Happy reading...
Sudah 30 menit Yessa terbaring lemah diranjang, akhirnya gadis itu membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, tapi semua yang ia lihat sama sekali tidak jelas. Ia berusaha untuk duduk, tapi ada tangan besar yang menahannya untuk betindak
"Kamu istirahat aja dulu, kamu mau saya ambilkan apa," tanya orang tersebut.
Yessa mengucek matanya agar penglihatannya kembali seperti semula. "hmm saya mau pulang."
"Kamu belum sembuh total Sa, nanti kalau sudah sembuh saya antar kamu ke rumah"
Gadis itu sama sekali tidak melihat lawan bicaranya, ia langsung membelakangi orang tersebut.
Sa, sampai kapan lu marah sama gw. Gw mau hubungan kita kembali seperti awal. -batinnya.
Cowok itu pergi meninggalkan Yessa yang mungkin sudah bersenang-senang di dunia mimpinya. Ia keluar untuk mencari udara segar, karena dari tadi ia menghirup udara rumah sakit yang jelas-jelas tidak baik untuk tubuhnya. Radit sangat anti dengan bau-bau yang berhubungan dengan rumah sakit dan obat-obatan, tapi ia memaksakan untuk masuk demi gadis yang ia cintai.
"Kenapa sih gw anti banget sama rumah sakit and the gengnya. Kan cita-cita gw mau jadi dokter, masa baru masuk rumah sakit langsung gak bernyawa gw, kan gak lucu kalau dilihat. Cihh, lemah banget sih," ujar lelaki itu. Cowok itu duduk di kursi yang ada di taman belakang rumah sakit. Ia menatap kedepan dengan tatapan kosong.
"Radit"
Gw tersadar dari lamunan gw, "hmm" menoleh kesumber suara tersebut.
"Yessa dirawat di kamar berapa sih Dit?" tanya tanya.
"owh dikamar Gradenia 4 VVIP A"ujarnya.
"ok makasih Dit, eh lo gak masuk"
"udah, gw gak bisa lama-lama di dalam ruangan rumah sakit"
"loh dibatasi jamnya ya, kalau gitu gw g boleh masuk dong"
"Bukan dibatasi, gw elergi sama bau-bau yang berhubungan dengan rumah sakit"
"Lo serius, tapi lo bilang mau masuk jurusan kedokteran tapi gini aja lo gak bisa" Fanya adalah orang yang satu-satunya tempat Radit meluapkan isi hatinya, dia sudah menganggap Fanya sebagai kakaknya. Yap Radit dan Fanya beda 2 tahun.
"Hmm ya gitulah, gw ga tau deh nanti gimana" ucap Radit.
"Ya udah gw mau kedalam dulu ya. Jangan ngelamun, ntar kesambet mampus lo" setelah mengucapkan kata-kata pedas ia langsung berlari meninggalkan Radit, sebelum cowok itu menghabisinya.
____***____
Ceklek...
Dari dalam ruangan, terlihat rambut Fanya yang di kepang dua layaknya artis-artis Korea.
"Yah orangnya tidur, baru aja tadi gw mau ngajak lo main uno" ia meletakkan buah tangan yang ia bawa sebelum berkunjung ke rumah sakit.
"Sa, lo kalau tidur wajah lo adem banget ya. Gw yang putih dari lo gak se adem itu kalau tidur," Fanya memandangi wajah Yessa yang terlelap dengan damainya. Ia juga memainkan jari sahabatnya itu, tiba-tiba jari yang ia mainkan tadi bergerak.
"eeghh" Yessa terbangun karena ia merasa ada seseorang yang memainkan jari tangannya.
"Akhirnya lo bangun, mungkin kalau lo gak bangun gw udah pulang sekarang," ujarnya.
"Kok kamu disini Nya, sama siapa?" tanya Yessa
"Dih elu mentang-mentang gak jomblo lagi"
"Hubungannya apaan coba"
"Au ah, eh tadi gw lihat cowok lu duduk di taman belakang. Kasihan amat wajahnya, kayak ayah yang beranak 5"
"Radit" gumamnya.
"Sa lo mau cobain nasi goreng buatan gw gak, tadi gw sebelum kesini masakin lo nasi goreng, terus tadi pas dijalan gw lihat buah gw beli deh untuk lu. Betapa baiknya gw" ujar Fanya, seperti biasa gadis itu tidak pernah berhenti bicara. Ada aja yang ia bahas.
"aku gak lapar Nya, kamu aja yang makan" Yessa menolak tawaran Fanya untuk memakan nasi goreng yang Fanya bawakan untuknya itu. Nafsu makannya benar-benar hilang.
"Yah kok gitu, kalau tahu kek gini gw pulang aja deh" ia berdiri berancang-ancang akan pergi.
"Eh iya-iya aku makan, tapi kamu duduk disitu. Temanin aku makan" Dengan berat hati ia harus memakan nasi goreng itu. Rasanya 1...2...3.
"Fanya!!!"Yessa meneriaki namanya.
"Eh kenapa Sa, gak enak yaa? Ya udah besok-besok gw gak bawain makanan itu lagi deh" Fanya sangat bersalah dengan melihat raut wajah Yessa.
"Yah jangan dong, ntar aku mimpiin nasi goreng kamu gimana. Ini benaran enak Nya, nasi goreng terenak kedua setelah punya mamanya itu.
"Lo serius Sa? gw kira nasi goreng gw rasanya hancur. Kek hati gw"
"Gak, ini enak" Yessa melanjutkan makannya ia tidak menghiraukan sahabatnya itu lagi.
Ceklek...
Ada seseorang yang masuk keruang Yessa, ia memakai seragam rumah sakit, dengan masker dan tidak lupa membawa steteskop yang menandakan kalau orang tersebut seorang dokter.
"Baiklah Nyonya Yessa, saya akan periksa keadaan anda terlebih dahulu." Pak dokter asik dengan alatnya itu, ia memeriksa seluruh anggota badan Yessa.
"Hmm menurut saya pasien sudah dibolehkan untuk pulang" ujar Pak dokter.
"serius dok?" Fanya begitu over excited mendengar kalau Yessa dibolehkan pulang.
"iya, baiklah saya keluar dulu" dokter tersebut keluar dari ruangan itu.
"Semuanya udah saya urus, sekarang kamu tinggal pulang dan tidak perlu memikirkan biaya dari semua ini"
VOTE AND COMENT...
THANK U S MCH

KAMU SEDANG MEMBACA
CUPU GIRL VS HANDSOME BOY
Teen FictionSembilan tahun Yessa satu sekolah dengan Radit, dan sudah sembilan tahun pula Radit menyembunyikan perasaannya kepada Yessa. Dan menurut Yessa LDR yang paling jauh itu bukan beda negara, tetapi beda keyakinan Kalian penasaran kan dengan ceritanya,yu...