~DUA PULUH DELAPAN~

34 1 0
                                    

Yessa pov

Semenjak kejadian dimana Noah mengungkapkan perasaannya kepadaku, suasana kerja menjadi lebih akward. Aku kerja sesuai perintah Noah, begitu pula dengan Noah ia sibuk dengan komputernya. 
Sudah satu jam laki-laki itu berkutat didepan layar komputer, ia sama sekali tidak membuka suara. Aku pun ikutan diam dan tidak mau mengganggunya.

Tok... Tok... Tok

"Masuk!" perintah Noah.

"Pak, ini ada surat untuk pertemuan sama dokter Radit," ujar salah satu pegawai yang ada disana.

"Ok, letak aja disana!" Pegawai tersebut meletakkan surat itu, dan kembali keluar.

Laki-laki itu belum menyentuh surat yang dikasih oleh pegawai tersebut.

"Sa." Noah memanggil Yessa dengan suara baritonnya yang terasa lembut jika didengar oleh semua wanita yang ada diluar sana.

Yessa yang merasa namanya di panggil, buru-buru keluar dari ruangannya, "Ya? ada yang aku bisa bantu?" jawabnya dengan gugup.

"Lo kenapa kaku gitu bicara sama gue, gak seperti biasanya," ujarnya, seperti biasa ia menatap Yessa dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Hm gak kenapa-kenapa, tadi kenapa manggil aku?"

"Hm bisa bukain surat yang tadi gak?"

"Surat? Owh bentar aku ambilin dulu." Gadis itu mengambil surat tersebut dan membukanya, seketika matanya membulat ketika melihat nama yang tidak asing baginya. Nama itu.

"Kenapa? Ada yang salah sama suratnya?" tanya Noah, ia heran dengan ekspresi wajah Yessa. Mengapa ia sangat terkejut melihat surat itu.

"Hm kamu tau dokter Radit?" tanya Yessa.

"Ya, kenapa emangnya?" Noah menyelidiki wajah Yessa yang dari tadi benar-benar kaget.

"Hm gak, aku bacain gak nih?"

"Iya"

Yessa membacakan surat itu, dan beberapa kali ia melirik Noah. Ekspresi laki-laki itu sangat santai, bahkan ia tertawa ketika mendengar isi surat yang Yessa bacakan itu.

"Yaudah, besok kita berangkat ke London. Malam ini lo harus packing semua baju-baju lo, besok pagi udah gue jemput"

"Owh iya, sekarang kita pulang lebih cepat soalnya gue ada acara nanti malam. Ayok gue antar lo kerumah," ujar Noah. Ia membersihkan meja kerjanya dan mengambil jas yang tergantung di sampingnya.

Yessa pun juga membersihkan meja kerjanya, dan mengikuti Noah hingga parkiran mobil.

"Mau mampir dulu ga Sa?"

"Hm tapi kamu ada acara nanti malam, ntar telat kalau kita mampir-mampir dulu"

"Itu bisa gue atasi, ya udah lo mau beli makanan gak? Lo diam gue anggap itu jawaban iya dari lo"

Laki-laki itu langsung melajukan mobilnya keluar dari parkiran gedung besar itu. Suasana di dalam mobil sangatlah canggung, tidak ada yang berani untuk membuka topik pembicaraan. Yessa sibuk memperhatikan jalan besar itu, sedangkan Noah fokus menyetir mobilnya.

Kali ini jalanan di California tidak terlalu padat, mobil Noah pun dengan mudah sampai di rumah Yessa. Noah tidak mampir ke rumah Yessa karena dia harus segera datang ke acara tersebut.

Yessa membuka sepatuny dan menggantungkan long Coat nya. Gadis itu segera membersihkan badannya dan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur yang berukuran medium. Iya masih memikirkan apa hubungan Noah dengan Radit, apakah dia punya hubungan yang akrab.

Yessa memandang langit-langit kamarnya, "aku gak yakin mau ketemu sama Radit. Aku takut ketemu dia"

Gadis itu terus gelisah, ia memikirkan apa yang terjadi besok disaat dia ketemu dengan laki-laki yang dulu sangat ia banggakan dan sangat ia cintai. Tapi karena laki-laki itu harus pergi dan tidak bisa untuk menolak akhirnya hubungan mereka berakhir yang di saksikan oleh rintik air hujan dan air mata yang bercampur.

Ting tong...

Seseorang memencet bel apartemennya. Tapi gadis itu tidak merespon bunyi bel yang berbunyi tersebut.

"Yessa!" Panggil seseorang dari luar sana. Gadis itu menggeliat ketika mendengar seseorang memanggil namanya.

"Ya tunggu sebentar." Yessa bangkit dari tempat tidurnya dan segera membukakan pintu apartemennya.

Ia terkejut mengapa Noah ke apartemennya malam-malam begini, "Lah kenapa kamu malam-malam begini ke apartemen aku?"

"Malam apaan ini Sa, ini udah jam tiga dini hari. Ya jadwal pesawatnya sih jam set 5 masih ada waktu lebih kurang 2 setengah jam lagi," ucapnya lalu menerobos masuk ke dalam.

"Lah masih lama Noah, kan kamu bisa istirahat dulu," ujarnya sambil mengambilkan minum untuk laki-laki itu.

Noah meminum air yang tadi di bikin oleh Yessa dan merebahkan kepalanya di kursi tamu tersebut. Laki-laki itu memejamkan matanya sebentar.

"Kenapa kamu ke sini, bukannya aku ngelarang takutnya orang-orang disini berpikiran negatif ke kita"

Laki-laki itu tidak merespon, ia masih setia menutup matanya dengan nafas yang teratur.

"Ck ternyata kamu cuma numpang tidur doang, dasar" Yessa beranjak dan pergi ke kamarnya dan mengambil sebuah selimut kecil yang sering ia pakai jika bepergian jauh. Dan tidak lupa gadis itu memasang lilin aromaterapi untuk menenangkan diri laki-laki itu.

"Laki-laki aneh, tapi mampu membuat ku tersenyum. Tapi maaf aku belum bisa menerima mu menjadi kekasih ku"

Gadis itu kembali ke kamarnya dan terlelap begitu saja.

Vote and Coment
Thankyou ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CUPU GIRL VS HANDSOME BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang