Dua Puluh

39 7 0
                                    

Hari ini libur sekolah, Wijaya dan Zuba juga libur bekerja karena hari ini hari Weekend, Alina sengaja bangun sedikit siang untuk membalas dendam karena setiap hari ia harus bangun pagi buta untuk ke sekolah, jam menunjukan pukul 07:00 WIB Zuba pun naik ke lantai atas untuk membangunkan Alina yang masih bergaul dengan selimut nya, perlahan Zuba menaiki anak tangga dan Akhir nya sampai di kamar Alina.

Zuba pun mengetuk beberapa kali namun tak ada jawaban, saat memegang gagang pintu ternyata tak terkunci, Zuba pun masuk ke dalam kamar Alina dan membangun kan nya.

Zuba sedikit menggoyang-goyangkan tubuh Alina dengan memanggil nya lirih, perlahan Alina membuka mata nya dan tersadar akan kehadiran Zuba di kamar nya.

"Ih bunda, ini kan hari libur, kenapa bangunin Alina sih" ucap Alina kesal seraya menutupi wajah nya dengan selimut.

"oh kamu gak mau ikut ayah sama bunda? Kaya nya kemaren ada yang ngebet banget pengen jalan-jalan gitu kan" Goda Zuba sambil berbisik pelan di telinga Alina.

Alina yang mendengar hal itu pun langsung membuka selimut dan duduk sambil memandangi wajah bunda nya tersebut.

"Kemana bunda" tanya nya girang.

"Mandi dulu sana, terus siap-siap nanti juga tau, bunda tunggu di meja makan" Jelas Zuba sambil meninggalkan kamar Alina.

"Tapi kenapa bunda baju nya kaya gitu" tanya Alina curiga.

"ini bunda mau ganti baju" ucap Zuba di ujung pintu.

Alina berfikir sejenak, ia takut bahwa bunda nya berbohong agar Alina mau mandi saja, karena memang saat libur Alina jarang sekali mandi. Namun Alina menepis fikiran nya tersebut, ia membereskan kamar nya dan lekas untuk mandi dan ber siap-siap diri.

Di meja makan Wijaya sudah memulai sarapan terlebih dahulu, Zuba yang sudah turun dari kamar Alina juga sudah sarapan bersama Wijaya.

"Udah bangun dia bun?"  tanya Wijaya yang sedang mengunyah sandwich buatan Zuba pagi ini.

"Udah, bentar lagi kan dia turun pasti" jawab Zuba.

Belum 5 menit Zuba menjawab pertanyaan Wijaya Alina telah turun dengan tergesah gesah.

"Ayah nanti mau kemana emang" tanya nya dengan nafas tersengal-sengal.

"Makan dulu lah alina" Jawab Wijaya.

Alina pun akhir nya duduk dan mengambil sepotong sandwich jatah nya yang tersisa.

Alina kini memakai celana panjang levis dan kemeja kotak-kotak berwarna Merah maroon tak lupa kupluk kesayangan yang sudah ia pakai sejak tadi.

"Mau ke mall atau kemana al?" tanya Zuba.

"Terserah deh, yang penting refreshing" kata nya masih fokus pada makanan nya.

"Yaudah abis itu kita mampir dulu ke rumah temen bunda ya" jelas Zuba.

"Ah gak lah Alina gak mau, bunda kalo kumpul tuh ribet terus resek lagi, alay gitu emak-emak" ceplos Alina.

Wijaya hanya tertawa mendengar ucapan putri nya tersebut.

"Gak ada kamu pokok nya harus ikut bunda" tegas Zuba.

Alina hanya memanyunkan bibir tanda kesal terhadap Zuba.

Setelah selesai Sarapan mereka pun menuju garasi mobil untuk segera On the way menuju lokasi tujuan nya.

Di jalan handphone Alina berdering rupa nya Alando menelfon Alina.

"Halo?" Alina membuka pembicaraan.

"Lo sibuk gak? Jalan kuy"  tawar Alando.

"Perasaan baru kemaren kita jalan, gak bisa gue lagi sama orang tua gue" tolak Alina .

"Kemana? Biar gue susulin deh" Elak Alando.

"Kepo lu!" ucap Alina dengan menutup telfon Alando.

Zuba yang penasaran pun memberanikan diri bertanya pada Alina.

"Siapa al? Alando ya?" tanya Zuba tepat sasaran.

"Iyaa bun" jawab Alina singkat.

"Kamu jangan gitu al nanti kalo kamu suka gimana sama Alando, jangan benci-benci" ucap Wijaya.

"Gitu gimana sih ayah, lagian dia ribet" jawab Alina.

Suasana pun hening hingga mereka pun sampai di Mall yang di tuju. Mereka pun turun dan masuk ke dalam Mall, banyak orang yang berjualan baju dan keperluan remaja hingga Anak-anak. Alina yang bingung pun memilih diam hingga ia menemukan sesuatu yang menarik di hati nya.

Mereka berjalan sudah hampir satu jam namun Alina belum menemukan apa yang menarik, berbeda dengan Zuba yang sudah menenteng berbagai macam kantong belanjaan yang sudah di beli tadi.

"Kamu mau apa alina?" tanya Wijaya.

"Gak tau Alina bingung ayah, baju Alina bosen" ucap Alina memelas.

"Gimana kalo sepatu?" tawar Zuba, namun Alina menggeleng kan kepala nya.

Mereka pun berhenti sejenak, dan duduk di kursi yang di sediakan dalam Mall.

Alina pun melihat boneka Minion berukuran jumbo yang menyita perhatian nya. Dengan cepat ia menarik tangan Wijaya untuk membelikan Alina boneka tersebut.

Sesampai nya di tokoh boneka Alina langsung memanggil penjaga tokoh untuk mengambil kan boneka minion idaman nya.

"Alina? Sekamar kamu udah boneka kaya gitu, kamu udah SMA loh sayang" ucap Zuba.

"Ya biarin kalo SMA emang gak boleh beli boneka?" jawab Alina.

Boneka minion tersebut pun sudah ada dalam pelukan bahkan tangan Alina pun tak sampai memeluk boneka jumbo tersebut, Wijaya pun membayar Boneka nya dan mereka meninggalkan tokoh untuk balik menuju rumah teman Zuba.

Alando AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang