ADVICE

14 4 0
                                    

Sejak kepulangan Gravity dari Dubai ia langsung disibukkan dengan setumpuk kerjaan dari Ed. Ed sepertinya sengaja melimpahkan semuanya pada Gravity. Untungnya Gravity yang pada dasarnya sudah work a holic tak protes sama sekali.

Para sahabatnyapun sebenarnya sudah protes untuk meet up lagi. Menagih janji Gravity mengenai tantangan mereka. Berhubung Gravity terlalu sibuk. Digrup chat tidak nongol di teleponpun tidak diangkat. Temannya mau tidak mau hanya menunggu Gravity keluar dari gua pekerjaannya.

Itulah yang sebenarnya selalu dìkhawatirkan oleh teman-temannya. Apabila Gravity sudah terlanjur tenggelan dalam pekerjaannya sekelilingnya pasti tak dianggap. Bagaimana bisa jatuh cinta??? Bila hanya pekerjaanlah yang bisa mengalihkan dunianya. Gravity butuh sosok lain yang bisa mengalihkan dunianya dan tanpa disadari sosok itu setidaknya sudah mulai memasuki pikiran Gravity.

        GAVIN YUAN ARENTINO. Sejak kepulangan mereka tak ada kabar dari Gavin. Gavinpun yang hobby nongol di surat kabar dan infotaimenpun tak menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Yang ada malah Gravity yang selalu muncul menghiasi berita. Akibat peristiwa di bandara para wartawan tak henti-henti mengusik segala gerak geriknya. Para kakaknya kali ini tak ingin campur tangan. Bagi kakaknya itu tanggung jawab Gravity sendiri karena sudah bertindak gegabah disaat genting.

        Gravity menghubungi Hp Gavin tak ada respon. Mengubungi Mike di jawab tapi tak menghasilakan jawaban yang memuaskan karena Mike bilang ia juga tak sedang bersama Gavin karena sedang mengurusi proyek luar negri milik Gavin yang lain.

        Sebenarnya Gravity curiga bagaimana seorang assisten tak bisa mengetahui dimana posisi bossnya sekarang. Itu jelas tidak mungkin. Assistantnya saja selalu tau dia ada dimana. Pasti ada yang sedang ditutupi oleh Mike. Gravity tak ingin memaksa Mike mengatakan yang sebenarnya. Pada akhirnya Gravity larut dalam pikirannya sendiri hingga tak sadar Frank masuk keruangannya.

         "Buat dia bisa ada waktu buat pegang Hp, sedangkan buat kita bales chat aja nggak."ledek Frank yang langsung menyadarkanya dari lamunannya.

        "Iiihhh... apa'an sih Frank. Ini pegang hp juga buat bales chat kalian satu persatu." elak Gravity.

       "Pinter banget ngelesnya. Nggak hanya soal kerjaan doank ya pinternya." kukuh Frank.

      "Aauukkkk aahhh.. Ngapain kesini??" jawab Gravity sewot pada akhirnya.

     "Buat mendengarkan curhatanmu."

     "Seerriuusss Frank. Kalau nggak jelas gini mending keluar deh. Gua mau lanjut kerja."usir Gravity.

      "Aku serius Gravy. Sini curhat sama kakak tercintamu ini, biar nggak melamun melulu."

"Nggak ada yang perlu diceritakan Frankie. Lagian siapa juga yang melamun. Kerjaan sudah setumpuk gini dikasih sama sang diktaktor."

"Gravy kamu mikirin Gavin nggak ada yang salah kok. Kita biarin berita kamu juga bukan karena kita marah. Kita hanya ingin kamu bisa mengatasi permasalahan percintaanmu sendiri."

"Kamu bisa memkirkan Gavin disela kesibukanmu, berarti Gavin sudah mulai masuk diduniamu Gravy. Duniamu tak hanya kerjaan dan kita tapi juga sudah ada Gavin disana."

"Sudah selesai sok dewasanya Frank. Apaan sih kamu ngaco deh."

"I know you Gravy. Kamu juga tau tebakanku nggak mungkin salah. Tak perlu malu buat mengakui didepanku."

"Gavin menghilang, nggak kasih kabar kekamu juga???" tanya Frank. Entah apa yang menghipnotisnya membuat Gravity secara sepontan memberikan anggukan atas pertanyaan kakaknya.

my own worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang