satu-satunya, kini kembali atas do'a-Nya. Mereka semua menangis menantikan Adel agar segera sadar. Mereka merindukan Adel, yang mereka pikir. Siapa yang merawat Adel? Apakah ia di rawat dengan baik? Oh tidak.

Saat mereka sedang termenung mengingat Adel. Suara pintu ruangan terbuka menampilkan pria berjas putih keluar bersama 2 suster menemaninya. Mereka semua langsung berdiri, menantikan jawaban sang dokter.

"Dok, bagaimana keadaan Adel saya dok?" tanya mommy mencoba tenang.

"Maaf sebelumnya, apakah anda keluarganya?" tanya dokter.

"Yah, saya mommynya dok. Bagaimana keadaan anak saya hiks... hiks..." Yuna kembali menangis.

"Anak anda, mengidap leukimia dan kurang lebih tinggal satu bulan perjalanan hidupnya," ucap dokter itu sedikit ragu.

Mommy a.k.a Yuna sudah ambruk dan segera di tenangkan oleh Ridwan. Mereka semua menangis histeris. Kenapa mereka baru di pertemukan saat Adel dalam kondisi seperti ini.

"Apakah masih ada cara penyembuhan?" tanya Arkan.

"Dengan operasi, namun hanya membuahkan hasil 5% untuk hidup." ucap dokter tersebut.

Arkan kembali termenung dengan tatapan kosong, bagaimana bisa adiknya menderita penyakit langka seperti itu. Adik yang dulu ia tunggu-tunggu kehadirannya. Adik yang paling ia sayangi.

Sementara di Jakarta, Indonesia, "Huh, udah berapa hari Adel gak pulang." ucap Rena.

Rena saat ini berada di mansion Adel bersama teman-temannya. "Apa kita telpon aja?"tanya alina sambil merogoh ponselnya yang ada dalam saku. "Percuma lo telpon, nomornya gak aktif," ucap Rafa frustasi.

Bad fate[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang