Happy reading...
"Kak, kok gak turun untuk makan malam"
"Kakak gak lapar Ma, kalau kakak lapar, kakak cari makanan di dapur aja Ma. Mama gak perlu nungguin kakak untuk makan malam"
"Iya udah kak, bersihin dulu badannya. Dari tadi baju sekolah kakak belum di ganti"
"Iya Ma"-Yessa, ia beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.
Yessa mengerjakan ritualnya dalam waktu 30 menit, gimana tidak lama dia harus keramas dan maskeran agar wajahnya tetap bersih dan cerah.
Jujur saja perutnya sangat lapar, tapi ia tidak mood untuk makan.
"Kak, Yasa boleh duduk di kamar kakak gak?? Yasa bosan di kamar, gak ada yang bisa Yasa kerjakan"-Yasa, ia masuk dan langsung mengambil posisi yang nyaman untuk dia duduki.
"Tumben adek kakak main ke kamar, biasanya gak pernah"-Yessa.
"Ih kakak, Yasa kan juga pengen manja sama kakak. Tapi Yasa gak tau caranya gimana"-Yasa, anak cowok itu berbicara dengan jujur dan seperti biasa ia berbicara dengan wajah polosnya.
"Hahaha. Yasa dengarin kakak ya, Yasa gak perlu manja sama kakak, Yasa gak perlu niru-niru teman Yasa yang manja kepada kakaknya. Kakak tanpa Yasa tunjukkan manja Yasa kek kakak, kakak pasti perhatian sama Yasa"-Yessa, ia mengelus rambut anak cowok itu dengan lembut.
"Yasa senang kak, punya kakak seperti kak Yessa. Kakak pintar, nanti kalau Yasa udah besar Yasa mau jadi kek kakak"-Yasa, anak itu turun dari ranjang Yessa, dan berlagak sombong didepan Yessa, bukannya memposana tapi Yasa sangat lucu dan menggemaskan.
"Yasa, sini peluk kakak Yessa dulu. Adek kakak yang laki-laki satu-satunya"-Yessa
Yasa berlari kecil lalu lompat ke pelukan Yessa. Momen ini sangat manis bila disaksikan dengan mata telanjang. Yessa orangnya sangat sayang kepada anak kecil, baik itu adeknya maupun anak orang lain.
Yessa turun kebawah untuk meminta izin keluar karena ada sesuatu yang mau ia beli.
"Ma kakak izin keluar bentar, ada yang mau kakak beli," Yessa pamit dan keluar dengan menggunakan hoddie berwarna pink dengan aksen bunga-bunga
______***______
Radit memandangi pemandangan luar di rooftop kamarnya. Di sinilah tempat ia menghabiskan waktu luangnya. Dibenaknya masih kepikiran tentang masalahnya dengan Yessa, apa hubungannya hanya ditakdirkan sebentar, apa tuhan benar-benar tidak menyetujui hubungannya dengan Yessa.
Drrtt, drrtt, drrtt...
"Hallo"
"Radit, ini gue Olivia. Dit temanin gue keluar yuk nyari makanan"
"Emang lo siapa gue?? Gue GAK MAU!"
"Dit ayok lah, bentar aja. Gak kasihan apa lu sama gue"
Radit juga tidak tega melihat cewek yang kelaparan. Tapi ia juga malas ketemu dengan Olivia. Dia harus mengambil keputusan yang tepat.
"Dit mau kan"
"Y udah, gue gak mau nunggu lama-lama"
"Yeayy, makasih Dit. Ya udah gue tutup dulu ya"
Radit tidak mendengarnya, ia langsung saja menutup telponnya. Sebenarnya ia takut jika pilihannya ini salah, tapi mau gimana lagi ia sangat tidak tega melihat cewek yang kelaparan.
"Bi Radit keluar sebentar ya"
"Ya den, hati-hati ya den"
"Iya bi"
Radit mengendarai motornya dengan kecepatan normal, sekalian ia ingin menikmati udara malam. 25 menit ia habiskan waktu di jalan, dan akhirnya ia sampai di rumah gadis itu.
"Gw di luar"
✓✓"Btr gw otw"
✓✓"Di read doang. Gak ada gtu basa basinya"-Olivia, ia turun untuk menemui Radit.
Radit yang sudah mulai bosan menemani Olivia jalan, akhirnya ia memutuskan untuk pulang lebih dulu. Bodo amat cara gadis itu pulang. Disaat Radit jalan menuju parkiran, ia melihat Yessa dibawa oleh 2 lelaki bertubuh kekar.
Ia bisa membaca gerak tubuh Yessa, dari gerak tubuh Yessa gadis itu membutuhkan pertolongan. Dengan cepat Radit mengejarnya, tapi jejaknya hilang begitu cepat.
"Sa, bertahan lah. Gue akan menyelamatkan lu"-Radit.
VOTE AND COMENT
THANKYOU SO MUCH

KAMU SEDANG MEMBACA
CUPU GIRL VS HANDSOME BOY
Teen FictionSembilan tahun Yessa satu sekolah dengan Radit, dan sudah sembilan tahun pula Radit menyembunyikan perasaannya kepada Yessa. Dan menurut Yessa LDR yang paling jauh itu bukan beda negara, tetapi beda keyakinan Kalian penasaran kan dengan ceritanya,yu...