Happy reading everyone...
Ini adalah hari terakhir Radit menginjakkan kakinya di sekolah ini, karena Radit segera pergi ke London untuk tinggal bersama kedua orangtuanya. Sebenarnya Radit tidak ingin ikut dengan bokap dan nyokapnya karena ia tahu jika ia berada di sana pengawasan dari mereka berdua akan ketat untuknya.
Tapi ia terpaksa menerima permintaan kedua orangtuanya itu, dan ia akan menggantikan posisi Samuel sebagai CEO di perusahaan yang dimiliki Papinya itu. Dari dulu ia sangat tidak tertarik dengan dunia perbisnisan, karena menurutnya itu akan sulit dan rumit.
"Dit, lu jadi ikut bonyok lo ke London??" Cavan dan Cakra langsung mengambil posisi tepat didepan Radit.
"Yaps, gw terpaksa menerima itu. You know lh bokap gw gimana dia akan ngelakukan apa saja agar gw mau nurutin kemauannya itu" Radit mengehela nafas panjang. Dia tidak tahu gimana kehidupannya di sana, ditambah dengan gadis bule yang kata Jhordie itu akan menjadi tunangannya.
Owh tuhan, this is the worst nightmare he can ever get. Dia lebih memilih untuk tidak akan nikah sampai dia tua daripada ia nikah dengan gadis yang tidak ia sukai itu, ingat yang tidak ia sukai itu.
"Hmm gw harap kalau lo benaran pindah ke London, jangan lupain kita² ya" Cakra memasang wajah dramatis nya itu yang di ikuti oleh Cavan.
"Buset, lebay benar lo pada. Gw g akan lupain kalian kok, tenang aja kalau bisa gw kirim hantu suruhan gw untuk ngelihatin kalian"
"Idih anjir, candanya jelek"
"Sekali lagi lo pada masang wajah najis itu lagi gw jamin sampai disini perjalanan hidup kalian.” Radit berlalu begitu saja, ia muak dengan ocehan 2 mahkluk astral itu.
"Om Radit jangan tinggalin kami. Kami ikut," yap sekarang mereka menjadi pusat perhatian, bukan karena keimutan mereka tetapi tingkah menjijikan mereka itu.
____***____
Yessa keluar dari kelasnya karena panggilan alam yang tidak bisa di tunda. Gadis itu berlari yang tidak lupa diiringi oleh rambut yang tergerai bebas.
"Duh, panggilan alam aku mendesak benar," sepanjang perjalanan Yessa berharap agar panggilan alam itu keluar.
"Permisi, jangan halangi aku jalan. Ini gawat!!" Gadis itu tidak melihat orang yang ia teriaki tadi.
Orang itu hanya berjalan santai dan melihat aneh kearah Yessa, wajah gadis itu sangat lucu jika ia menahan sesuatu. Ketertarikan itu semakin besar dan ia ingin mengetahui siapa gadis itu.
"huft lega juga akhirnya," Yessa keluar dari kamar mandi khusus wanita dan berjalan santai menuju kelasnya.
Ketika Yessa hendak menuju lokalnya, ia melihat Radit yang sedang duduk di taman belakang sekolahnya itu, sendirian. Cowok itu duduk dengan pandangan kosong kedepan.
Ia ingin sekali menghampiri Radit dan menanyakan apakah yang sedang cowok itu pikirkan.
Tapi ia mengurungkan niatnya itu, ia melanjutkan perjalanan menuju kelasnya.
"Lama benar Lo, udah kek orang beranak aja lo di kamar mandi" sewot Fanya.
Yessa tidak menanggapi sahabatnya itu, ia masih memikirkan tentang cowok itu kenapa ia duduk sendirian di taman belakang disaat PBM masih berlangsung.
4 jam telah berlalu, bel sekolah berbunyi yang menandakan bahwa seluruh siswa dapat pulang kerumah mereka masing-masing dan beristirahat.
"Lo mau bareng gw ga Sa?"
"Hmm ga usah deh Nya, aku jalan aja"
"Udah sore lho Sa, kek ya bentar lagi mau hujan deh. Udah sama gw aja"
"Gpp aku sendiri aja, btw mksh atas tawarannya." Gadis itu keluar lebih dulu dan berharap bertemu dengan cowok itu. Ia kangen berbicara dengannya seperti dulu, bercanda dengannya, dan ia sudah terbuka seperti ini gara-gara cowok itu.
"Dit, kamu janji sama aku kalau kamu gak akan ngejauhin aku. Tapi apa, kamu menghindar dari aku."
Gadis itu duduk di halte berharap ada angkutan umum yang lewat. Tapi sudah 30 menit gadis itu duduk di halte tapi tidak ada satupun angkutan umum yang kosong lewat. Gadis itu memutuskan untuk jalan ke rumahnya.
Ucapan Fanya memang benar, bahwa bumi akan mengeluarkan semua beban yang ia simpan dan meluapkannya. Yessa menerobos hujan tersebut, dan suasana saat ini benar-benar mendukung Yessa untuk mengeluarkan air mata yang sudah dibendungnya.
"Hiks, hiks." Hanya suara itulah yang dapat keluar dari mulutnya. Gadis ini benar-benar rapuh, tidak ada satupun orang yang dapat dijadikannya sandaran.
VOTE AND COMENT
THANKYOU SO MUCH ❤️❤️HALLO, GIMANA CERITA GW SELAMA INI??, MAAF KALAU DICERITA INI AGAK KAKU ATAU ALURNYA GA JELAS. TP GW USAHAKAN PART SELANJUTNYA ATAU CERITA SELANJUTNYA LEBIH BAGUS DARI INI. I HOPE YOU ENJOY READING MY STORY ☺️☺️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPU GIRL VS HANDSOME BOY
JugendliteraturSembilan tahun Yessa satu sekolah dengan Radit, dan sudah sembilan tahun pula Radit menyembunyikan perasaannya kepada Yessa. Dan menurut Yessa LDR yang paling jauh itu bukan beda negara, tetapi beda keyakinan Kalian penasaran kan dengan ceritanya,yu...