2

1K 195 51
                                    

Sebelum kepergian Jimin, Suzy tak henti-hentinya menangis wanita itu memeluk tubuh Jimin dengan sangat erat ia takut, takut jika dirinya berada disini sendirian.

"Sudah jangan menangis, kalau kau memeluku terus mau jam berapa aku sampai di Seoul" Jimin terus mencoba melepaskan lilitan tangan Suzy pada tubuhnya.

"Tolong berjanjilah padaku untuk selalu memberiku kabar, dan sempatkan waktumu untuk menemuiku".

Jimin mengangguk berhasil melepaskan pelukan dari Suzy dan menghapus air matanya.

"Sekarang kau masuklah kedalam, nona Jeon dan anaknya sejak tadi menunggumu" Jimin sedikit melirik kebelakang dimana nyonya Jeon dan anaknya menunggu dengan sabar.

"Kau janjikan? Jim hanya kau yang kumiliki sekarang, tidak ayah ataupun siapapun aku hanya bisa bergantung padamu" Suzy berucap lirih.

Jimin menunduk sesaat meremas bahu Suzy, ia juga tidak tega melihat Suzy harus tinggal ditempat seperti ini tapi mau bagaimana lagi ini keputusan ayahnya dan kelakuan Suzy memang sudah keterlaluan.

"Tenang saja kaukan masih temanku, sekarang cukup dengarkan omonganku" Jimin menjeda perkataanya menatap dalam bola mata Suzy "lakukan apapun yang diingkan oleh ayahmu, jangan buat dia kecewa lagi dan rubahlah sikapmu disini jangan sampai menyakiti hati orang lain terutama keluarga Jeon yang sudah baik hati mau menampungmu, mengerti".

Seolah tersihir Suzy mengangguk membuat Jimin mengacak surainya.

"Baiklah kalau begitu aku bisa pergi sekarang, bibi aku pulang ya tolong titip Suzy selama aku tidak ada disini" Jimin berbicara dalam suara keras, melambaikan tanganya pada kedua orang dibelakang Suzy.

Suzy hanya menatap sendu kepergian mobil sedan hitam yang dikendarai oleh tuan Jeon, nyonya Jeon menghampiri merangkul bahu Suzy untuk mengajaknya masuk kedalam rumah bersama.



---***---



Wajah Suzy memang terlihat ramah namun dibalik wajah ramah nan polosnya tersirat keangkuhan juga agresif secara bersamaan, terbukti dari banyaknya korban dalam keagresifan wanita itu dan nyonya Jeon tahu itu berkat cerita dari sang suami.

Sudah berapa orang yang dipecat oleh tuan Bae karena tidak becus menjaga Suzy sampai kecolongan wanita itu membuat keributan, hanya Jimin yang bertahan karena memang tuan Bae sangat percaya pada pria yang berstatus teman Suzy sejak masih kecil itu.

Suzy juga terkadang menurut dengan ucapan Jimin karena itu tuan Bae tidak pernah sekalipun menyentuh Jimin untuk mendepaknya.

"Nona Suzy kau bisa memakai kamar dilantai dua, disana hanya ada satu kamar kuharap kau menyukainya".

"Ya kamar itu yang paling bagus dirumah ini dan juga paling luas" sahut pria remaja disebelah nyonya Jeon.

Suzy tak menanggapi mencoba meraih koper namun tangan pria remaja disebelahnya langsung merebut.

"Biar aku saja yang membawanya keatas".

Suzy menurut mengikuti langkah pria muda itu yang terlihat cukup kuat padahal memiliki tubuh ramping.

"Ini kamarmu selama kau berada disini noona, anggap saja rumah sendiri dan jangan sungkan jika kau butuh sesuatu kau bisa menemuiku. Kamarku berada dibawah dekat tangga hmm".

"Hmm terima kasih".

Setelah kepergian anak remaja itu Suzy melihat sekeliling kamar memang cukup nyaman karena kamar ini memiliki ranjang empuk dengan ukuran sedang ya mungkin cukup untuk dua orang, kamar khas pria remaja dimana semua idola yang sedang hits pada jamanya tertempel dan juga ada beberapa barang elektronik untuk keperluan game.

Baiklah ini cukup gaul untuk ukuran anak pedesaan, dan juga banyak penghargaan yang digantung mulai dari taekwondo, berenang, lari, sampai lomba cerdas cermat pasti anak tuan Jeon sangat pintar fikir Suzy.

"Kau siapa?" Sebuah suara mengintrupsi Suzy, gadis itu segera menoleh kebelakang dimana sosok pria lain berdiri memandangnya.













TBC~















Bete mau ikut demo tp gk di bolehin karena baru sembuh sakit, alhasil gabut karena kampus tiba2 jd sepi

Jangan lupa vote dan komenya ya chinggu

Makasih 😊

IT'S EASY [JJK & BSZ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang