Rahasia

5.5K 256 4
                                    

Sementara di Texas, Amerika Serikat. Seorang gadis sedang berjuang dengan nyawanya di sebuah rumah sakit. Tanpa keluarga, maupun orang terdektanya. Hanya ia sendiri tanpa ada yang menyemangatinya. Gadis pengidap leukimia yang sudah lama di deritanya tanpa sepengetahuan orang lain.

Dia Adella Crystyan. Adel sedang melakukan pengobatan di rumah sakit ternama di Texas, Amerika Serikat dengan berbagai selang infus di tubuhnya. Sambil merapalkan do'a agar bisa bertemu dan membahagiakan semua orang terdekatnya sebelum ia benar-benar pergi.

Hanya itu yang Adel pikirkan di dalam hidupnya. Balas dendam yang juga sudah terbalaskan. Namun masih ada satu yang menjaggal di benaknya. Jika kedua orangtuanya di bunuh? Kenapa pada saat Adel bertanya pada Robby, ia seperti orang bingung, seperti menyembunyikan sesuatu yang Adel belum ketahui. Dan walaupun ia mengetahuinya, ia akan tetap membeci keluarga Robbert.

Adel juga sudah menyuruh Arga untuk membantunya mencari tahu tentang kematian orangtuanya. Karena jika bertanya kepada keluarga Robbert, percuma saja. Orangnya sudah mati juga.

Entahlah, waktu Adel hanya sedikit. Jadi ia tak bisa berlama-lama untuk mengetahui semuanya. Ia harus membongkar semua rahasia-rahasia yang tak di ketahuinya. Kalau tak ingin mati penasaran.

Ceklek

Pintu dibuka oleh seorang suster yang membawa makanan dan juga obat-obat. "Nona, makan lah dulu. Anda belum makan dari tadi," ucap suster itu sambil berjalan menuju Adel yang termenung menatap langit-langit ruangannya.

"Bisakah aku membahagiakan mereka?" ucap Adel lirih.

"Bisakah aku membuat mereka tersenyum tanpa kehadiranku nantinya?" lirih Adel lagi.

"Bisakah penyakit sialan ini pergi saja dari tubuhku?" lanjutnya.

"Aku masih ingin bersama mereka, masih banyak rahasia yang belum ku dapat." Adel terus meracau sedangkan suster tadi menatap nya dengan miris.

Miris sekali hidupmu, seburuk itukah takdirmu sehingga kau mendapatkan semua ini adalah batin suster tersebut namun masih di dengar oleh adel.

"Antar aku jalan-jalan ke taman, ku mohon!" ucap Adel.

"Tapi makananmu?" ucap suster itu ragu.

"Aku akan memakannya setelah berjalan-jalan ke taman." ucap Adel.

Suster itu hanya bisa mengangguk pasrah dan segera membantu Adel untuk pindah ke kursi roda. Adel menikmati terpaan angin di taman rumah sakit. Merasa tenang, dan nyaman. Tiba-tiba ada seorang anak kecil menghampiri adel.

"Halo, tante cantik!" ucap anak tersebut dengan deretan giginya.

"Ah, halo. Siapa namamu?" tanya Adel lalu mencubit pipi anak itu dengan gemas.

"Namaku Alif tante, kata mommy aku ganteng," ucap Alif dengan polosnya membuat Adel terkekeh.

"Mommy mu benar sayang, kau sangat ganteng," ucap Adel seraya mengelus puncak kepala Alif.

"Alif, sedang bersama siapa kau?" tanya wanita paruh baya dari belakang Adel.

"Mommy, lihat deh tante cantik kasian. Dia sakit." ucap Alif dengan polosnya.

"Ah, siapa namamu nak?" tanya wanita paruh baya itu.

"Eh Adel tan," ucap Adel sedikit canggung karena wanita paruh baya itu sedari tadi memperhatikan manik matanya dalam-dalam seperti merasa familiar.

"Eh, jika boleh tau. Siapa nama panjangmu?" tanya wanita itu lagi.

"Adella crystian," ucap Adel lagi.

Bagai di sambar petir, wanita tersebut kaget tak percaya dengan apa yang ia dengar dan lihat. Ia seketika mengingat putri kecilnya yang msih berusia 8 bulan, namanya persis dengan gadis di depannya. Namun kejadian beberapa tahun lalu saat dirinya tertembak bersama suaminya. Putri kecilnya itu hilang ntah kemana. Setelah sadar, ia merasa frustasi karena kehilangan putri kecil kesayangannya. Walaupun masih ada anak pertama dan keduanya yang menyemangati nya. Ia merasa benar-benar tak becus menjadi ibu. Kemudian muncul Alif membuat sedikit-sedikit ia mulai melupakan kejadian itu. Namun sekarang, di depan gadis yang mungkin akan sama usianya dengan anaknya dan nama yang persis. Sedang berada di hadapannya.seketika ia menjadi mengingat ketika dirinya di tembak oleh Robby dan Desita dari keluarga Robbert yang membuat ia kehilangan anaknya.

"Di mana keluarga mu nak?" tanya wanita tadi sedikit penasaran. Adel terdiam merutuki dirinya sendiri. Tak berani menjawab, pasti wanita ini akan merasa iba kepada dirinya jika mengetahui dirinya tak memiliki keluarga. Ia tak mau di kasihani oleh orang-orang.

"Ceritalah padaku, mungkin aku bisa jadi pendengar yang baik untukmu." lanjut nya dengan ternyum canggung lalu duduk di kursi taman samping Adel.

Suster yang mengerti keadaan langsung kembali masuk dan meninggalkan Adel bersama wanita paruh baya itu. Seketika adel mengingat mommynya dari keluarga Grande, rasa perhatiannya, kasih sayang, sikapnya yang over protektif kepada Adel membuat ia rindu masa itu.

Adel menarik nafas panjang lalu berusaha menceritakan semuanya kepada wanita paruh baya tersebut tanpa rasa takut jika ia membocorkan nya. Karena ia melihat dari wajah wanita tersebut seperti orang yang bertanya dengan tulus. Nafas wanita tadi tercekat saat mendengar nama keluarga Robbert. Ia langsung memeluk adel,adel yang tak tahu apa-apa hanya membalasnya dengan tulus.

"Ini kamu Adel sayang, mommy rindu sama kamu," ucap wanita tersebut.

Adel yang bingung langsung melepaskan pelukannya lalu menatap aneh wanita paruh baya tersebut.

"T-tapi ibu saya sudah meninggal saat di bunuh keluarga Robbert." ucap Adel masih bingung dengan kenyataan.

"Iya Adel, daddy sama mommy memang di bunuh saat perusahaan kami tak mau menerima ajakan kerja sama dari perusahaannya. Waktu itu kau masih berumur 8 bulan. Dan terjadilah penembakan di mansion, dan setelah penembakan, kau sudah tak ada." ucap wanita tersebut masih memeluk Adel. Adel masih belum percaya dengan kenyataan, hatinya sedikit teriris saat bertemu kembali dengan orangtua kandungnya.

"Kalau benar aku anakmu, siapa nama keluarga Robbert yang membunuhmu?" tanya Adel was-was. Ia takut hanya di permainkan.

"Robby Alexand Robbert dan Desita Arleta Crysthi," ucap wanita paruh baya tersebut.

Bagai di sambar petir, Adel tak menyangka akan di pertemukan oleh orangtua kandungnya di saat yang tak tepat. Disaat ia berada dalam proses pengobatan. Namun setelah itu ia tersenyum miris, pertemuannya hanya berjalan sebentar. Setelah itu tak ada lagi kehidupan baginya. Ia berterima kasih kepada Tuhan, yang penting ia sudah tau keberadaan orangtua nya.

"Maafkan mommy, mommy gak becus jaga kamu." ucap mommy menatap Adel lirih.

"Adel gak apa-apa kok mom. Adel bahagia banget bisa ketemu sama mommy." ucap Adel.

"Ttapi, apa yang kamu lakukan disini?" tanya mommynya.

Adel yang gelagapan sendiri tak tahu mau menjawab apa, sedangkan otaknya sedang tak berfungsi sekarang karena masih belum yakin dengan kenyataannya.
















Hufh,, semoga Minggu ini aku bisa selesain revisi. Otak lagi gak sinkron sama hati, but, aku usahakan untuk membuat kalian nyaman. Jangan lupa vote!

Bad fate[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang