Seperti rutinitas biasa pulang sekolah Alina melanjutkam ritual-ritual nyemil makanan yang menjadi kebiasaan dari kecil.
"Jomblo gak masalah asalkan perut kenyang terus, handphone sepi gak masalah asalkan kulkas penuh cemilan, anjas haha" Ucap alina dengan mulut penuh makanan ringan.
Handphone Alina bergetar tanda pesan Whatsapp masuk. Matanya terbelalak melihat seorang cowok dengan gaya duduk di kursi dan mengacungkan 2 jari.
"kak nikho? Ngapain?" Gumam Alina.
Nikho Mahardhika : Hai
Alina : Kak nikho?
Nikho Mahardhika: Iyaa alinaa, kenapa kaget ya?
Alina : Dapet nomor aku dari siapa?
Nikho Mahardhika : Eum ada deh."Siapa lagi kalo bukan morikha awas aja lu ya momo gombel" umpat Alina kesal.
Suara mobil menghentikan amukan Alina yang senantiasa menyebut-nyebut nama Morikha teman sebangku nya itu. Mobil terdengar memasuki bagasi dan berhenti.
"Assalamualaikum" suara Wijaya terdengar dari Depan pintu.
"Waalaikumsallam" jawab Alina menjemput Wijaya di pintu depan.
"Udah pulang dari tadi Al?" Ucap Wijaya dengan berjalan menuju ruang keluarga yang berserakan akibat makanan Alina.
"Iyaa yah" Alina membuntuti
" Ya Allah kamu makan segini banyak nya Al?" Ucap Wijaya kaget
" Ih ayah gak usah mulai deh kaya gak tau Alina aja sih" Manja nya
" Pantesan jomblo jangan-jangan cowok-cowok pada takut ya kamu kam doyan jajan nanti uang mereka habis pasti" Kecoh Wijaya yang tengah duduk di kursi sofa milik nya.
"Ledek aja terus sehari gak ledek kurang enak emang" raut Wajah Alina berubah kesal sambil melipat kedua tangan kedalam.
"Dasar tukang makan ngambekan pula" Ejek Wijaya membuat Alina meradang.
"Ayaaahhhh" Teriakan yang melengking membuat Wijaya harus menutup telinga nya.
"Haha udah sana lanjut jangan lupa beresin yaa sampah nya tahu sendiri Bundamu kalo ngamuk bisa-bisa rumah ini rubuh" kekeh Wijaya.
"Haha iyaa siap pak bos" Jawab alina dengan tangan hormat.
Wijaya pun menaiki tangga menuju kamar nya dan Alina melanjutkan ritual makan nya.
Suara Motor terdengar "Pasti itu Bunda" gumam Alina dalam hati.
Alina melangkah keluar namun yang di temui bukan Zuba melainkan Abang kurir yang mengantar paket sebuah coklat untuk nya.
"Atas nama Alina?" Tanya si Kurir.
"yaa pak saya sendiri" Jawab Alina sambil melihat Motor si Kurir yang bertuliskan Coklat Nikmat berlogo Love tersebut.
"Ada paket coklat dari Tuan Alando" Jawab kurir sambil menyodorkan kotak berisi coklat tersebut.
Mata Alina terbelalak tak percaya.
"Alando? Si hidung arab? Si jangkung ganteng itu? Oh my good gak ini mimpi,Alinaaa bangun ini mimpi" gumam Alina dalam hati."Mbak? Mbak?" Suara kurir membuyarkan lamunan Alina.
"Ohh emm iya pak makasih ya" Alina terkejut.
"Iya mbak mari" Pamit si kurir ramah.
Kurir pun menancapkan gas dan meninggalkan rumah Alina.
Alina pun masuk ke ruang keluarga dengan perasaan tak percaya ia duduk di kursi.
"okee Alina tarik nafas, buang, tarik lagii, buang" dengan Gaya nya seperti guru Yoga yang sering ia lihat ketika mengantarkan Zuba latihan Yoga.
" Mimpi apa sih gue anjir, kenapa tiba-tiba dia nganter coklat ke rumah gue tau alamat gue dari siapa juga" Ucap Alina sambil menutupi kedua Mata nya.
"Wihh coklat dari siapa tuh" Suara Zuba terdengar memecahkan suasana hati Alina yang berkecamuk, Zuba yang dari tadi melihat tingkah anak nya dari depan pintu yang entah sejak kapan berdiri melirik Alina.
"Ahh bunda bikin kaget, kebiasaan" Ucap Alina sambil memanyunkan bibir nya.
"Biasanya yang ngirim coklat tuh tanda nya suka loh" cibir zuba yang sudah duduk di sofa samping Alina.
"Apa sih bunda bukan ini dari temen kok" Ucap Alina.
"Temen tapi Demen begitu?" balas Zuba membuat Alina mati Kutu.
"Bukan ihh kakak kelas doang?" Elak Alina sekali lagi.
"Hebat dong kakak kelas bisa kepincut ganteng ga?" Goda Zuba.
"Ah tau lah bunda mah suka gitu" Padahal dalam hati Alina merasakan denyut-denyut syahdu yang tak tahu darimana asalnya sejak bertemu Alando di kantin beberapa hari yang lalu.
" haha ya ya ya abis ini beresin yaa semua ini aduh Alina berantakan banget kamu tuh ya..."
"husttt iya iya bundaku sayangku cintaku Alina beresin Oke mending bunda sayang tidur ya di kamar ayah juga udah pulang" Elak Alina membuat zuba tak melanjutkan pembicaraan nya.
"Yaudah tapi beresin ya, awas" Ancam zuba.
"Alamak galak kali sih emak gue hadehh" Gumam Alina.
Zuba pun naik ke atas dan sesampai nya di tangga atas.
"Alinaaaaa, beresin bukan bengong" Teriak Zuba.
"iyaa Bundaa iyaaa" Alina pun membereskan sisa-sisa makanan ringan nya dan membuang bungkusnya di tempat sampah.
Sampai ia teringat sesuatu."Chat kak nikho belum di bales mati gue" ucap nya sambil menepuk jidat.
Alina pun membalas chat Nikho dan berlanjut sampai malam.
Jangan Lupa Vote terus komentar ya temen-temen vote dan Komentar sangat berarti😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Alando Alina
Romance"Aku Selalu Memerhatikan Mu Dalam Diamku. Selalu Mencoba Mengertimu Dalam Diamku. Selalu Mencoba Menjadi Yang Kamu Mau Meski Aku Diam" -AlandoQomaruzzaman. "Aku Bukan Termasuk Wanita Egois namun Pasal Kehilangan mu Aku Akan Menjadi Wanita Paling Eg...