07.00 WIB.
Saat ini Adel sudah siap dengan pakaiannya. Adel sedang berada di ruang makan bersama keluarga barunya dan sesuai rencana mommy nya,mereka akan menjemput anak kandung mommy nya.
Setelah makan mereka pun berangkat ke bandara.
Selama perjalanan, Adel tak berhenti bertanya tentang Rafa, anak Anita dan Tomy, yang sebentar lagi akan menjadi saudaranya.
"Hmm, mom. Apakah Rafa tak keberatan jika aku tinggal bersama mommy dan Daddy?" tanya Adel ragu.
"Tentu, tidak mungkin dia keberatan dengan kehadiran mu," ucap mommy.
"H-mm b-baiklah," ucap Adel terbata-bata .
"Hey, kenapa kau gugup? Seperti mau ketemu macan saja," ucap Daddy sambil terkekeh.
"A-aku gak apa-apa kok dad," ucap Adel sambil tersenyum.
***
Saat sudah sampai di bandara, kami pun turun dari mobil dan saat keluar kami sudah melihat ada seorang pria dengan koper melambaikan tangannya,sudah ku duga. Itu pasti Rafa. Tunggu! Kalung itu???
"Ah, Rafa. Bagaimana kabar kamu? Mommy sangat merindukan mu sayang," ucap Anita sambil memeluk Rafa.
"Ah aku baik mom, bagaimana denganmu dan Daddy? Hmm??" tanya Rafa. Sampai sekarang pun ia belum menyadari kehadiran Adel.
"Eh, nak sini!" Adel mengangguk dan berjalan ke arah mommy, daddy, dan Rafa.
"Nah, kenalin Raf. Ini Adel dia bakalan tinggal di mansion kita. Gak apa-apa kan?" tanya Tomy.
"Gapapa kok yah," ucap Rafa sambil tersenyum penuh arti.
"Aku pergi dulu sama Adel mom,"ucap Rafa dan langsung menarik tangan Adel menjauh dari Anita dan Tomy.
"Lo kenapa ga bilang ke gue, Del?" ucap Rafa sambil memegang kedua bahu Adel erat.
"M-maksud nya apa?" tanya Adel sedikit gugup.
"Lo Aurel kan? Sahabat dan cinta pertama gue?" ucap Rafa dan mengangkat dagu Adel agar melihat wajahnya.
"Kenapa lo bisa tau?" ucap Adel dengan raut wajah terkejut, ia masih tidak yakin kalau orang di depannya ini adalah cinta pertamanya.
"Kalung lo Del, gue tau ini lo," ucap Rafa lirih sambil menatap Adel penuh harap.
"Gue sebenernya juga ngira lo itu sahabat kecil gue, karena kalung lo. Dan terny---" belum sempat Adel melanjutkan bicaranya ia langsung di peluk erat oleh Rafa dan membalasnya.
"Yaudah sekarang kita makan dulu yah," ucap Rafa dan menarik Adel kedalam restoran.
***
"Hmmm, Del. Kenapa lo bisa tinggal di rumah gue?" tanga Rafa.
"...." Adel tak berani menjawab Rafa, Adel diam. Sedikit lagi jika dia berkedip air matanya akan jatuh. Rafa yang melihat itu pun merangkuh bahu Adel dan menatapnya dalam mencari alasan.
"Jawab gue Del, siapa yang bikin lo kayak gini?" tanya Rafa lagi. Adel menarik nafas panjang lalu memejamkan matanya.
Air matanya lolos begitu saja. Rafa langsung panik dan pindah posisi di samping Adel lalu memeluk nya erat.
"Please, jangan nangis Del. Gue mau Adel gue yang ceria bukan cengeng," ucap Rafa sambil mengelus puncak kepala Adel dan mengecupnya.
"M-maafin gue Afa, hiks... hiks..." tangis Adel pecah membuat Rafa semakin panik.
"Oke, sekarang lu tenangin diri terus cerita sama gue," ucap Rafa.
"Hmmm, o-oke jadi g-gini..." Adel mulai menceritakan semuanya membuat wajah Rafa memerah menahan amarah. Ia mempererat pelukannya untuk menenangkan Adel.
"Udah, lo gak usah nangisin mereka. Gue janji bakalan balas mereka." ucap Rafa penuh penekanan.
"Gak usah Rafa, gue aja," ucap Adel melepaskan pelukannya dan tersenyum miring.
"Yaudah, yok makan. Terus pulang" ucap Rafa dan mereka pun makan bersama.
***
"Halooo epribadeh, Adel yang cantik pulang dengan selamat bersama Afa yang jel---mmpphh," teriakan Adel terpotong ketika tangan Rafa membekap mulutnya. Adel sudah tidak canggung lagi berada di mansion keluarga barunya.
"Ishhhh, tangan lo bau jengkol tau gak?" gerutu Adel kesal.
"Lu lagian ngapain teriak-teriak. Ini rumah bukan hutan yang banyak sodara lu," ucap Rafa. Adel langsung menatap tajam Rafa dan berlari ke arah tangga.
"Huuu Afa jelek, wleek..." ucap Adel dan berlari ke kamar. Daddy dan mommy sedang ada rapat di kantor jadi belum pulang.
Jangan lupa tinggalkan jejak, entah itu vote atau koment. Semua itu sangat berharga untuk membangkitkan semangat saya.
Salam manis,
Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad fate[End]
Teen Fiction[Don't copy paste 📌] Bagaimana jika kau menjalani kehidupan yang sama sekali tak orang-orang inginkan? Bagaimana jika kau merasakan pukulan, cacian, dan hinaan dihari yang berturut-turut dan pelakunya adalah keluargamu sendiri. Ku yakin, kau akan m...