Mission Succes

4.9K 210 0
                                    

Saat ini Adel bersama beberapa anggota BD termasuk Putri sudah siap untuk melakukan misi. Mereka akan menyelesaikan misi malam ini juga.

Arga sudah menyamar jadi mata-mata di daerah markas Blood crime, teman Adel yang berkhianat, ralat. Musuh lebih tepatnya.

"Bawa senjata kalian masing-masing dan kita berangkat sekarang. Kita akan sampai selama 15 menit," ucap Putri dan di angguki semuanya.

Mereka langsung memasuki mobil hitam dan membelah kota London, untung saja bukan Jakarta jadi tak macet. Mereka sampai tujuan dalam waktu yang tepat. Saat sampai di hutan tak jauh dari markas, Adel melihat Arga yang melambaikan tangan padanya.

Sesuai instruksi, semua berjalan ka arah yang Arga tuju.

"Bagaimana?" tanya Adel.

"Kau lewat jalur belakang, di sana hanya terdapat 2 bodyguard yang berjaga. Berikan saja bom asap. Dan anggota lain ikut aku lewat depan. Akan banyak penjaga yang harus kita lenyapkan. Namun jangan gunakan tenaga kalian, langsung tembak dan jangan lupa gunakan peredam suara. Putri, Nanda, Kayla, Ica kalian lewat pintu tengah dan di sana kalian akan melawan sekitar 10 orang. Putri dan Nanda dari kanan, Ica dan Kayla dari kiri. Berikan mereka bom asap. Setelah mengalahkan semua, kita bertemu di ruang tengah lantai bawah.  Kita akan naik mengendap-endap dan berpencar. Erick ada di lantai 2 ruangan ujung. Saat di daerah tangga, ada 2 penjaga dan di setiap lorong ruangan ada laser yang mematikan. Kalian gunakan kaca mata ini untuk melihat sinar laser dengan teliti!!!" ucap Arga panjang lebar dan di angguki semuanya.

Mereka mulai melakukan aksi sesuai instruksi Arga.

Mulai dari Adel yang memberikan bom asap kepada penjaga markas di bagian belakang, Arga dan anggota melenyapkan lebih dari 100 anggota di bagian depan, dan Putri dkk yang melawan sekitar 10 dari arah yang berlawanan di bagian tengah.

Semua berhasil di lenyap kan tanpa suara apapun, dan sekarang mereka berkumpul di ruang tengah. Mereka mulai memakai topeng masing-masing dan kacamata peneliti sinar laser.

Adel yang memimpin, ia naik dan tiba-tiba pistol sudah di todongkan di kepalanya. Adel hanya diam dan saat pelatuknya akan di tarik, tiba-tiba...

Dorr
Dorrr

2 peluru dari pistol kedap suara mengenai kepala dua penjaga yang hendak menembak Adel.

"Berhati-hatilah melewati nya, dan saat di ujung. Kita akan melawan dua penjaga lagi lalu melenyapkan Erick pengkhianat," ucap Adel dengan seringainya.

Mereka mulai mengamati dengan teliti bagian laser agar tak mengenai mereka. Dan bodohnya mereka tak tahu ada tombol untuk mematikan sinar laser di dekat tangga. Siapa lagi yang menemukannya jika bukan Putri.

"Untuk apa kalian merangkak, sinar laser nya sudah mati," ucap Putri.

"Jenius," ucap Adel.

Mereka melanjutkan perjalanan. Melewati beberapa ruangan yang tertutup dan menuju ruangan paling ujung. Tanpa mereka sadari, di setiap ruangan sudah terdapat 100 anggota BC. Inilah sifat licik seorang Erick.

Saat akan membuka pintu di tempat Erick berada, tiba-tiba semua pintu terbuka dan semua anggota BC langsung menodongkan pistolnya ke arah BD. Lalu keluar lah Erick bersama dua anggota nya dari ruangan.

Prok prok prok

Suara tepuk tangan dari Erick sambil tersenyum remeh.

"Apa kau pikir bisa mengalahkan ku nona?" tanya Erick meremehkan.

Adel yang sudah mencapai puncak kemarahannya, matanya berubah merah darah, senyum devil nya, dan juga urat-urat dari tangannya sudah tampak jelas di kulit putihnya.

Adel mengambil pistol MU4Y4 miliknya dan langsung melenyapkan sekitar 250 anggota BC. Arga yang mengerti langsung melakukan perlawanan bersama anggota lainnya. Masih ada 100 orang yang perlu di lenyapkan, ralat.101 bersama sang leader.

Tiba-tiba, datanglah 500 anggota BD dari belakang

"Bawa mereka semua ke lapangan. Kita akan bermain sebentar," ucap Adel disertai smirk.

Mereka di tarik paksa oleh anggota Adel.

Semua anggota BC di ikat dalam keadaan kepala di bawah dan kaki di atas. Dengan kecepatan salto nya, Adel menebas semua nya dengan lincah. Semua kepala menggelinding seperti bola entah kemana tujuannya. Saat nya Erick Jexon Lorde yang seperti nya tak takut.

"Ikat dia!" titah Adel.

Setelah Erick di ikat, Adel mendekati Erick dan langsung mengeluarkan mainan di dalam tas nya. Mulai dari gunting, parang, kapak, belati, pisau lipat, pistol, gergaji mesin, air garam dan benda tajam lainnya.

"Bagaimana, siap kah kau untuk bermain tuan Erick?" tanya Adel sambil mensejajarkan tubuhnya dengan Erick yang ikat dalam keadaan duduk di lapangan.

"Dasar licik," ucap Erick membuat Adel terkekeh.

"Aishh kau ini, jika kau licik? Aku juga licik bahkan kebih licik. Dasar bajingan," ucap Adel dan langsung menampar keras pipi Erick membuatnya meringis.

"Apa maumu nona? "ucap Erick lantang.

"Mauku? Membunuhmu, maybe?" smirk Adel.

"Lepasin gue bangsad!" teriak Erick murka.

"Yang benar saja, kau pikir aku mendapatkanmu dengan mudah? Dan kau menyuruhku melepaskan mu? Kau tak ingat sedang berhadapan dengan siapa tuan Erick yg terhormat," ucap Adel yang sudah di penuhi amarah.

"Baiklah, let's play with me honey," ucap Adel.

Adel mengambil pisau lipat nya dan mulai membuat gambar di wajah Erick dan dada bidangnya.

"Akhhhhh s-sakit," ringisan Erick seperti kebahagiaan tersendiri untuk Adel.

Adel melanjutkan nya dengan menyiramkan air garam di luka nya dan melanjutkan merobek pipinya. Marena jengah dengan ringisan Erick, Adel menjahit bibirnya hingga banyak darah yang mengalir.

"Hmm, cukup bagus bukan?" tanya Adel pada anggotanya.

"Mari kita lanjutkan." lanjut Adel dan mengambil paku berkarat lalu menusuk nya menggunakan palu di lutut Erick. Lalu melepaskan nya dan menancapkan nya kembali.

Erick yang tak tahan langsung teriak membuat jahitannya lepas begitu saja, hingga bibirnya robek.

"Argghhhhh," ringisan Erick membuat Adel tambah bersemangat.

Adel mulai memotong jari-jari Erick menggunakan gergaji lalu mencincangnya menjadi beberapa bagian.

Erick hanya mampu meringis tanpa mengeluarkan suara apapun.

"Matamu bagus, bagaimana jika aku membantu orang buta di Rumah Sakit. Ku dengar ada orang yg butuh donor mata," ucap Adel menatap mata Erick lekat.

Lalu mengambil garpu dan mencungkil nya tanpa perasaan. Erick sudah tak bernyawa. Namun, karena belum puas Adel menusuk beberapa paku di perut Erick lalu memotong badannya menggunakan gergaji mesin.

"Mission succes," gumam Adel dengan senyum sumringah.

"Letakkan beberapa bom di daerah markas ini," ucap Adel lalu berjalan keluar markas di ikuti yang lainnya. Mereka berjarak 2000 meter dari markas untuk melihat ledakan.

Setelah selesai, mereka langsung menuju Mansion Adel untuk istirahat. Walaupun misi Adel sudah selesai, ia masih ingin menenagkan diri. Ia tak jadi pulang 2 minggu lagi. Ia akan pulang minggu depan karena rindu dengan abangnya.

Follow ig:
@ptr.nrain_
@andiputri97

Bad fate[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang