Bagai sudah jatuh tertimpa tangga, sudah pusing seharian perjalanan menuju cafe tempat meetingpun harus terhambat dengan kemacetan. Seharusnya Gavin sudah sampai 15 menit yang lalu jam 3 pas tetapi ia masih harus berdiam diri didalam mobil karena kemacetan lalu lintas. Tak tau ada sikomo lewat atau apapun yang pasti Gavin hanya bisa mengumpat terus-terusan dalam mobil.
Seakan mengejek dirinya lagu yang sedang berputar di mobilnya sekarang lagu dari Daniel powter - Bad day. Seakan penderitaannya hari ini belum cukup, di lihatnya HPnya ada chat dari daddynya yang mengirimi sebuah artikel mengenai kemerosotannya dimana dia berencana membangun kerjasama dengan anak perusahaan milik keanu untuk mega proyeknya.
"Tidak bisakah dirimu tidak membuat malu keluarga kita. Jangan sampai reputasi yang daddy bangun kau hancurkan dengan mudahnya."
"Sudah cukup beruntung kau, daddy tidak mengambil alih saat kita sudah tak menjadi nomer satu lagi dan mendepakmu. Berita macam apa ini??? kau ingin bekerja sama dengan mereka??? Jangan membuat daddy kehilangan kepercayaan padamu Gavin." tulis daddynya bersamaan dengan mengirim artikel berita sore ini.
Wartawan memang paling suka melihatnya terpuruk. Tak henti-hentinya mereka memberitakan apapun tentangnya. Bahkan setiap langkah yang ia ambil pasti tak sampai 24 jam wartawan sudah memberitakannya. Gavin rasa perlu mengusut siapa orang dalam yang sudah selalu membocorkan informasinya. Sialnya setiap berita yang muncul selalu sampai di telinga daddynya dan itu makin membuatnya tertekan.
Daddynya memang selalu menekan Gavin untuk menjadi yang terbaik. Dari kecil dia dididik untuk menjadi pemenang. Tak ada nomer dua di kamus daddynya dan tak ada yang namanya teman bagi daddynya. Bagi daddynya menjadi nomer dua adalah pecundang dan teman adalah hambatan yang dapat sewaktu-waktu membuatmu terjatuh.
Sebenarnya untuk prinsip kedua Gavin sangat tidak setuju. Tetapi 2 tahun lalu sahabatnya telah membuktikan bahwa prinsip yang daddynya katakan adalah benar. Sejak itu pula hidup Gavin makin tertekan oleh daddynya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Sudah 30 menit berlalu namun rekan bisnisnya masih belum menunjukkan tanda kedatangannya. Gravity paling tidak bisa mentolerir keterlambatan. Apalagi kali ini sudah terlambat 30 menit. Kopinya yang ia pesanpun sudah habis, Game yang ia mainkanpun nyawanya sudah habis. Jadi makin bulat pula keputusan Gavity untuk beranjak meninggalkan cafe itu.
Sebenarnya Gravity tak suka turun langsung membahas kerjasama dengan kliennya. Tetapi kali ini Gravity membuat pengecualian karena yang akan diajak kerjasama adalah perusahaan saingan utama mereka. Gravity merasa tak ada salahnya dirinya bekerja sama dengan mereka, karena perusahaan yang Gravity kelola tak pernah bersinggungan secara langsung. Yang bersinggungan secara langsung hanya Edzard dan Frankie.
Gravity awalnya hanya ingin bermain-main menawarkan kerjasama ini. Ia hanya ingin membuat panas kakak-kakaknya tetapi ternyata kenyataan berkata lain. Diluar skenario Gravity ternyata perusahaan Arentino langsung mengiyakan tawarannya dan bahkan ingin mengadakan pertemuan langsung antar pimpinan tanpa di wakili oleh siapapun. Permintaan itu jelas makin membuat Gravity semangat yang awalnya hanya untuk main-main berubah ingin menjadikan proyek ini prioritas, makanya ia tak segan mengiyakan ajakan untuk bertemu langsung.
Lagi-lagi kenyataan berkata lain. Disaat dirinya sudah menanggapi serius, orang yang diajak kerjasama malah datang tak tepat waktu. Jelas itu menjadi nilai minus dimata Gravity. Tak tanggung-tanggung sudah 30 menit terlambat tetapi tak ada kabar dari sang yang punya janji. Saat hendak beranjak dari tempat duduknya sosok yang ia tunggu-tunggu baru memasuki pintu masuk cafe.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
my own world
Romanceterlalu asik dengan dunianya hingga dia seakan buta dengan sekelilingnya. Wanita dengan segala kesuksesannya membuatnya nyaman dengan dunianya sendiri. Perubahan??? Wanita itu akhirnya melangkah kekuar dari zona nyamannya. Akankan langkah yang di am...