Nightmare

57 16 0
                                        

"Jian-ah"

Aku menoleh kebelakang. Seseorang dengan badan tinggi tersenyum dengan wajah pucatnya yang pasi.

"Mark?" Aku memekik pelan

Dia mengangguk lalu tersenyum sambil menampakkan giginya. Matanya menyipit sempurna

"Mark.. bilang sama gue apa yang sebenarnya terjadi sama lo?"

Mark lagi lagi hanya tersenyum

"Mark, please!"
"Jangan diem aja,gue nggak bisa begini doang. Seolah dunia gue dibelah sama dunia lo"

Dia masih ada disana, bayangnya tampak sedikit demi sedikit hambar lalu menghilang masih dengan senyumannya.

"Mark! Markkkk!!" Teriakku

"Yaaa! Jian-ah. Bangun"

Aku membuka mataku seketika, semuanya benar benar terasa nyata. Aku tertidur rupanya. Bahkan Jeno yang sedari tadi menampar nampar pipiku tampak panik melihatku terbangun sambil menangis

"Ada apa. Kenapa?"

"Ah cuma mimpi rupanya" pekikku

"Kenapa, lo mimpi apa?"

Aku masih terus menangis. Membayangkan pertemuanku dan Mark dimimpi tadi. Meskipun hanya mimpi tapi semuanya terasa nyata bahkan senyum pucat Mark masih terbayang bayang dalam benakku

"Jian, lo jangan bikin gu...."

Blakk bblakk blaakkk

Seseorang tampak menggedor pintu tempat kami bersembunyi. Aku dan Jeno memojok dibalik sofa. Jeno tampak mengintip dari samping sofa melihat siapa yang datang sampai menggebrak pintunya. Atau diluar sedang ada kericuhan lalu beberapa dari mereka menabrak pintunya?
Entahlah...
Aku masih cukup takut memikirkannya

Jeno masih menyembunyikanku dibalik lengannya. Aku bahkan tidak sempat untuk merasakan apa apa saat ini. Tak sempat menerka nerka tentang Jeno. Yang ku pikirkan adalah bagaimana cara kami keluar dari sini lalu menemui Taeil dan Taeyong? Kemudian dengan cepatnya bisa menemukan Mark sebelum apa yang membahayakan Mark mendatanginya.

Tiba tiba pintu terbuka. Jeno menunduk, badannya menyembunyikan badanku yang mungil. Dia menunduk tepat diatas kepalaku. Badanku mulai bergetar merasakan takut yang luar biasa.

Bagaimana jika mereka menemukanku didalam Shio Kingdom? Jeno memang bekerja untuk agensi ini, bahkan dia hampir didebutkan. Sedangkan aku? Aku hanya gadis biasa. Aku bisa jadi mangsa untuk kekesalan mereka.

Tiba tiba sesuatu tampak menyentuh punggungku. Siapa dia? Aku bahkan tidak sanggup untuk memastikan siapa yang menyentuhku.

"Yettera" ucap orang itu

"Hyung"

Seketika itu aku mendongak saat Jeno menyebut kata hyung

"Heol. Taeil Oppa?" Timpalku kemudian.

Taeil tertawa melihat posisiku dan Jeno. Dan yang paling mengejutkan adalah seorang anak yang tersenyum hingga matanya menghilang berada dibelakang Taeil. Iya, si maknae Jisung

"Jisung-ah?" Kataku dan Jeno kompak

"Anyeong hehehh" katanya sambil nyengir tak berdosa
"Sekarang Jian noona udah nggak keliatan kayak nenek-nenek lagi pas jalan sama Jeno hyung"

"Apa? Gue setua itu ya?"

"Yaaa! Helmeoni" ledek Jeno sambil menunjuk kearahku.
Tanganku mengepal karena kesal Jeno ikut meledekku

CLOSER | end✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang