Gwenchana, Jisung-ah #2

69 15 0
                                    

Nafas Jeno terengah engah. Semua menatap kearah wajahnya yang berpeluh dihari yang sedingin ini. Ia mengusap keringatnya sambil tersenyum. Berdiri bertumpu pada lututnya, mengurangi sedikit lelah dibadannya.

"Akhirnya lo dateng" kata Jaemin sambil tertawa

Aku hanya diam menatap wajah Renjun yang tampak tidak nyaman dengan kedatangan Lee Jeno. Bahkan Jeno sedikit melirik sekilas ke arah Renjun.

"Gue terlambat, ya?"

Mereka semua hanya berdiam diri. Chenle dan Jisung pun hanya mematung dibelakangku.

Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka seperti menyisihkan Jeno? Apa salah Jeno pada mereka sebenarnya.

"Semoga selalu sehat dimasa depan, Jian" kata Jeno sambil mengulurkan tangannya yang berkeringat

Aku hanya memandanginya, sampai Jeno menjadi kebingungan.

"Ah. Tangan gue berkeringat. Mian, gue cuma mastiin lo baik baik aja kok. Gue mau pergi latihan lagi" lanjut Jeno sambil tersenyum lalu berbalik arah hendak meninggalkan kami.

"Bohong" sahutku
"Lo latihan karena cuman mau ngalihin kesedihan lo doang kan? Bohong"

Seketika itu semuanya terdiam menatapku. Aku sudah tidak tahan lagi karena Jeno tidak bisa jujur dengan suasana hatinya sendiri.

Aku yakin ada sesuatu yang mengganjal dalam diri Jeno. Apa dia sedang bertengkar dengan Renjun? Kenapa hanya Jaemin yang bersikap seperti biasanya pada Jeno.

Jeno menatapku kosong. Aku lalu berlari masuk ke lift diikuti Jisung yang tiba tiba menarik tanganku.
Kini hanya ada aku dan anak ini didalam lift.

Jisung juga hanya diam dan sesekali menatapku. Meskipun aku pura pura tidak tau tapi gelagat Jisung seperti dia ingin mengatakan sesuatu padaku.

Lift berhenti. Pintunya terbuka. Jisung keluar bersamaku dan akhirnya mematung didepan pintu lift sampai pintunya tidak bisa menutup kembali.

Aku menoleh karena kesal dia menghalangi liftnya

"Keluarlah. Lo ngehalangin sensornya. Liftnya gabisa turun nanti" tegurku.

Dia masih diam. Dengan mata kecilnya yang seketika melebar

"Biarin. Biar mereka nggak bisa naik dulu. Noona harus tau sesuatu"

Aku menarik tangan Jisung keluar dari lift lalu mengajaknya pergi ke sudut apartemen.

"Ada apa"

"Noona. Ada 2 masalah yang harus noona tau. Tapi jangan gegabah dulu"

Aku mengangguk sambil memegang kedua lengan Jisung. Ia nampak menoleh kekiri dan kekanan untuk memastikan tidak ada orang disana

"Pertama. Renjun hyung dan Jeno hyung bertengkar"

Point pertama sebenarnya aku sudah menduganya sejak awal

"Renjun hyung menyukai noona. Tapi Jeno hyung melarangnya karena Mark hyung"

"Apa? Lo tau dari mana?" Mataku melotot sampai tak sengaja meremas lengan Jisung yang membuatnya sedikit merintih kesakitan.

"Jisung. Jujur sama noona. Jelasin apa yang sudah terjadi"

"Jaemin hyung hampir bertengkar hebat dengan Renjun hyung. Karena Jaemin hyung juga memikirkan hal yang sama dengan Jeno hyung" jawab Jisung kemudian.

"Nggak penting gue tau darimana. Karena noona pasti tau kenapa gue sampe tau semuanya"

Iya, Jisung tinggal di apartemen yang sama dengan mereka. Bahkan ruangan kecil itu disulap menjadi kamar seperti taman bermain.

CLOSER | end✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang