Dentuman musik terdengar membengkakan telinga cahaya temaram dari lampu-lampu warna warni yang berputar membuat suasana dilantai dansa semakin tidak terkendali, kencangnya alunan musik yang dimainkan disc joki menjadi pengiring bagaimana gilanya orang-orang disana.
Bae Suzy wanita berumur dua puluh tiga tahun itu tak henti-hentinya meliuk-liukan tubuhnya diantara banyaknya pria yang semakin memperkikis jarak.
Satu tangan seorang pria berhasil mendekap perutnya merasa tak risih sama sekali Suzy semakin gila akibat efek alkohol yang sudah merenggut kesadaranya.
GREP
Sebuah cekalan pada lenganya berhasil membuat Suzy terlepas dari pria-pria hidung belang yang mencoba mengambil kesempatan dalam ketidak sadaranya.
Seorang pria berjas dengan cepat menarik Suzy masuk kedalam pelukan, Suzy hanya tersenyum samar kembali menggila mencoba menggerakan tubuhnya mengikuti alunan musik.
"Astaga wanita ini benar-benar" desisnya.
Pria itu menyeret tubuh Suzy keluar dengan berontakan dari wanita itu yang tak mau ditarik, memaksa tubuh Suzy untuk masuk kedalam mobil yang ia kendarai.
Park Jimin pria dengan rambut soft itu mendengus ketika berhasil memasukan Suzy kedalam mobilnya, menyingkap rambutnya kebelakang sesaat sembari membuang nafas berat ia langsung menuju pintu kemudi.
Membelah jalanan malam menjelang pagi dengan cepat.
PLAK
Satu tamparan berhasil Suzy dapatkan dari sang ayah ketika dirinya tiba di rumah, Jimin meringis dalam hati tak tega melihat teman masa kecilnya diperlakukan kasar namun ia tidak bisa berbuat apa-apa ayah gadis ini adalah bosnya sedangkan tingkah laku Suzy memang sudah keterlaluan.
"Setelah kau melakukan kesalahan fatal kini kau bersenang-senang di club begitu! Kau fikir aku sudi mengurus kesalahan yang kau perbuat itu Bae Suzy".
Suzy memegangi pipinya yang terasa panas, tamparan sang ayah menyadarkanya ia menahan genangan air mata yang ingin berlomba keluar menatap nyalang tuan Bae yang penuh dengan amarah.
"Dengarkan aku baik-baik aku benar-benar sudah muak dengan tingkah lakumu yang tidak tahu malu itu Suzy, ayah kecewa".
"Terus saja kau salahkan aku, seharusnya kau sadar aku begini karena siapa" pekik Suzy.
"Gadis brengsek! Sadarlah jika tidak ada aku kau sudah pasti berada dibalik jeruji heoh".
Suzy mengatupkan bibirnya yang bergetar, yang dikatakan oleh ayahnya benar ia hampir saja menjadi narapidana karena perkelahian yang ia lakukan di club.
"Sudah banyak kesalahan yang kau perbuat, ayah sudah tidak bisa melakukan apapun lagi terhadapmu satu-satunya jalan adalah dengan aku mengirimu ke Busan".
"Apa? Kau bercandakan ayah".
"Besok kau akan pergi dengan diantar oleh Jimin dan tuan Jeon langsung, tidak ada penolakan".
Suzy langsung keluar dengan disusul oleh Jimin dibelakang, wanita itu menuju kamarnya yang berada dilantai dua.
BRAK
Pintu terbanting karena ulah Suzy yang masih emosi, Jimin terperanjat padahal ia berniat ingin menghibur karena ia tahu pasti Suzy sangat shock juga sakit pada pipinya.
---***---
Keesokan harinya Jimin benar-benar mengantar Suzy menuju Busan dengan tuan Jeon yang menyetir, mobil sedan hitam mengkilap itu melaju membelah jalanan kaluar dari kota Seoul.
Selama perjalanan tuan Jeon meminta maaf karena membuat Suzy susah padahal ia sudah menolak mengatakan pada tuan Bae bahwa rumahnya tidak layak huni untuk wanita seperti Suzy, jelas karena wanita itu tidak pernah hidup susah dan tinggal ditempat kumuh.
"Tidak usah terlalu difikirkan ayahmu bilang padaku kalau kau akan tinggal disana selama enam bulan sampai kau berubah menjadi lebih dewasa" ujar Jimin yang menggengam tangan Suzy.
"Apanya yang tidak perlu difikirkan, kau tidak berada diposisiku tinggal jauh dari kota dan harus hidup di perkampungan sungguh menyiksa bagiku!" Pekik Suzy.
Tuan Jeon semakin tidak enak dengan perkataan Suzy padahal seharusnya terbalik, Jimin membekap mulut Suzy dengan cepat agar wanita itu tidak kembali mengatakan hal yang kurang ajar bagaimanapun juga tuan Jeon adalah orang yang baik.
"Hmph" Suzy terus berontak dikursi penumpang.
"Mulutmu itu ya pantas saja tuan Bae ingin mengirimu jauh dari Seoul, astaga".
Beberapa jam berlalu sampai mereka tiba di Busan tepatnya di rumah keluarga tuan Jeon, Jimin berdiri disebelah Suzy yang tak henti memandang aneh rumah itu.
Bisakah Suzy tinggal disana sampai enam bulan kedapan?.
"Ayo nona silahkan masuk" tuan Jeon mempersilahkan dengan membawa koper Suzy ditangan, Jimin mendorong pelan bahu Suzy agar segera masuk.
Seluruh keluarga Jeon menyambut Suzy dengan hangat, wanita paruh baya yang masih nampak cantik tersenyum ramah menghampiri Suzy dengan seorang pria remaja dibelakangnya.
"Sayang kenalkan dia nona Suzy, anak dari tuan Bae tempatku bekerja dan dia tuan Park asisten nona Suzy" tuan Jeon berucap penuh dengan senyuman, terlihat bahagia.
"Hallo bibi" ucap Jimin sedikit membungkukan kepalanya ia melirik Suzy yang masih diam dengan pandangan meneliti seluruh ruangan membuat memberika kode.
"Senang bertemu dengan kalian, tidak kusangka nona Suzy jauh lebih cantik jika dilihat secara langsung".
"Tentu saja" Suzy berucap sembari menyibakan rambutnya membuat Jimin geleng-geleng kepala disebelah.
TBC~
Hallo ini hasil gabut selama aku sakit karena bingung mau ngapain yg kerjaanya cuman bisa tiduran jd ngayal2 gk jelas, gk tau ya hasilnya gmn tp sengaja aku buat jalan cerita ringan2 aja kaya ftv di tipi dan alhamdulilah hari ini aku udh bisa kuliah lg 😁
Jangan lupa vote dan komenya ya chinggu
Makasih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S EASY [JJK & BSZ] ✅
FanfictionKetika gadis metropolitan harus terpaksa menetap di pedesaan yang jauh dari gemerlapnya ibu kota, Bae Suzy menerima fakta bahwa dirinya dibuang jauh oleh sang ayah untuk belajar menjadi manusia yang berguna dan bermoral Mampukah Suzy bertahan untuk...