~DUA PULUH SATU~

24 0 0
                                    

Happy reading...

Selepas Radit masuk keruangan Yessa, cowok bertubuh kekar itu keluar. Ia akan membicarakan hubungannya dengan Yessa setelah Yessa sehat, dan dia harus menyiapkan seluruh nyalinya sebelum bertemu dan berbicara dengan gadis itu.

"Buset Radit kaya bener Sa, ruangan lu aja VVIP gimana nanti yang jadi istrinya dia, pasti tu bocah ambil class President Suite. Wah beruntung banget cewek yang jadi bininya", tukas Fanya.

Yessa hanya menyimak sahabatnya itu berbicara, ia tidak punya mood untuk merespon perkataan Fanya. Ia masih memikirkan tentang hubungannya dengan Radit, apakh sampai disini hubungan mereka dan setelah itu mereka sama sekali tidak akan mengenal satu sama lain atau mereka hanya sebagai teman biasa. Menurut Yessa hubungan ini sangat rumit, ia sudah terjebak.

"Ya udah Sa, lu bersih-bersih dulu, nah gw beresin semua baju-baju lu. Lu kuat jalan kan Sa"

"Bisalah, kan aku penyakit aku gak separah itu. Ya udah aku ke kamar mandi dulu"

Yessa mengerjakan ritual mandinya, sedangkan Fanya membersihkan seluruh barang-barang Yessa.

30 mnt sudah mereka menghabiskan waktu, Fanya dan Yessa keluar dari kamar itu.

"Kamu dan Fanya akan diantar oleh sopir saya. Saya mohon jangan menolak"-Radit, cowok itu ternyata menunggu mereka diluar dan mungkin saja mendengar perkataan Fanya tadi.

"Oh baiklah"-Yessa, gadis itu mengikuti seorang lelaki yang bertubuh gemuk.

25 menit kemudian...

"Terimakasih Pak, dan tolong bilang ke Radit ucapan terimakasih saya"

"Baik non, saya pamit"

Yessa memasuki rumahnya itu, seluruh anggota keluarganya sudah berkumpul diruang keluarga untuk menunggunya.

"Kak Yessa, aku kangen" Yasa berlari mendekati Yessa, anak cowok itu memeluk Yessa dengan sangat erat.

Sedangkan Yura adek terkecil Yessa berjalan sempoyongan menghampiri sang kakak.

"Duh adek kakak, kakak kangen banget sama kalian" Yessa memeluk kedua adeknya itu, ia benar-benar sangat merindukan dua bocah ini.

"Ura ila kak eca gak puyang e umah. Uda angis kak", ucap gadis kecil itu dengan cadelnya.

"Duh adek kakak, kakak gak akan ninggalin kalian" ia mengelus rambut gadis kecil itu.

"ekhem, adeknya aja gitu yang diingat, kamu gak kangen sama Papa dan Mama" Rama melihat aksi ketiga anaknya itu.

"Pa Ma Yessa kangen banget sama Papa Mama" ia berlari kecil menghampiri kedua orangtuanya itu.

”Kami semua khawatir dengan kamu Sa. btw pas kami kesana kamu belum sadar, jadi papa dan mama rencanya tadi mau balik ke rumah sakit untuk bawain makanan kesukaan kamu" ujar Rama

"Iya kk, eh tapi Radit bilang ke kami kalau kamu udh d blhin plg dan dia maksa kalau dia yang antarin kamu ke rumah"

"hmm ya ma. Pa... Ma kakak ke kamar dulu ya" Yessa mengambil barang-barangnya dan naik ke atas untuk ke kamarnya.

____***____

Yessa menghempaskan badannya ke kasur kesayangannya itu. Ia sudah sangat kangen dengan kamarnya ini, kamar yang benuansa pink ini. Tapi terlintas di benaknya tentang cowok itu, ia sangat kangen dengan Radit. Kangen dengan kehangatan cowok itu, kangen dengan senyum yang dihiasi lesung pipinya yang dalam. Tapi rasa itu tiba-tiba hilang ketika ia mengingat kejadian waktu itu.

Radit bilang bahwa dia sangat menyayanginya, tapi kenapa ia pergi dengan seorang wanita yang berparas bule. Ya yang menurutnya gadis itu lebih cantik daripada dirinya. Gadis itu memiliki body goals dan rambut yang gelombang yang di hiasi dengan warna black blue. Penampilannya sangat sempurna, sedangkannya hanya berpakaian sederhana dengan rambut yang dikuncir dan tidak memakai make up apa pun.

"kenapa aku mikirin Radit ya"

drrtt...drrtt

"lho ini hp siapa yang berbunyi, perasaan aku gak pernah punya hp deh" gadis itu bangkit dan mengambil benda pipih yang berlogo apel di gigit itu.

"Olivia❤️, bukannya ini hp...." Yessa terdiam, ia masih mencerna nama yang tertera di hp cowok itu.

"Aku angkat atau gak ya???" ia bingung, ia ingin skli mengangkat telpon dari gadis itu tapi jika Radit tahu pasti ia akan marah besar kepadanya.

1 panggilan tak terjawab dari Olivia❤️

"Oh tuhan, kenapa ini sangat berat bagiku", Yessa meletakkan benda pipih itu dan kembali ke tempat tidurnya. Tanpa terasa nafas Yessa sudah naik turun secara beraturan yang menandakan gadis itu sudah terlelap

"Loh hp gw mana???"

"Perasaan gw masukin saku deh, kenapa gak ada" cowok itu mengacak-acak seluruh bagian kamarnya

"Hmm bagus juga sih kalau hp gw hilang, biar gadis ular itu tidak menghubungi gw lgi"

tok...tok...tok

"masuk pintunya gak gw kunci"

"Dit!!, dr td gw tlpn elu knp kagak dijawab sih bangke" sahabat Radit yang bernama Cakra itu menyelonong masuk dan berbaring di tempat tidur cowok itu.

"Hmm gw tahu kenapa lu ga angkat tlpn dari kita. Lu pasti nonton bokep kan, ayo ngaku lu" ujar Cavan. Cavan adalah sahabat Radit yang gantengnya 11 12 sama Radit. Tetapi pikirannya tidak pernah bersih. You know lah yang gw maksud.

"Berisik lu pada. Hp gw hilang"

"Hp lu hilang" Cakra memasang ekspresi wajah yang santai.

"Woy bujank, hp Radit hilang napa lu santai aja"

"Terus gw harus masang ekspresi kek gimana. Ekspresi kek monyet atau kek kambing"

"Bodoh amatlah Kra, gw ga peduli," Cavan udah kehabisan kata-kata untuk berdebat dengan Cakra.

"Bentar-bentar, emang si Amat bodoh ya?? Sejak kapan dia bodoh. Pdhl dia pintar bahasa Inggris"

"Lu berdua mau ribut di kamar gw??? mending kalian keluar!!"

"Etdah, galak amat masnya. Ya udah kami keluar"

Cakra dan Cavan keluar dari kamar Radit, mreka tidak mau kalau harimau jantan bagun dan menerkam mereka...

VOTE AND COMENT

THANK YOU





CUPU GIRL VS HANDSOME BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang