Wijaya dengan cepat melajukan mobil nya ke sekolahan Alina setelah pihak sekolah menelvon nya di tengah kesibukan nya di kantor yang ia tinggalkan begitu saja, Wijaya faham seperti apa daya tahan tubuh Alina anak nya. Sampai lah Wijaya di sekolah dan memarkirkan mobil nya di halaman sekolah Alina, dengan terburu-buru Wijaya mencari ruang UKS tempat Alina istirahat itu, ia pun bertanya kepada salah satu murid dan murid tersebut menunjukan arah UKS dengan setengah berlari Wijaya menuju ke UKS.
Benar saja ia menjumpai Alina masih memakai oksigen namun kali ini Alina telah sadar, di samping Alina masih ada Alando dan Morikha yang menemani, dan kini Nikho pun ada di sana Wijaya pun menghampiri Alina.
"Alina? Kamu gak apa2 kan nak? Kenapa bisa kambuh lagi?" ucap Wijaya yang telah bergeser mendekati Alina.
"Gak kok ayah, aku baik-baik aja" ucap Alina lemas.
Alando, nikho, dan Morikha pun hanya diam
"Kita ke Rumah Sakit ya nak" bujuk Wijaya kepada Alina.
"Gak usah ayah Alina mau tiduran di rumah aja" pinta Alina.
"Mending lu ke Rumah Sakit al" bujuk Morikha juga.
"Gue lebih baik di rumah aja mo" ucap Alina menolak lagi.
Wijaya tak bisa memaksakan kehendak anak semata wayang nya tersebut, ia hanya menuruti kemauan Alina yang menurut Alina itu baik. Bu Aminah pun datang dan Mengajak Wijaya ber bincang-bincang di kursi nya, Alina pun melepas oksigen nya merasa diri nya sudah agak baik an. Alina melirik ke arah ketiga teman nya tersebut, yang memasang wajah khawatir dan amat serius.
"Yaelah biasa aja kali gue mah gapapa" ucap Alina santai seperti memang tidak ada yang terjadi sebelum nya semua seperti baik-baik saja.
"Sialan lu gue mah udah khawatir udah panik lu malah cengengesan" umpat Morikha kesal.
"Al kamu bener gak apa-apa?" kini suara Nikho memelan dan penuh perhatian.
"Gak kak santai aja" Alina menenangkan.
"Awas aja tuh tali kutang" umpat Morikha yang membuat Alina,Alando,dan Nikho Tertawa.
Morikha hanya memasang muka konyol nya dan memandangi Nikho sesaat, Nikho menangkap tatapan tersebut dan membuang muka. Membuat Morikha harus menahan wajah nya yang memerah.
Alando hanya memandangi wajah Alina yang terlihat pucat, tatapan mata Alina membuat Alando ingin sekali ada di dalam nya, ingin sekali Alando menjadi orang yang bisa menjaga Alina dan tak ingin kejadian seperti ini terulang kembali, ingin menjadi orang yang berarti dalam hidup Alina.
Wijaya pun kembali membuat Alando membuyarkan lamunan nya yang dalam.
"Alina pulang aja dulu ya istirahat" ucap Wijaya.
Alina pun menganggukan kepala nya, di bantu dengan Alando dan Nikho secara bersamaan memegang tangan Alina membuat Wijaya melirik ke arah mereka berdua,Morikha yang melihat kejadian tersebut pun tertawa geli.
"Om-om itu berdua calon mantu om pilih lah yang mana sama-sama ganteng" ucap Morikha yang kali ini tak bisa menahan tawa nya.
"waduh dua-dua an om jadi bingung hehe" ucap Wijaya santai.
Alina pun menepuk pundak Wijaya tanda bahwa jangan meneruskan ucapan nya lagi.
Akhirnya Alina pun pulang bersama dengan Wijaya, diperjalanan Wijaya bertanya banyak hal tentang Alando dan Nikho namun Alina menjawab nya dengan santai seperti ya mereka bukan apa-apa hanya kakak kelas yang care saja, meskipun perasaan Alina belum bisa di jelaskan pada Alando dan sebaliknya Alando memang seperti ada rasa memang Alina tidak ingin mengetahuinya jauh, Alina tidak ingin berharap, sifat Alina yang mudah sekali kecewa membuat nya lebih-lebih merendahkan hati tak ingin terbawa oleh arus perasaan Alando yang kian membuat nya tak habis pikir, Alando tak banyak bicara soal perasaan namun entah mengapa fikiran Alina lah yang menyakini bahwa Alando memang memiliki perasaan pada nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alando Alina
Romance"Aku Selalu Memerhatikan Mu Dalam Diamku. Selalu Mencoba Mengertimu Dalam Diamku. Selalu Mencoba Menjadi Yang Kamu Mau Meski Aku Diam" -AlandoQomaruzzaman. "Aku Bukan Termasuk Wanita Egois namun Pasal Kehilangan mu Aku Akan Menjadi Wanita Paling Eg...