Perubahan sedikit & translated buat lirik yang aku masukin sebelumnya.
Ini epilog yang aku rencanain, bukan happy ending tapi buat aku sendiri sih lebih ngena kek gini dari pada dipaksain happy yang malah gak nyambung.
Thank to leehnleemh yang udah ngasih ide bagus buat bikin alternative epilog.
Jadi terserah kalian lebih suka yang mana. Aku bikin 2 versi sekaligus.Siapin tissu!
Happy reading 😊
_________________^Apa yang salah dari dunia ini?
Tidak ada.Karena selain tangan Tuhan yang berperan besar dalam setiap kehidupan insannya, sang takdir dan sang waktulah yang ikut ambil andil besar dalam segalanya.
Pun dengan yang namanya nyawa manusia.
Pergi. Dan takan pernah kembali setelah mengatakan kata terakhirnya selain "aku takut" adalah...
"Jaga diri kalian baik-baik."
Begitulah, hingga pada akhirnya manik indah itu tertutup sempurna untuk selamanya dalam tidur nyenyak yang bergenggaman dengan kedua tangan adik-adiknya. Meninggalkan serta merta semua rasa dan kenangan yang pernah terjadi.
Meninggalkan jerit tangis dari kedua adik-adiknya yang tak kuasa saat memeluk tubuh dingin yang sudah tak lagi bernapas.
Meninggalkan kedua orang tuanya yang hanya bisa menangis dengan pasrah saat melihat sekujur tubuh anak mereka tertutupkan sehelai kain putih dan dimandikan dipemandian sebelum pada akhirnya kerandalah yang akan mengantarkan anaknya ketempat peristirahatan terakhirnya.
Nyatanya para medis yang bersusah payah mengeluarkan seluruh tenaga yang mereka punya pun sia-sia.
Operasi dadakan yang mereka lakukan pun sia-sia.
Hentakan dari Devibrillator pada dadanya pun sia-sia.Nyawa Bara tetap tak bisa tertolong lagi.
Dan malam itupun menjadi malam terakhir untuk mereka bertiga.Sakitnya sudah hilang, tangisnya takan pernah lagi terdengar. Pergi menjemput bahagianya dan beristirahat dengan tenang untuk selama-lamanya setelah satu impian terbesarnya terwujud. Yakni melihat adiknya kembali berjalan seperti sedia kala.
Jalan sepi yang ditempuhnya sendiri kini telah mencapai pada ujungnya. Dimana bentangan padang indah penuh rumput yang dipenuhi berbunga yang menjadi satu-satunya tempat terakhir untuk ditinggalinya. Surga untuknya.
Dan disinilah mereka kini berada, bersama sanak saudara, kekasih, kerabat dan teman-teman mendiang sang Kakak, berdiri di depan gundukan tanah basah dengan sebuah pigura besar serta bunga-bunga yang bertaburan mengelilingi sang nisan dengan nama besar terpampang pada papan putihnya : BINTANG ALBARA MAHESA.
Usapan demi usapan tangan dari para orang terkasih membelai satu-satunya nama yang akan tinggalkan berdiri diatas tanah basah itu.
Tak ada tawa. Tak ada canda. Bahkan seulas senyumanpun tak ada.
Yang ada hanya isak tangis dari setiap orang yang menatap sedih pigura tersebut meskipun dalam fotonya ia tengah tersenyum dan melambaikan tangan seraya berkata : selamat tinggal semuanya, kini aku sudah bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
About My Brother ✔ [Banginho]
Teen Fiction(belum direvisi, masih tulisan newbie) "Tak semua luka dapat diobati oleh waktu. Waktu yang melupakan, namun waktu juga yang mengingatkan." ••••• [Season 1: About Lenno] Lukman Ardiansyah, atau yang biasa dipanggil Lukman hanyalah cowok biasa. hidup...