Waktu sudah menunjukan pukul 2 siang. Tanpa sadar aku mengomel sendirian sambil meminum soda yang ada didepanku. Saat itu minimarket sedang ramai pengunjung dan aku masih merasa kesepian. Apa karena aku sendirian?
Hmm... Oiya namaku Yoon Jian. Umurku 20 tahun dalam perhitungan umur Korea. Singkat cerita, aku tinggal disebuah apartemen di Gangnam. Jika mendengar nama Gangnam kalian pasti mengira aku adalah anak orang berada? Kurasa begitu. Orangtuaku super sibuk berbisnis hingga aku pindah ke Gangnam karena aku harus meneruskan pendidikanku disini. Ya, sendiri.
Diusiaku yang sekarang, aku sudah masuk ke jenjang Universitas. Aku sudah mengikuti ujian masuk Universitas yang ku harapkan dan diterima di Jurusan Psikologi. Dan disinilah, cerita ini terlahir. Cerita antara aku, 5 sahabat, dan hilangnya sahabatku Mark Lee.
Siapa sangka aku akhirnya lemah dengan salah satu pesona dari 5 sahabat yang membantuku mencari dimana keberadaan Mark. Masalah demi masalah muncul seperti iklan yang mengganggu saat kita sedang asik bermain sosial media ditengah tengah pencarian Mark.
Aku menatap orang yang lalu lalang dibalik kaca minimarket, melamun melihat birunya langit. Memainkan awan putih yang terlihat begitu lembut dengan jemariku, meskipun aku tau aku tak bisa menggapainya. Peduli apa? Toh aku senang melakukannya.
Sesaat aku terhanyut dengan keasikanku memainkan awan yang terlihat bergerak mengikuti rotasi bumi, seseorang datang mengejutkanku dengan masker hitam menutupi setengah wajahnya dengan topi warna putih bersih mengetuk kaca minimarket tepat didepan wajahku.
"AHHHH.." teriakku kaget
"Jian, ini gue. Mark Lee" jawabnya setengah berbisik.Lalu ia mengisyaratkan sesuatu dengan tangannya agar aku keluar dari minimarket dan menghampirinya.
Aku pun mengangguk dan sesegera mungkin menyambar tasku dan keluar dari minimarket.
"Kenapa lama banget sih? Bosen tau sendirian mana lagi rame banget lagi minimarketnya" gumamku.
Mark hanya tersenyum sambil meraih pundakku dan berjalan menyusuri jalanan Gangnam.
"Santai banget jalannya. Nggak takut ketahuan fans?" Lanjutku.
Mark hanya menggeleng sambil sesekali mengusap kepalaku. Mudah sekali baginya melakukannya karena badanku yang mungil dan hanya setinggi dadanya saja.
Setelah lumayan lama berjalan dan aku mulai bosan karena Mark hanya diam tanpa mengatakan sepatah kata pun untuk memecahkan keheningan diantara kami.
Kami akhirnya menuju lampu merah untuk menyebrang. Kebetulan saat itu jalanan sedang ramai mobil mobil berlalu lalang. Sambil menunggu lampu lalu lintas menyalakan lampu hijaunya aku hanya menunduk sambil menendang nendang kecil entah apa yang ku tendang.
Mark akhirnya terkekeh dan menaikkan daguku dengan jari telunjuknya yang ditekuk.
"Bosan?" Katanya.
Kini giliranku untuk melakukan apa yang Mark lakukan padaku sebelumnya.
Aku hanya mengangguk.
Anehnya Mark terus saja tersenyum bagaimanapun reaksiku. Sampai akhirnya lampu lalu lintas menyalakan lampu hijaunya dan Mark menggandeng tanganku menyebrangi jalanan. Aku hanya diam pasrah tanpa bertanya Mark akan membawaku kemana.Actually, I just being mad.
Aku menatap gedung gedung tinggi yang ku lewati. FYI, aku datang dari Seoul. Dan aku jarang sekali pergi ke daerah Gangnam meskipun hanya sekedar jalan jalan atau melihat lihat tempat tempat kursus yang terkenal disini. Toh orangtuaku sudah mempekerjakan tutor yang sengaja mereka datangkan. Dan ini kali pertama aku berjalan jalan di Gangnam dengan Mark yang menemaniku sesaat setelah aku pindah kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER | end✓
Fanfictionend✓✓✓ Siapa bilang laki laki dan perempuan tidak bisa bersahabat? Aku bisa. -kata mereka Buktinya, sekarang aku bisa menemukan celah antara kejelasan perasaanku dan sahabat lelakiku, Lalu, siapa yang akan jatuh cinta duluan? Aku, atau kita berdua? ...