HAPPY READING GUYS...
" Orang yang kamu nilai sempurna ternyata tak seperti yang kamu lihat. Casing sempurna yang digunakan hanya untuk menutupi kekurangan. Sebagus-bagusnua menutupi kekurangan pasti lama kelamaan akan terbongkar juga. Menunjukkan kekurangan bukan berarti orang itu lemah karena semua orang tak luput dari kekurangan."
Gavin meminta ijin pada peserta rapat untuk break dengan alsaan ia perlu mengambil berkas di kantornya yang tertinggal. Untungnya kali ini Mike tak menemaninya jadi ia bisa nenggunakan alasan itu. Setelah mendapat persetujuan Gavin langsung kabur menuju ruangannya dengan terburu-buru.
Saat di kantornya nafas Gavin makin tak teratur dan dadanya amat sesak, keringat dingin makin deras keluar dari keningnya, dan yang terparah Gavin tak lagi tenang seperti yang ia tampilkan dipublik selama ini. Ia mencoba menelepon Mike tapi sialnya tak diangkat. Hanya Mike yang tau dia mengidap panic disorder dan saat ini ia perlu Mike membelikan obatnya karena ia sudah lama tak mengkonsumsinya sehingga tak membawa obatnya ke dubai.
Gravity memiliki insting tajam bahwa Gavin sedang tak baik-baik saja akhirnya memutuskan menyusulnya ke kantor. Saat ia hendak mengetuk masuk ternyata pintunya tidak tertutup rapat. Gravity langsung masuk mengurungkan niat untuk mengetuk terelebih dahulu. Ia tak menemukan Gavin disana namun saat hendak keluat Gravity mendengar bunyi gumaman tak jelas.
Gravity mencari sumber suara dan itu ternyata berasal dari Gavin. Ia menemukan Gavin berada duduk di lantai dibelakang kursi kebesarannya. Gavin menundukkan kepalanya di kedua lututnya seperti anak kecil dan menggumam tak jelas dengan napas yang memburu. Gravity yang melihat itu langsung bergegas menghampirinya.
"Vin... vinn..." Gravity mengahampirinya menggoyangkan badannya agar melihatnya namun tak direspon oleh Gavin.
"Look at me Vin. It's me Gravity. It's okey. I'm not judging you." kata Gravity lembut sambil mengusap punggung badannya. Melihat nafasnya sudah tenang tangan Gravity merambat mengelus kepalanya kemudian mengangkat kepalanya agar menatapnya.
Gravity disuguhi dengan pandangan mata Gavin yang tak fokus dan tak mau menatapnya. Gravity lalu mengusap lembut kening Gavin berusaha membuat Gavin nyaman.
"Vinnn.. kita memang baru dekat tapi tak ada salahnya aku menjadi sandaranmu." kata Gravity sambil memeluk tubuh Gavin. Tak ada balasan pelukan dari Gavin hanya saja dari dalam pelukannya Gavin sudah sedikit relax.
"Vin aku tinggal dulu ya. Aku akan mengabari yang lain rapatnya ditunda."
"Tak usah aku akan kembali."Katanya melepas pelukan masih dengan mata tak fokus Gavin berdiri dari duduknya.
"Kamu untuk menatapku saja tak mampu bagaimana bisa didepan mereka." bentak Gravity jengkel dengan kekeras kepalaannya Gavin.
"Mikkee... mikkee aku butuh mikkee.." bukannya merespon perkataan Gravity, Gavin malah mencoba menghubungi Mike.
"VIIINNNN!!!!!"
"Trust me. Kamu mau kembali kamu harus tenang dulu. Gavin yang mereka kenal bukan seperti ini."
"Tanpa Mike aku nggak bisa. Obatnya ada di Mike."kata Gavin dengan cemas.
Ternyata Gavin penuh dengan kejutan yang makin ingin membuatnya bersamanya. Tak setangguh penampilannya, ternyata pria yang ada di depannya ini sangat membutuhkan orang lain dan Gravity sangat ingin diposisi orang yang dibutuhkannya.
Dengan pelan Gravity mengangkat kelapa Gavin hingga mentapnya dengan lembut dan dengan mantap Gravity mengatakan sesuatu yang membuat Gavin terhipnotis olehnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/196038814-288-k873474.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
my own world
Romansaterlalu asik dengan dunianya hingga dia seakan buta dengan sekelilingnya. Wanita dengan segala kesuksesannya membuatnya nyaman dengan dunianya sendiri. Perubahan??? Wanita itu akhirnya melangkah kekuar dari zona nyamannya. Akankan langkah yang di am...