Gavin yang tinggal sendirian di ruangannya makin tak terkontrol meminum alkoholnya. Meski tadi dia sempat merasakan ada respon aneh tubuhnya ia tetap melanjutkan minumannya. Bahkan botol everclainya sudah hampir habis.
Tiba - tiba Gavin merasakan halusinasi merasa jijik dengan tubuhnya. Ia mulai merasa tidak tenang, namun ia malah masih berniat untuk menghabiskan minumannya. Di teguklah everclainya sampai tetes terakhir, tak ada yang menghentikannya. Padahal seandainya tubuhnya sudah berbicara mungkin tubuhnya sudah berteriak agar Gavin berhenti tak mengabiskannya.
Saat hendak berdiri meninggalkan ruangan Gavin sudah tak sanggup berdiri yang ada dia kembali terduduk di kursi. Dia langsung memukul kepalanya dan merancau.
"Apa yang kamu lakukan Gavin, berdiri saja tak mampu. Gavin tak pernah kalah dengan alkohol."teriak pada dirinya.
Percobaan kedua tetap tak berhasil berdiri dan kembali dia coba lagi dan lagi. Hal yang sama juga dia lakukan yaitu selalu memukul diri sendiri saat tak berhasil berdiri dari kursi. Akhirnya Gavin menyerah dan ia berusaha mengambil HP di meja untuk menghubungi bodyguardnya. Saat mencari nama body guardnya pandangannya mengabur membuat dia asal menghubungi orang yang ada di contactnya.
"Cepat ke lantai dua merah club. SEKARANG!!!!" bentaknya kepada orang yang di sebrang teleponnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gravity memutuskan untuk kembali duduk terlebih dahulu dari lantai dansa. Baru saja ia duduk dia meliat ada panggilan di HPnya. Nama yang tertera adalah GAVIN. Gravity merasa aneh dan ragu untuk mengangkatnya, tapi ia juga penasaran ada apa Gavin mencarinya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengangkatnya. Bukan kata hallo yang ia dengar malah kalimat perintah dan bentakan yang ia terima. Bahkan belum sempat menjawab teleponnya sudah terputus. Ada apa makhluk satu ini. Bahkan yang membuat Gravity lebih heran lagi mereka berada di tempat yang sama.Gravity tak menghiraukan perintah orang yang meneleponnya tadi. Bagi Gravity siapa dia sampai menyuruh segala, kenal aja nggak. Nggak sopan banget sih jadi orang batin Gravity.
Gravity dengan santai menikmati alunan musik di tempatnya sambil menikmati minumannya. Ia bahkan sempat kembali turun kelantai dansa saat lagu favoritenya di putar. Akhirnya teman-temannya mengajak Gravity kembali duduk.Mereka saling bersenda gurau, melupakan pembicaraan berat mereka di awal tadi. Hingga pembicaraan mereka diputus oleh dering HP Gravity.
"Kenapa nggak segera dianggat sih grav. Dari siapa sih???"tanya chelsea kepo.
"Nggak penting sih yang nelpon. Males aja angkat."jawab gravity berbarengan dengan telponnya yang berhenti berdering. Tak lama Hpnya kembali berdering dan itu membuat mereka memberikan tatapan selidik ke Gravity.
"Siapa sih Grav?? angkat sana 2x telepon terus menerus pertanda yang mau dibicarakan itu penting tau."cerocos chelsea lagi. Mau nggak mau akhirnya Gravity mengangkat telponnya dan kali ini bukan bentakan yang iya dengar melainkan ucapan lirih terputus putus dari sang penelepon. Saat gravity ingin menanyakan lebih jelas lagi, telpon mereka sudah di putus dari sang penelepon.
"Kenapa Grav?? muka lu kok aneh gitu." tanya ruby.
"Nggak paham gua sama maksudnya. Udah aahhh kenapa lagi-lagi gua jadi perhatian sih. Kalian nggak mau pulang nih???" tanya Gravity mengalihakan pembicaraan.
"Bentar lagi deh habisin minum, baru cabut dari sini."kata chelsea.
Gravity terdiam memikirkan perkataan orang yang ditelpon tadi. Kelihatannya ia dalam kondisi yang nggak baik. Gravity berharap teman-temannya segera pulang karena sekarang ia merasa kawatir dengan orang yang tadi meneleponnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/196038814-288-k873474.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
my own world
Romansaterlalu asik dengan dunianya hingga dia seakan buta dengan sekelilingnya. Wanita dengan segala kesuksesannya membuatnya nyaman dengan dunianya sendiri. Perubahan??? Wanita itu akhirnya melangkah kekuar dari zona nyamannya. Akankan langkah yang di am...