Happy Reading guys
Gravity dan Gavin keesokan harinya memantau proyek bersama. Mereka juga melakukan meeting dengan bagian marketing mereka untuk strategi kedepannya yang harus dilakukan.
Tak terasa sudah jam makan siang dan mereka memutuskan untuk makan siang diluar kantor.
"Grav mau makan dimana kamu???"
"Sejak kapan "loe" berubah menjadi "kamu" nih??? tanya gravity heran mendengar panggilan Gavin padanya yang berubah.
"Masalah??? okey gue ralat. Gue ganti lagi. Mau makan dimana loe???"jawab Gavin sewot.
"Di ledek gitu aja marah. Nggak aku nggak mau makan, sebagai ganti makan siang mau ngopi cantik aja aku."
"Aku juga nggak makan siang deh. Aku temenin ya???"
"Terserah. Nanti kalau maag jangan salahkan aku lho." kata gravity cuek sambil lalu meninggalkan ruangan meeting
"Okkeeyyy. Ssiaapp. Yuk mau diantar dimana nih???" kata Gavin riang langsung menggandeng tangan gravity agar mereka jalan beriringan menuju lift.
"Kali ini mau yang umum aja ke starbucks. Lagi nggak pingin nyoba yang lain."
Saat menuju parkiran Gravity merasakan ada yang sedang memantau mereka, hanya saja saat ia menoleh ia tak menemukan ada orang selain mereka. Biasanya insting Gravity tak pernah salah, ia peka apabila ada orang yang sedang mengikutinya. Aneh banget kali ini insting Gravity meleset. Gravity akhirnya memilih menganggap itu angin lalu, tak curiga akan ada hal yang menggemparkan dalam hidupnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Di sana mereka duduk dipinggir kaca sehingga bisa melihat pemandangan di luar. Seperti biasa Gravity memesan caramel macchiato sedangkan Gavin memilih americano.
"Grav kenapa sih kamu suka kopi banget?"
"Tak perlu ada alasan spesifik sih untuk menyukai kopi. Nikmatnya saat meminum kopi itu nggak ada duanya. Sama halnya saat aku tanya kamu kenapa kamu suka alkohol kamu juga pasti nggak bisa jawab."
"Itu khan menurutmu aku nggak bisa jawab. Kalau aku bisa memberikan alasan bakal dapat apa nih???"
"Yah nggak dapet apa-apa. Dapat waktu luangku untuk mendengarkan alasanmu aku rasa cukup berharga deh."
"Bisa didengarkan dengan nona cantik ini sudah spesial ya??" yang di jawab dengan anggukan dan senyumnya oleh Gravity.
"Awalnya sama seperti kamu menikmati alkohol ada kenikmatan tersendiri karena hanya jenis tertentu yang aku minum. Namun makin lama bergeser menjadi sebuah pelampiasan dan sebagai topengku yang lain." kata Gavin serius.
"Meminum alkohol ada kepuasan dan kesenangan tersendiri bagiku. Aku mempunyai kadar tolerasi yang tinggi terhadap alkohol dan itu membuatku dapat menikmatinya."lanjut Gavin panjang lebar.
"Yah memang setiap orang punya caranya sendiri dalam menjalani hidup. Aku juga nggak akan mengjudge kamu dan mengeluarkan kata-kata mutiara buat kamu. Aku soalnya bukan orang yang dewasa dan bijak sih." kata Gravity sambil memainkan minumannya dengan sedotannya dan melihat kearah yang lain.
"Cewek yang langka"batin Gavin.
Gavin sebenarnya merasa ada yang aneh dengan Gravity. Ia merasa lawan bicaranya sedang tidak nyaman, sesekali cewek didepannya itu menoleh kearah lain seperti mencari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
my own world
Romanceterlalu asik dengan dunianya hingga dia seakan buta dengan sekelilingnya. Wanita dengan segala kesuksesannya membuatnya nyaman dengan dunianya sendiri. Perubahan??? Wanita itu akhirnya melangkah kekuar dari zona nyamannya. Akankan langkah yang di am...