S2 | dua puluh

491 86 29
                                    

"Aku mau kita putus."

Ucapan Bara sontak membuat jantung Azura seketika hendak melompat keluar dari tubuhnya.

"Apa?!" Pekiknya kaget.

"Kamu gak budek kan? Aku bilang, aku mau kita putus!" Nadanya mendadak meninggi dan kasar.

"Kanapa? Apa aku punya salah sama kamu?" Azura jelas tak menerimanya begitu saja.

Tak ada hujan, tak juga ada angin, mendadak Bara memutuskan sepihak jalinan kasih yang sudah mereka rajut bersama setelah beberapa tahun terakhir.

Lalu kemana perginya impian tentang pernikahan yang pernah ia sebutkan? Apakah itu hanya bualan semata? Ataukah Bara memang sengaja berniat memberikan Azura harapan palsu? Kenapa ia bisa setega itu? Bukah kah Bara sendiri yang bilang jika Azura adalah cinta pertama dan terakhirnya?Lalu kemana ucapannya itu?

Kenapa Bara bisa begitu tega pada Azura?

Tangannya meraih sesuatu di atas nakas dan menaruhnya di hadapan Azura. Lalu membukanya dan menunjukan foto si gadis disana.

Sebuah majalah yang menggunakan jasanya sebagai model di salah satu halaman dengan tema pantai. Majalah yang didapatkannya dari Ivan saat si adik datang menjenguknya.

Dan menunjukan dimana Azura sedang mengenakan pakaian musim panas yang cukup sexy. Namun bukan itu masalahnya, disana--di dalam majalah itu menunjukan adanya lelaki lain yang duduk di belakangnya dengan tangan melingkar di pinggul si gadis serta dagu tertumpu pada bahu. Memeluknya dengan begitu mesra.

"Aku tau, aku gak sempurna. Dan aku tau, kamu juga kecewa dengan keadaanku sekarang ini." Urai Bara seolah menjelaskan alasannya meminta hal yang paling dibenci sebagian besar perempuan dalam mengikat sebuah hubungan.

"Kamu cemburu? Itu cuma foto, Bara! Aku juga gak akan ngelakuin itu kalau bukan karena memang tuntutan kerjaanku!" Bantah Azura.

"Kalo kamu gak mau, harusnya kamu bilang kan sama model cowoknya biar dia gak perlu meluk-meluk kamu!"

"Kamu pikir itu juga maunya gitu? Enggak, Bara! Bukan dia yang mau meluk aku!"

"Oh, sekarang kamu lebih belain dia dibanding aku?! Wow!"

"Aku gak belain dia! Aku gak belain siapa-siapa selain diriku sendiri disini!"

"Oya? Gitu?!" Bara menarik ujung bibirnya seraya tertawa melecehkan.

Tentu saja Azura tak terima diperlakukan seperi ini. Ia dengan keyakinannya membantah jika foto yang ada dalam majalah itu adalah kemauannya. Itu semua hanyalah bagian dari konsep foto yang memang bertemakan pantai dan musim panas. Tidak lebih.

Bahkan Azura memberi tahu Bara jika model cowok yang memeluknya itu sudah memiliki tunangan yang akan segera menikah dalam waktu dekat.

Namun Bara menolak untuk percaya. Ia dengan kukuhnya terus mengatakan jika Azura tak lagi setia padanya.

Dan bersikeras untuk mengakhiri kisah kasih mereka seketika itu juga. Tak memperdulikan seberapa kuat Azura mempertahankan. Tak peduli seberapa deras air mata yang gadis itu keluarkan.

Bara tetap memutuskan Azura sepihak dengan begitu pedasnya. Dengan caranya.

Hingga akhirnya Azura menyerah. Ia tak lagi bertahan dengan segala pembelaan yang dilontarkannya. Menerima begitu saja keputusan tak adil yang diambil sepihak oleh sang cowok padanya.

Hingga akhirnya dengan langkah gontai, serta air mata yang membasahi wajahnya, Azura pun beringsut bangun lalu pergi menuju pintu.

Namun belum sampai ia benar-benar pergi, langkahnya kembali tertahan dan seraya berputar kembali mengahadap cowok yang masih senantiasa berada diatas pembaringan.

About My Brother ✔ [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang