Happy reading...
Pagi harinya...
"Hoamm"-Yessa, mengumpulkan seluruh nyawanya.
"Lha kok aku ada di kamar, kok bisa. ya allah kok bisa pindah kek gni langsung"-Yessa, panik sendiri, dan ia masih memakai seragam sekolahnya yang kemarin.
"Haduh pasti Mama marah sama aku, soalnya aku gak ganti baju. Yessa minta maaf ma,Yessa janji gak ngulangi lagi"-Yessa, merasa sangat bersalah kepada mama nya.
"Pagi bayi kecil aku"-Radit, ia masuk kedalam kamar Yessa dengan membawa bubur ayam untuk gadisnya.
"Huwaaa Raditt kenapa main masuk aja, ntar mama lihat gmn"-Yessa, menutupi dirinya dengan selimut hingga kepala.
"Aku udh minta izin sama mama untuk masuk ke kamar kamu"-Radit, membuka selimut yang tadi menutupi seluruh badan mungil Yessa.
"Iii jangan, aku belum mandi masih bau ketek aku"-Yessa, menarik lagi selimut tadi.
"Itu tidak masalah sayang,walau kamu bau aku masih tetap sayang"-Radit, ia mulai berani menggoda Yessa.
"Y udah ni makan buburnya"-Radit, menyodorkan piring yang berisi bubur yang ia beli tadi.
"Aku mau sekolah, awas"-Yessa, bergegas untuk bangkit dari tempat tidurnya, tapi Radit menahannya.
"Kenapa Dit, masa aku gak boleh sekolah"-Yessa, kesal karena di tahan oleh Radit.
"Kamu udah aku izinin sama ibuk, istirahat aja dulu ya sayang"-Radit.
"Ii kok kamu gitu, gak bilang sama aku"-Yessa, ia ngambek dan memalingkan wajahnya.
"Hduh,jangan ngambek deh Sa, ntar aku cium mau"-Radit,ia mengeluarkan jurus ampuhnya.
"Mama!!!!, Radit ma!!!"-Yessa,
teriak dan bersembunyi di bawah selimutnya."Hahaha, ya udah sini mulutnya bukak"-Radit,
menyodorkan sendok yang sedari tadi ia pegang."Awas kamu macam-macam Dit"-Yessa,
msh setia di dalam selimutnya."Idih geer amat, ni aku mau suapin kamu. Kalau nyium kamu tunggu ngehalalin kamu"-Radit, memasukan bubur tadi ke dalam mulut Yessa.
"Kamo kok gok sekoloh"-Yessa.
"Habisin dulu makanannya sayang, ntr keselek"-Radit,
menutup mulut Yessa."Udah habis"-Yessa, membuka mulutnya untuk menunjukan kepada Radit kalau dia udah menghabiskan mkanan yang ada di mulutnya.
"Y udah apa yang mau kamu bilang tadi"-Radit, menatap manik mata Yessa.
Yessa yang di lihatin seperti itu langsung salah tingkah,dan ia gelagapan saat bicara.
"Ekhem,kamu kenapa lihat aku kek gitu"-Yessa, salah tingkah.
"Terus harus kek mana, kek gini kah, atau kek gini"-Radit, mencondongkan badannya ke depan,meletakkan dagunya di telapak tangannya, atau menatap seperti phcychopat.
"Biasa aja lihatnya, jangan kek gitu"-Yessa, memundurkan badannya.
"Y udah, ayok mau bilang apa?"-Radit, duduk santai di kursinya dengan membuka jaket yang semula ia pakai tadi.
"Kamu ga sekolah?? kamu bolos. Atau kamu sengaja bilang ke guru kamu, kamu sakit.. iya Ambrosius Radit Krisantus"-Yessa, wajahnya mulai memerah.
"Haduh kamu tu selalu aja berpikiran kek gitu sama aku. Aku gak seperti anak cowok lain, aku gak seperti Samuel dan Glory Sa"-Radit, ia heran mengapa Yessa selalu berpikiran kalau dia itu seperti anak yang lain, yang suka bolos, yang suka ngelawan sama guru.
"E-m bukan gitu Dit, aku sakit kamu jangan ikutan libur, kan kasihan pelajaran yang kamu tinggal"-Yessa, mengambil tangan Radit yang sedang di atas kepalanya.
"Pelajaran tidak masalah jika aku tinggal Sa, tapi kamu..., huft ga bisa Sa. Dulu udah aku coba tapi tetap ga bisa, ga tau deh pelet apa yang kamu kasih ke aku. 6 tahun Sa... 6 tahun saya ngejar kamu, 6 tahun itu pula saya galau gara-gara kamu"-Radit,meluapkan isi hatinya.
"I-iya Dit, jangan marah"-Yessa, memeluk badan kekar Radit.
"Huft, aku ga marah kok sayang, cuma lagi kebawa suasana aja"-Radit, dia memeluk gadisnya itu dengan erat, bodo amat kalau ini melenceng ke peraturan di keluarga Yessa.
Drama di kamar Yessa seketika mendadak selesai, karena Radit di ajak Samuel & Glory untuk main basket. Kadang ia masih belum percaya kalau orang yang ia suka akhirnya benar-benar menjadi kekasihnya.
VOTE AND COMENT :V
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPU GIRL VS HANDSOME BOY
Teen FictionSembilan tahun Yessa satu sekolah dengan Radit, dan sudah sembilan tahun pula Radit menyembunyikan perasaannya kepada Yessa. Dan menurut Yessa LDR yang paling jauh itu bukan beda negara, tetapi beda keyakinan Kalian penasaran kan dengan ceritanya,yu...