Setelah menunggu beberapa lama akhirnya Adel sadar, semua yang melihat itu pun merasa lega.
"Shhh awkhh," Adel meringis sambil memegang kepalanya yang berdenyut.
"Akhirnya kamu sadar juga, jangan banyak gerak dulu. Minum air nih." ucap Rafa kepada Adel sambil memberikan Adel segelas air putih.
Adel hanya memutar bola mata malas melihat tingkah pacarnya yang terlalu posesif namun tetap meminum airnya. Tapi dia juga bahagia masih ada yang memperhatikannya.
"Kamu jangan banyak gerak dulu Del, istirahat aja oke. Nanti mommy bikinin bubur kesukaan kamu. Terus minum obat terus tidur lagi. Terus bangun makan lagi minum obat terus tidur lagi." ucap mommy panjang lebar. Yang mendengar cuma bisa cengo melihat mommynya seperti rapper.
"Ihh, mommy kalo bicara tuh pelan-pelan, kita nya jadi bingung!" ucap daddy.
"Biarin wleek..." ucap mommy sambil memeletkan lidahnya. Daddy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya seperti anak TK. Begitupun rafa dan adel.
"Masih ada yang sakit?" tanya Rafa.
"Hmm udah gak kok." ucap Adel dengan senyuman.
"Kamu istirahat dulu, gak usah banyak gerak." ucap daddy dan diangguki oleh Adel. Mommy dan daddy pun keluar dari kamar Adel. Sedangkan Rafa masih setia di samping Adel dengan menggenggam tangannya.
"Kamu gak keluar?" tanya Adel.
"Ohh jadi kamu ngusir toh?" tanya Rafa dengan wajah cemberut membuat Adel menahan tawa melihat pacarnya.
"Iya, aku ngusir kamu. Udah hush... hush... sana!" ucap Adel dengan tangan kiri seperti menyuruh Rafa pergi.
Rafa yang melihat itu pun semakin kesal dan langsung maju mendekati Adel. Wajahnya dan Adel kini tinggal beberapa centi lagi. Adel bisa merasakan deru nafas dari Rafa membuat detak jantungnya kembali maraton. Rafa yang merasakan itu pun tersenyum jahil ke arah Adel yang mematung.
"Kalo gini masih berani ngusir?" tanya Rafa dengan senyum menggoda.
Adel yang mendengar itu pun membuyarkan lamunannya dan menatap Rafa dengan malu karena pipinya yang memanas.
"Ihh, Afaaaaaaaaa." ucap Adel mendorong Rafa hingga tersungkur ke belakang.
Adel langsung menutupi kedua pipinya yang panas. Rafa yang melihat itu tertawa terbahak-bahak. Adel semakin geram dengan rafa pun akhirnya memukul Rafa.
Bukk.
"Awkhhh, sakit tau." Rafa meringis saat kepalanya di pukulkan novel tebal milik Adel yang berada di atas nakas.
"Masih mau?" ucap Adel tegas dengan memajukan wajahnya kepada Rafa.
Rafa langsung mendekati balik wajah Adel, Adel yang kaget pun langsung mundur lagi ke belakang. Rafa kembali tersenyum jahil lalu mengacak-ngacak rambut Adel membuat sang empu kesal.
"IHH RAFA!" teriak Adel saat Rafa lari keluar kamar dengan tawanya.
Di satu sisi ia kesal dengan Rafa, namun di sisi lain ia juga bahagia memiliki Rafa yang mau menjaga dan mencintainya dengan tulus.
Jangan lupa tinggalkan jejak, entah itu vote atau koment. Semua itu sangat berharga untuk membangkitkan semangat saya.
Salam manis,
Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad fate[End]
Fiksi Remaja[Don't copy paste 📌] Bagaimana jika kau menjalani kehidupan yang sama sekali tak orang-orang inginkan? Bagaimana jika kau merasakan pukulan, cacian, dan hinaan dihari yang berturut-turut dan pelakunya adalah keluargamu sendiri. Ku yakin, kau akan m...