"Tuan saya rasa sudah cukup. Ini sudah ampule ke 14 dan besok dia ada jadwal undangan jamuan dari Mr. Edward rekan bisnis anda. Kalau anda terus melakukan ini saya tidak yakin dia bisa menghadiri acara itu." kata seorang dokter paruh baya kepada seseorang yang tak kalah tua darinya namun tetap berjawah tak lekang oleh waktu.
"Lanjutkan. Dia anakku dan anakku tak mungkin selemah itu. Biar dia tau akibat telah menginjak harga diri Daddynya" katanya tegas.
"Baa... iikkk.. tuan" katanya dengan takut. Dokter itu tak bisa menolak perintah tuannya yang tak lain dan tak bukan adalah Mr. Arentino karena ia telah bekerja puluhan tahun dan tau bagaimana kejamnya Mr. Arentino. Ia juga tak jarang melihat saingan di habisinya. Jadi sangat tidak mungkin baginya untuk menbantah perkataan tuannya.
Dokter itu melakukan sesuai perintah dengan menyuntikkan obat pada anak muda yang ada didepannya. Seketika anak muda itu bangun terengah engah dengan keringat bercucuran. Yap dia adalah Gavin.
Gavin yang tadinya pingsan langsung bangun hanya beberapa detik berselang setelah obat itu disuntikkan dengan sempurna. Gavin bangun dangan nafas memburu dan menahan sakit. Entah apa yang dia rasakan tak ada yang tau dan mungkin orang lain yang ada disana jelas tak ingin dalam posisi Gavin.
Flashback...
Gavin semenjak kepulangan dari Dubai memang menghilang dan ternyata sedang menerima hukuman dari Daddynya. Gavin yang langsung menemui daddynya setelah kepulangannya langsung disanbut dengan amarah. Bukannya puas akan hasil yang dilaporkan malah sebaiknya yang terjadi.
Daddy nya marah bukan main karena ia tau Gavin membereskan masalah perusahaan mereka dengan bantuan keluarga keaun. Ditambah dengan berita dibandara makin membuatnya tidak senang. Daddynya sangat tak menyukai Gavin berhubungan dengan Gravity. Lebih baik berkencan dengan pelacur sekalipun dari pada berkencan dengan saingan mereka.
Jelas hal itu membuat amarah daddynya memuncak. Gavin langsung dihajar dan diseret ke ruang bawah tanah yang ada di kediamannya. Jangan dikira Gavin dibawa kesana untuk dipukuli ternyata diluar dugaan Gavin dibawa kesana untuk menerima hukuman yang lebih kejam yakni berupa disetrum dengan kursi listrik.
Kursi itu sebenarnya hanya untuk anak buahnya yang lalai mengerjakan tugasnya. Berhubung sudah naik pitam seakan lupa bahwa Gavin itu anaknya, Mr. Arentino memberikan hukuman itu pada Gavin. Baginya hukuman itu pantas agar dia sadar pemikirannya yang keliru dan pilihannya dengan berhubungan dengan Gravity adalah pilihan yang salah besar bagaikan melemparkan kotoran anjing kewajah daddynya.
Awalnya arus listriknya dapat ditahan oleh Gavin. Namun lama kelamaan daya listriknya dinaikkan terus menerus hingga erangan dan jeritan keluat dari mulut Gavin. Arus listik dinaikkan hingga 500 mA hingga membuat jantunya sakit, dan itu terus berlangsung selang beberapa detik. Hingga membuatnya pingsan.
Berhubung Gavin adalah anaknya arus listrik yang diberikan takkan lebih dari itu karena dapat menyebabkan kematian. Tetapi sebagai gantiya setiap Gavin pingsan, langsung diberikan suntikan yang berupa obat kejut yang dapat membuatnya seketika sadar dan memuat jantungnya berdetak lebih cepat dan sakitnya tak kalah dengan ketika dirinya distrum tadi. Seakan penderitaannya belum cukup ketika sadar dirinya kembali disiksa dari arus listrik rendah hingga tinggi lagi.
Kejadian itu terus berulang dan tak akan yang tau kapan akan berkahir. Meski tersiksa sekali dan amat sakit Gavin bertekat tak akan mengucapkan kata ampun dan memohon berhenti pada daddynya. Bagi Gavin ia tak akan merendah pada daddynya karena baginya tak ada yang salah. Termasuk bersama Gravity bukanlah sebuah kesalahan.
Gavin sudah tak bisa lagi merasakan tubuhnya. Tubuhnya serasa mau pecah. Ia tak tau sudah obat keberapa yang ia terima dan ia sudah berapa lama melalui hukuman dari daddynya. Ia hanya memoush dirinya agar bisa bertahan dari siksaannya kali ini tanpa mengucapkan permohonan pada daddynya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my own world
Romanceterlalu asik dengan dunianya hingga dia seakan buta dengan sekelilingnya. Wanita dengan segala kesuksesannya membuatnya nyaman dengan dunianya sendiri. Perubahan??? Wanita itu akhirnya melangkah kekuar dari zona nyamannya. Akankan langkah yang di am...