JUST U

15 3 2
                                    

       Gavin terus memperhatikan Gravity yang berdansa di tengah ruangan. Ia tak suka melihat Gravity tersenyum pada orang lain. Terutama pada Rigel.

       "Aku tak menyangka Gravity kau jadikan target berikutnya." kata Emily yang masih setia menemani Gavin.

       "Aku rasa Gravity terlalu baik untuk kau jadikan pelampiasanmu." cerocos Emily lagi.

"Kalau kau ingin kembali bersamaku hanya dengan pengakuan pada dunia yang aku butuhkan. Tak perlu kau membuatku cemburu dengan bersama Gravity vin."

"Kau tak tahu apa-apa. Hapus jauh -jauh pemikiranmu itu. Semua yang kau pikirkan tak ada yang benar." kata Gavin dingin.

Saat baru mencicipi gelas ketiganya ia merasa ada yang aneh dengan minumannya hingga tak menghabiskannya.

"Sial sepertinya ada yang memberikan obat pada minumanku." batin Gavin.

Gavin yang pintar menutupi sesuatu berusaha biasa meski sepertinya obatnya mulai berjalan. Kepalanya mulai pening dan sekujur tubuhnya mulai terasa panas.Entah obat apa yang sedang ada dalam tubuhnya Gavin tak peduli, fokusnya sekarang hanya tertuju pada Gravity.

Sudah tak tahan melihat keakraban Gravity dan Rigel, Gavin dengan agak sempoyongan berjalan kearah Gravity. Gavin langsung meraih tangan Gravity dan menggengamnya erat.

        "Ayo kita pulang sekarang."kata Gavin dingin.

        "Jangan membuat masalah di acara orang lain Vin. Aku tak ingin pulang bersamamu."kata Gravity sambil berusaha menghempaskan tangan Gavin, namun tetap saja tak bisa.

        "Aku sedang tak ingin membuat masalah. Kau yang membuat masalah. Ayo pulang sekarang."

        "Leppaass!!!!"

       "Aku tak akan memaksa apabila kau menurut padaku."

       "Gavin leppasss. Kita jadi bahan tontonan."cicit Gravity.

       "Tak akan. Satu satunya cara hanya kau ikut dengaku."bisik Gavin.

        "Gavin kau sudah keterlaluan. Gravity sedang tak ingin ikut dengamu brengsek."kata Rigel membela Gravity, sambil menarik Gravity kearahnya. Sayangnya pegangan Gavin sangat erat sehingga tetap tak terlepas dari Gavin.

        "Bukan urusanmu brengsek. Ia berangkat denganku begitu pula pulang juga harus denganku."jawab Gavin.

         "Kau tak bisa memkasa Gravity brengsek. Gravity juga berhak memutuskan."kata Rigel sambil mendorong Gavin dan pegangannya pada Gravity tak dilepaskannya.

        "Stttooppp.. stttooppp anak muda. Kalian hampir saja mengacau acaraku."lerai Mr. Edward.

       "Aku punya solusi untuk kalian. Tentunya tawaranku ini akan membuat acaraku semakin menarik bukannya kacau."lanjut Mr. Edward.

       "Bagaimana kalau kalian menjadi pengisi acara di acaraku kali ini. Saya suka berburu dan menembak, kalian saya tantang untuk melakukan duel pistol. Tentunya saya juga tak ingin ada pertumpahan darah di acaraku jadinya ini hanya duel pistol senapan angin." jelasnya. Gavin, Rigel dan Gravity sama-sama diam tak merespon apapun.

my own worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang