Delapan

60 11 2
                                    

Terlihat raut wajah Alando sedang cemas memandangi Handphone nya tersebut, bibir nya seperti bergumam sesuatu, berdiri kemudian duduk dan berjalan seperti orang kehilangan petunjuk.

"Ayolah Alando lu pasti bisa tinggal chat aja susah banget sih!" umpat Alando kesal dengan diri nya sendiri.

Ia membuka Whatsapp dan mulai mengetik sesuatu namun sekali lagi di hapus oleh nya.

"Lu udah berhasil dapet Whatsapp nya tinggal chat, kenapa sih lu gak kaya Nikho, kenapa lu kaku gini" Alando berbicara pada diri nya sendiri, kali ini ia berdiri di depan cermin kamar nya, dengan sedikit tenang dan mengatur nafas ia akhirnya memberanikan diri untuk mengirimkan sebuah pesan.

Alando Qomaruzzaman: Haii:)

Belum ada balasan sambil menunggu dengan rasa yang tak karuan, Ia sangat mengagumi Gadis yang kali pertama nya ia jumpai di Kantin tersebut, siapa lagi kalo bukan Alina. Handphone Alando bergetar, dengan cepat ia membalas

Alina: Iyaa kak?
Alando Qomaruzzaman: Eum lagi apa Al?
Alina : Cuma tiduran aja kak, kenapa?
Alando Qomaruzzaman: Panggil Alando aja ya gak usah pakek kak.
Alina: Gak enak lah kan kakak kelas.
Alando Qomaruzzman: Kan gue yang nyuruh.
Alina: oh iya deh, udah ya mau tidur gue nya.
Alando Qomaruzzaman: Okee

Chat pun berakhir dalam hati Alando tersenyum bahagia bisa memulai percakapan Kecil dengan gadis yang ia suka, begitupun Sebalik nya Alina sangat bahagia bisa sedikit akrab dengan Alando.

**
Keesokan hari nya di sekolah Alina dan teman-teman mulai berlatih Paskibraka untuk persiapan senin depan, dengan di latih oleh anggota OSIS yang memang bertugas melatih perwakilan kelas yang akan menjadi Paskibara.

Nikho dan teman-teman nya lah yang kebetulan mendapatkan giliran untuk melatih Kelas Alina. Dengan memperhatikan setiap gerakan-gerakan, Alina mendapati Barisan pertama karena tinggi yang lumayan dari pada Morikha atau yang lain nya.

Kondisi badan Alina memang kurang membaik sejak tadi malam namun ia memaksakan ingin ikut latihan agar tidak mengecewakan kelas nya.

Geng Lutfi pun datang menghampiri Nikho, dengan gaya nya yang kekinian di ikuti selir-selir yang selalu membuntuti nya kemana pun dan menuruti apa pun yang ia suruh, terkadang Alina heran buat apa mereka melakukan itu semua? Toh sekolah tidak menganjurkan, namun Alina memilih diam dan masa bodo asalkan tidak mengganggu masa belajar Alina di sekolah.

"Gue ikut ngajarin ya" Pinta Lutfi kepada Nikho.

"Ngapain? Gak usah lu ntar capek cewek kaya lu mana mau panas-panasan, lu pingsan gue gak mau tau ya" ujar Nikho ketus.

"Serah gue lah kan gue kakak kelas juga masa gak boleh sih, sensi amat lu" Balas Lutfi.

"Serah lu deh" Ucap Nikho seraya pergi ke barisan belakang melihat gerakan dari Arah belakang.

Lutfi pun ikut melihat Latihan kelas Alina, dengan gaya nya yang centil itu Lutfi memutar mengelilingi Barisan, sampai pada barisan Alina dengan sengaja Lutfi Menyenggol Alina hingga terjatuh, disitu Alina merasa kepala nya amat berat.

"Upss sorry" dengan wajah yang sengaja.

Morikha pun Membantu Alina berdiri, latihan pun berhenti, Adam juga ikut membantu Alina untuk berdiri.

"Lu disini cuma pengacau tau gak" tegas Nikho kepada Lutfi.

" Dia aja yang lemah senggol dikit aja jatoh gimana mau jadi Paskibra coba ya" ledek Lutfi membuat Alina naik darah.

" Mau lu apa? Lu kalo mau jatohin gue kalo gak suka sama gue bilang, kenapa lu takut kalah saing sama gue? Iya? Cara lu receh banget, kampungan baby!" emosi Alina naik.

"Tarik gak kata-kata lu!" Balas Lutfi dengan Nada tinggi.

"Lu..." belum selesai berbicara kepala Alina terasa sangat berat, semua nya terasa gelap dan akhirnya Alina pingsan.

Nikho amat khawatir dan menggoyang-goyangkan tubuh Alina yang kini berada di pangkuan Nikho, terlihat Morikha juga ikut khawatir.

" semua ini gara-gara lu ya kalo Alina kenapa-kenapa lu orang pertama gue cari" ancam Nikho kepada Lutfi yang hanya diam.

Nikho pun menggendong Alina menuju UKS di ikuti dengan Morikha, sesampainya di UKS Alina di baringkan di tempat yang di sediakan, dalam hati Nikho berharap agar semua baik-baik saja, terbaca dari raut Wajah Nikho yang begitu cemas, Alina pun diperiksa oleh bu Aminah.

"Tadi kenapa kok bisa pingsan?" Tanya bu Aminah dengan memeriksa detak jantung Alina dengan stetoskop.

"Tadi latihan bu di lapangan tiba-tiba dia pingsan, dia udah ngeluh sakit tapi kekeh mau latihan" jelas Morikha.

"Kenapa lu ga ngomong sama gue?" Ucap Nikho kaget.

"engg Alina gak mau siapa pun tau dia sakit kak" Ciut Morikha.

Alando pun masuk ke ruang UKS, seketika wajah Nikho berubah melihat kedatangan Alando yang ia rasa akan merusak suasana.

"Alina kenapa ko?" Terlihat wajah Alando juga begitu cemas "Gue denger dia pingsan kenapa? Lu ngelatih terlalu keras ya?" tambah nya.

"Dia udah sakit tapi ga ngomong" jawab Nikho.

"Alina biar istirahat dulu ya dia cuma kecapean" Ucap bu Aminah seraya meninggalkan tempat dan berbalik duduk di kursi nya.

Setelah diperiksa Alina masih belum sadarkan diri membuat Alando dan Morikha sangat cemas dan bingung harus berbuat apa, sementara Nikho sudah meninggalkan ruangan dengan Alasan ada urusan.

"Alina jangan sakit gue gak bisa liat lu sakit" gumam Alando dalam hati.

Badan Alina bergerak perlahan Alina membuka mata nya, dengan sayu Alina melihat sekeliling ia melihat Morikha dan Alando sedang menatapnya cemas.

"Kenapa gue mo?" Alina membuka suara.

"Lu pingsan tadi, kan gue bilang jangan maksain kehendak" Ujar Morikha.

"Iyaa gue gak apa kok" Alina memenangkan.

"Yang gendong gue siapa?" ucap Alina seraya melirik Alando.

"Bukan gue tapi Nikho" jawab Alando membalas tatapan Alina.

" kak nikho mana? Kok gak ada?" Tanya Alina.

"udah al itu nanti aja bahas nya ya lu istirahat aja oke" Morikha menenangkan Alina.

Alina mengangguk tanda mengiyakan ucapan Sahabat nya tersebut.


Jangan Lupa Vote terus komentar ya temen-temen vote dan Komentar sangat berarti😊

Alando AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang