Dit, lu pernah bilang kalau lu benaran sayang sama gue, tapi kenapa lu bohongi gue Dit, kalau lu bilang dari awal kalau lu udah ada cewek, lu gak perlu ngejar gue, dan gue gak berharap betul ke lu Dit.
"Sa, kantin yuk. Lu dari tadi pagi gak makan Sa"-Fanya.
"Masih kenyang"-Yessa, jawabnya singkat.
"Kamu boleh marah dengan saya, kamu boleh benci dengan saya, tapi jangan sakiti diri kamu sendiri. Itu gak baik bagi kesehatan kamu"-Radit, ia tiba-tiba masuk ke kelasnya yang aturannya sekarang jam pembelajaran sedang berlangsung.
"Lu kok ke sini Dit, ntar di marahin guru mampus lu"-Fanya, ia kaget juga ketika melihat Radit yang tanpa di undang masuk ke kelasnya.
"Gue hanya mau ngecek keadaan sahabat lu"-Radit, ia melihat Yessa sekilas.
"Jangan lupa makan, kalau kamu kek gini terus kasihan mama pasti dia akan sedih"-Radit, seusai ia berkata seperti itu, ia pergi meninggalkan kelas Yessa.
"Dih tu anak aneh banget dah, udah salah masih juga perhatian. Jangan kemakan Sa, itu hanya mainan dia aja"-Fanya.
Ia tidak menghiraukan sahabatnya itu. Didalam hatinya ia masih bertanya-tanya, untuk apa Radit khawatir dengannya setelah ia melukai hatinya. Ia harus apa, ia masih belum bisa memaafkan kejadian kemarin, dan perkataan yang Radit ucapkan kepadanya begitu membekas di ingatannya.
~***~
PBM udah selesai 15 menit yang lalu, tapi Yessa belum beranjak dari kelasnya itu, ia sama sekali tidak punya mood untuk pulang. Fanya udah mengajaknya untuk pulang bareng, tapi ia menolak dengan alasan kalau dia ada urusan sama guru BK, jadi Fanya pulang duluan.
"Ngapain masih di kelas sendirian, ntar di marahin mama kalau pulang lama"-Radit, ia kebetulan lewat di depan kelas Yessa, dan melihat Yessa masih setia duduk di bangkunya.
"Nih mau pulang"-Yessa, takdir hari ini benar-benar tidak berpihak kepadanya, kenapa setiap dia ingin ketenangan untuk beberapa menit aja pasti Radit datang menemuinya.
"Saya antar ya Sa, udah sore lho angkutan umum juga udah jarang lewat"-Radit, tawarnya.
"Gak perlu, saya bisa jalan kaki aja kalau gak ada angkutan umum"-Yessa, ia langsung pergi.
Ini semua gara-gara cewek brengsek kemarin, kenapa sih papi sama mami nemuin tu cewek gue juga kagak kenal sama dia. Arrgghh kapan gue bebas dari keluarga yang penuh dengan larangan. Gue gak butuh harta dari bonyok, yang gue butuh itu mereka care sama gue.
Radit membuka pintu rumahnya itu, dan seperti biasa ia tinggal dikeadaan sepi, Papi dan Maminya selalu saja balik ke London dengan alasan urusan perusahaan yang gak bisa di tinggal. Mungkin mereka lebih mementingkan pekerjaannya daripada Radit.
Radit merebahkan badannya disofa empuk yang ada di ruang keluarga rumahnya itu, ia melihat sekeliling ruangan itu sama sekali tidak ada perubahan. Suasana sepi masih menghiasi ruangan ini.
"Huft, tidak pernah berubah. Rumah yang luas, ruangan yang luas tapi tidak ada yang mau berkunjung ke sini untuk apa, mending rumah kecil ruangannya dipenuhi dengan canda tawa yang dibikin oleh keluarga kecil"-Radit, ia berbicara sendiri sambil menerawang.
"Eh den Radit udah pulang, mau bibi siapkan air panas untuk mandi?"-Bi Inah.
"Ya deh bi, tapi jangan terlalu panas nanti saya bisa melepuh Bi"-Radit, ia membuat lelucon sedikit agar suasana hatinya membaik.
"Duh den kan gak mungkin juga Bibi nyediain air panas yang baru mendidih, yang ada nyonya sama tuan marah besar dengan saya"-Bi Inah.
"Papi sama Mami tidak peduli kalau sakit bi, bahkan kalau saya mati mereka gak peduli"-Radit, pikiran itu kembali muncul dibenaknya. Samuel dan Chelsea tidak akan pernah peduli setiap Radit sakit, ia hanya memberi uang agr Radit memanggil dokter kerumah.
"Duh den kok den Radit bicara seperti itu sih, kan bibi jadi sedih"Bi Inah.
"Maaf bi, saya gak bermaksud membuat bibi sedih. Sekali lagi saya minta maaf"-Radit, ia memeluk tubuh lesu wanita tua yang sudah lama tinggal bersamanya sejak ia berumur 12 bulan. Radit sudah menganggap Bi Inah adalah mami keduanya, karena Bi Inah tau semua kesukaan Radit dan kebiasaan Radit. Sepertinya ia lebih menyayangi Bi Inah dari pada Chelsea.
"Ya udah den bibi siapin dulu ya air panasnya. Den makan dulu, bibi udah masakin makanan kesukaan den Radit"-Bi Inah.
"Serius bi, wah makasih Bi"-Radit, ia berterima kasih dengan mata yang berbinar.
VOTE AND COMENT...
THANKYOU SO MUCH

KAMU SEDANG MEMBACA
CUPU GIRL VS HANDSOME BOY
Teen FictionSembilan tahun Yessa satu sekolah dengan Radit, dan sudah sembilan tahun pula Radit menyembunyikan perasaannya kepada Yessa. Dan menurut Yessa LDR yang paling jauh itu bukan beda negara, tetapi beda keyakinan Kalian penasaran kan dengan ceritanya,yu...