Hari itu kami benar benar sedang disibukan dengan urusan masa orientasi kampus.
Hari demi hari aku semakin dekat dengan Jeno Jaemin dan Renjun. Mereka anak yang baik dan asik. Selalu membuatku tertawa, merubah suasana menjadi lebih berwarna. Apalagi Renjun, dia mampu membuatku sedikit lupa dengan bayang bayang Mark.
Hmm.. apa mungkin Renjun adalah cinta pertamaku? Kurasa aku selalu tak sabar kala aku mengingat tentang cinta pertama. Masih terngiang suara Mark 5 tahun yang lalu yang penasaran dengan siapa yang akan jatuh cinta duluan.
Aku atau Mark? Menurut kalian siapa?
Hari itu adalah hari terakhir masa orientasi di kampus. Dan tibalah saat kita harus menghabiskan masa inagurasi dengan berkemah di hutan. Senior kami memberikan banyak tugas untuk kami siapkan di masa Inagurasi nanti. Dari barang bawaan pribadi sampai kelompok. Dan hal hal aneh lainnya yang harus kami buat secara berkelompok.
Pada akhirnya, kami memutuskan untuk menyusun pekerjaan kami nanti di apartemen milik Jeno Jaemin dan Renjun.
Renjun mengirimkan alamat apartemen mereka padaku dan tidak lupa memberikan arah aku harus naik apa agar sampai ke apartemen mereka. Kabarnya mereka tinggal berlima bersama Jisung dan Chenle juga.
Jadi, aku memutuskan untuk membawa beberapa snack agar kedua anak hiperaktif itu senang.
Setibanya di minimarket, aku menelepon Renjun memberi kabar jika aku akan datang terlambat.
"Iya nih... gue sampe 1 jam lagi ya?" Kataku sambil menempelkan daguku ke pundak untuk menahan ponselku agar tidak jatuh.
"Emm. Iyaaa.. Sampe ketemu" tutupku.Renjun anak yang perhatian. Bahkan dia selalu tidak lupa untuk mengingatkanku agar selalu berhati hati dan waspada dijalan. Meskipun aku hanya mengiyakan tapi aku rasa Renjun benar benar perhatian kepada setiap temannya. Dan menurutku dialah yang paling terlihat merawat para sahabat sahabatnya.
Setelah memasukkan beberapa cemilan dan minuman bersoda kedalam keranjang belanjaku.
Aku bergegas menuju kasir dan membayar semuanya. Betapa terkejutnya aku saat melihat ada Taeil disana. Sedang memegang beberapa kaleng soda di samping meja kasir.
Dan yang paling membuatku lega adalah, dia kali ini sedang menyamar.
Meskipun postur tubuhnya sama sekali tidak mengubah citra seorang Moon Taeil, tapi wajahnya benar benar sudah tertutup bucket hat dan masker putihnya.
Aku bersembunyi dibalik rak makanan kaleng agar Taeil tidak melihatku. Setelah dia pergi aku bergegas ke kasir untuk membayar belanjaanku.
Setelah itu aku setengah berlari keluar dari minimarket sambil mengenggam tas belanjaanku. Dan ternyata, Taeil masih ada didepan minimarket. Membelakangiku, terlihat dia sedang menelepon seseorang dengan tergesa gesa. Beberapa kali dia melihat ke arah ponselnya tampak mengulang panggilan diponselnya.
Tiba tiba..."Oh.. baiklah... tapi gimana keadaan Mark?" Mataku terbelalak saat mendengar nama Mark diucapkan. Nada bicara Taeil agak gusar, tampak bercampur dengan kawatir.
"Emm.. lakukan yang terbaik. Iya. Okayyy" suaranya mengecil. Taeil tampak menunduk lalu menoleh ke kanan dan ke kiri seperti orang yang mau menyeberang jalan.
Ada apa dengan Mark?
Kenapa Taeil terdengar seperti mengkawatirkan Mark? Kepalaku mendingin, tidak tau harus berfikir bagaimana lagi.
Beberapa saat kemudian tampak sebuah mobil hitam mewah berhenti tepat didepan Taeil. Ia masuk lalu mobil itu melaju agak kencang seperti terburu buru.

KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER | end✓
Fanfictionend✓✓✓ Siapa bilang laki laki dan perempuan tidak bisa bersahabat? Aku bisa. -kata mereka Buktinya, sekarang aku bisa menemukan celah antara kejelasan perasaanku dan sahabat lelakiku, Lalu, siapa yang akan jatuh cinta duluan? Aku, atau kita berdua? ...