4. Kembali Pulang

2.2K 198 28
                                    

~~~*~~~
.
.
Maaf bila ada kesalahan kata maupun kalimat pada penulisan cerita
.
.

Chapter lalu

Jimin tersenyum balik kepada seulgi, sungguh dirinya sangat bahagia sekali memiliki seulgi di hidup nya, ia pun memeluk seulgi dan mencium bibir wanita itu dengan penuh cinta disetiap lumatan nya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seoul, south korea
21 februari 2019

Seulgi pov

Pagi telah menjelang, matahari mengeluarkan sinar untuk menerangi bumi dari kegelapan.
Embun yang tadinya masih berupa kabut perlahan mulai berubah menjadi bulir air yang membasahi setiap dedaunan.

Aku suka sekali dengan suasana pagi, bisa dibilang ini merupakan suasana favorit ku. Udara segar nan dingin, sinar matahari kuning yang hangat, serta kicauan burung burung kecil menjadi alasan mengapa aku suka suasana pagi karena sangat menenangkan menurutku.

Namun..........

Hari ini suasana pagi terasa berbeda bagiku, suasana yang tentram dan menenangkan tak ku dapatkan di pagi hari ini. Mengapa demikian? Jawaban nya karena pagi hari ini aku dan jimin harus kembali pulang ke rumah utama keluarga park.

Setelah kejadian tak mengenakkan kemarin di rumah utama, kini jimin dan aku memutuskan untuk kembali saja ke rumah utama walau aku tak tau cacian apa yang menunggu ku disana.

Pukul 06.00 aku dan jimin sudah berangkat ke menuju ke rumah utama setelah kemarin malam selesai berkemas, kini kami berdua tengah berada didalam mobil yang melaju membelah jalanan kota seoul yang terlihat masih lenggang.

Hening~~ baik aku maupun jimin tak ada yang membuka suara sedikitpun, aku hanya duduk terdiam disamping jimin yang tengah fokus mengemudi sambil sesekali melihat lihat papan reklame di pinggir jalan.

Jujur hati dan fikiran ku sedang tidak tenang saat ini, memikirkan kata kata nenek yang kemarin menyebutku jalang membuat hati ku sakit dan fikiran ku ambyar.
Bukan itu saja, nenek juga sangat jijik dan benci padaku jadi bagaimana bisa aku tenang jika harus tinggal bersamanya.

Aku menghela nafas panjang, kutolehkan kepala ku ke jendela mobil di samping, ku lihat pantulan bayangan wajah ku dijendela, sempat terlintas di fikiran ku apa memang benar kata nenek bahwa aku tak pantas bagi jimin?
Ya tuhan beri aku sedikit lagi rasa sabar.

Terlena dengan fikiran ku yang tak karuan, tiba tiba aku merasakan sebuah tangan hangat menyapa tangan ku, segera aku menoleh.
Ternyata itu tangan jimin, pria itu tengah menggenggam tangan ku erat sambil tersenyum simpul.

Ku pandang mata jimin lalu ku balas senyum nya, walau aku tak tau apa arti senyum nya padaku.

"Kau tau seul, apa yang membuat ku bahagia hidup sebagai park jimin?"

Jimin memecah keheningan dengan mulai membuka bicara dan aku pun merespon nya.

"Karna jika kau hidup sebagai park jimin, kau bisa hidup layak nya pangeran?"

"Kau salah" jimin menggelengkan kepalanya

"Lalu, apa yang benar?"

[End] TricherieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang