Bagian 6

1.3K 229 5
                                    

"Nyonya Kim-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nyonya Kim-"

"Kau bisa memanggilku eonni kalau hanya ada kita berdua disini," potong Jisoo membuat debaran di jantung Lisa semakin keras. "Aku tidak menyukai wanita. Maksudku aku mencintai Jennie sebagai seorang manusia, terlepas dari apa jenis kelaminnya. Aku tidak benar-benar hanya menyukai wanita, jangan khawatir,"

Mendengar ucapan Jisoo itu, tanpa sadar Lisa menghela nafasnya, lega, ia benar-benar lega mendengar jawaban Jisoo. Namun rasa tenang itu berangsur-angsur berubah menjadi rasa penasaran, "lalu untuk apa semua ini?" tanya Lisa kemudian, sembari menatap tas serta makanan mewah yang ada di depannya.

"Ucapan terimakasih? Karena kau membantuku mempertahankan pernikahanku dan membuat pernikahanku terasa lebih menarik?"

"Maksudnya terimakasih karena membuatkan kalian kesepakatan untuk bisa sama-sama berselingkuh? Kalau iya, itu bukan sesuatu yang perlu dihargai sebanyak ini. Tuan Kang sudah mengizinkanku tetap bekerja setelah apa yang terjadi padaku, bahkan menaikan jabatanku, anda tidak perlu-"

"Tapi aku sudah terlanjur membelinya, aku juga tidak menyukai tas itu. Haruskah aku menjualnya lagi kalau kau tidak mau menerimanya? Dan aku harus membuang semua makanan ini?"

"Baiklah, aku akan makan makanannya-"

"Lalu tasnya?"

"Anda- eonni bilang kau akan menjualnya?"

"Ya! Kau benar-benar tidak akan menerimanya?! Kenapa kau sangat sombong?" keluh Jisoo, membuat Lisa terpaksa mengukir senyumnya kemudian menerima tas pemberian Jisoo itu. Lisa menyukai tas itu, ia menyukai tas mahal itu, tapi Lisa tahu kalau Jisoo dan orang-orang seperti Jisoo tidak akan memberikan tas mahal itu secara gratis. "Bagus, karena aku sudah memperlakukanmu dengan baik, bisakah kau membantuku?" tanya Jisoo, Lisa tersenyum getir di tempatnya, namun ia tidak punya pilihan lain selain menerima nasibnya- menjadi perantara diantara Seungyoon dan Jisoo yang hubungannya semakin rumit setiap harinya.

"Apa yang bisa ku bantu, eonni?"

"Beritahu aku siapa yang Seungyoon kencani sekarang, kau pasti mengetahuinya, benar kan? Siapa? Gadis itu?" desak Jisoo, melebarkan senyum di wajah Lisa yang langsung hilang di detik selanjutnya. "Tuan Kang sudah menduga pertanyaanmu eonni, jadi dia memintaku untuk menyuruhmu datang sendiri menemuinya kalau penasaran. Suruh Jisoo datang menemuiku dan aku akan mengenalkan kekasihku kepadanya- begitu yang di ucapkan tuan Kang saat memberikan amplop tadi,"

"Augh! Bedebah sialan!" umpat Jisoo setelah mendengar jawaban Lisa dan sepanjang sisa hari itu Lisa harus terus mendengar umpatan-umpatan seperti itu dari mulut Jisoo. Setelah jam makan siang berhenti, Jisoo membuat Lisa harus bekerja di ruangannya dan membuat Lisa harus mendengar omelannya. Tidak ada yang bisa Jisoo ajak bicara mengenai masalah rumah tangganya selain Lisa. Beberapa kali Lisa merasa kasihan pada Kim Jisoo- si model yang terpaksa menikah karena di jodohkan orangtuanya- namun di kesempatan lainnya, Lisa benar-benar lelah mendengar seluruh ocehan Jisoo yang tidak pernah ada habisnya itu. Kalau bukan karena naik jabatan, Lisa tidak akan mau bekerja di Jeju bersama Jisoo.

Jam kerja Lisa yang akhirnya berakhir masih harus dilanjut dengan makan malam perusahaan untuk menyambut kepindahannya. Makan malam itu di lakukan di tiga tempat, di restoran dekat kantor, di tempat karaoke dan ronde terakhirnya adalah minum beer di sebuah restoran ayam. Lisa pulang ke rumah tepat di pukul 12 malam, dan ia tidak bisa langsung masuk ke dalam rumah karena rasa mual yang menyerang perutnya membuatnya harus muntah di sebelah tempat sampah di depan rumah Rose dan kekasihnya. Sangat menyedihkan melihat seorang wanita mabuk muntah sendirian di tepi jalan seperti itu, namun kekasih yang ada di kepala Lisa tidak bisa membantunya.

"Uhm... oppa, bisakah kau mencari Lisa? Aku khawatir dia terluka di suatu tempat, ini sudah hampir jam satu malam dan dia belum juga pulang," ucap Rose, kepada Jiyong yang tengah bekerja dengan laptopnya di meja makan. "Tapi kalau oppa sibuk, aku akan pergi mencari- oh? Siapa itu?" ucap Rose karena mendengar suara seseorang yang datang dan mencoba membuka pintu rumah mereka.

Lisa berdiri di depan pintu rumah Rose dan kekasihnya, mencoba menekan passcode pintu rumah itu namun kesulitan mengingat susunan angka yang Rose beri tahu kemarin. Sampai akhirnya pintu itu terbuka dan di depan gadis yang mabuk itu berdirilah Jiyong dengan Rose di belakangnya. Rose khawatir kalau ada orang asing yang mencoba menerobos masuk ke rumah mereka, dari layar intercom di sebelah pintunya juga tidak terlihat sosok siapapun, karenanya ia meminta Jiyong yang membukakan pintu.

"Peluk aku, aku sedang kesulitan," ucap Lisa, membuat Jiyong maupun Rose membeku kaku di tempatnya. Jiyong membeku karena tidak tahu harus melakukan apa, sedangkan Rose membeku karena menyadari kalau Lisa masih sangat terluka karena kematian pria itu. "Ah... kau bukan Mino- astaga maaf, aku mabuk dan lupa passcode pintunya. Maaf karena mengganggu tidur kalian," lanjut Lisa setelah ia mengedipkan matanya dan kehilangan Mino dari pandangannya. Gadis itu membungkuk untuk memberi salam serta permohonan maaf karena pulang terlalu larut kemudian pergi dengan Rose kedalam kamarnya.

Di bantu oleh Rose agar tidak jatuh dan menabrak barang-barang, Lisa akhirnya bisa menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang empuknya. "Aku akan mengambilkanmu-"

"Rossie," tahan Lisa sembari memegang tangan Rose dengan genggamannya yang sangat lemah. "Beristirahatlah, aku akan tidur sekarang. Maaf karena aku terlihat memalukan di depan kekasihmu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After The Man's DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang